Terkini Internasional
Segera Longgarkan Pembatasan, Singapura Bersiap Hidup-Mati Berdampingan dengan Covid-19
Singapura sebagai negara yang dirasa berhasil menanggulangi Covid-19, berniat untuk kembali membuka jalur bisnisnya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM- Singapura sebagai negara yang dirasa berhasil menanggulangi Covid-19, berniat untuk kembali membuka jalur bisnisnya.
Termasuk sebagai negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, Singapura mempersiapkan diri untuk hidup dengan Virus Corona dan menganggapnya seperti penyakit umum lainnya.
Ada kemungkinan bahwa penduduk nantinya akan melihat ratusan kematian akibat Covid-19.

Baca juga: Singapura Lockdown Lagi setelah Sempat Ingin Berdampingan dengan Covid-19, Kenapa?
Baca juga: Singapura Lockdown Kedua, Dilarang Main Alat Musik Tiup hingga Maksimal Terima 2 Tamu per Hari
Namun, hal tersebut tak jauh beda dengan penyakit flu, yang hanya dianggap sebagai penyakit endemik biasa.
Dilansir Reuters, Selasa (17/8/2021), presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Infeksi Asia Pasifik, Paul Tambyah, mengatakan kematian akibat suatu penyakit tak bisa serta merta dihindari.
Kecuali jika Covid-19 bisa dihilangkan seperti halnya penyakit cacar.
"Satu-satunya cara agar tidak ada kematian akibat penyakit di mana pun di dunia adalah dengan menghilangkan penyakit itu sama sekali dan itu hanya dilakukan untuk cacar," kata Paul Tambyah.
Sejak wabah dimulai pada awal Januari 2020, Singapura melaporkan hanya ada 44 kematian akibat Covid-19.
Padahal, pada tahun-tahun biasa, kematian akibat penyakit terkait flu bisa mencapai hingga 800 orang.
"Walaupun gagasan tentang ratusan kematian akibat COVID tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak dilakukan upaya pencegahan, itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat," kata Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS).
Baca juga: Sosok Pasutri Terduga Teroris di Malang, Ngaku Manajer hingga Sering Edarkan Kotak Amal di Toko-toko
Ia menambahkan bahwa sebanyak 1.000 mungkin meninggal dalam satu atau dua tahun ke depan jika vaksinasi di kalangan orang tua tidak membaik.
Diperkirkan bahwa sebagian besar kematian akan terjadi di antara mereka yang berada dalam kelompok usia tertua, yang tetap tidak divaksinasi meskipun memenuhi syarat.
Menurut Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung, masyarakat harus siap secara psikologis bila jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat ketika ekonomi sudah dibuka.
Adapun setelah target vaksinasi mencapai 80% di bulang September, Singapura akan melonggarkan lebih banyak pembatasan.
Pada 16 Agustus, 80% dari mereka yang berusia 70 tahun ke atas telah divaksinasi lengkap, dan yang berusia 60-69 tahun mencapai 88%.
"Hasil awal dari model matematika menunjukkan bahwa perkiraan jumlah kematian dari manula berusia 60 tahun ke atas akan menjadi sekitar 480 pada tahun 2022," sebut Teo Yik Ying, dekan Saw Swee Hock School of Public Health di NUS.
“Jika negara-negara mulai bergerak ke arah strategi endemik Covid-19, diprediksi akan ada lebih banyak kematian terkait, meskipun masih belum jelas berapa banyak peningkatan kematian dan berapa banyak yang akan muncul terlepas dari Covid-19, " pungkasnya.
Baca juga: Bisa karena Kabut Otak, Simak Tips Mengatasi Mudah Lupa seusai Isolasi Mandiri atau Sembuh Covid-19
Baca juga: Singapura Kirim Pasokan Medis ke Indonesia untuk Kedua Kalinya saat Covid-19 Melonjak
Singapura Sempat Kembali Putuskan Lockdown
Angka lonjakan kasus Covid-19 di Singapura kembali mengalami perburukan sejak pekan lalu hingga Selasa (20/7/2021) telah menginfeksi.
Itu merupakan data terakhir dan kemungkinan masih akan mengalami lonjakan.
Angka kasus positif Covid-19 di Singapura telah mencapai angka tiga digit dengan 195 orang per hari pada Selasa (20/7/2021) itu merupakan angka tertinggi sejak tahun lalu tepatnya 10 Juli 2020.
Tempat hiburan karaoke dewasa dan Pelabuhan Ikan Jurong disebut menjadi klaster lonjakan kasus di Singapura.
Dan lonjakan kasus di kedua tempat itu diduga berkaitan.
Ada dugaan seorang pekerja pelabuhan ikan yang tertular Covid-19 juga bekerja pada malam hari sebagai pramuria di karaoke plus-plus atau KTV.
Buruh-buruh di pelabuhan ikan Jurong juga disebutkan sering mengunjungi karaoke plus-plus.
Singapura mengambil keputusan untuk memberlakukan lockdown setelah mempertimbangkan kapasitas rumah sakit dan ruang perawatan intensif atau ICU.
Ada kekhawatiran lonjakan itu berdampak terhadap infeksi Covid-19 terhadap lansia, mengingat banyak lansia yang belum mendapat vaksin Covid-19.
Menurut data terakhir, ada sekitar 200 ribu lansia berumur di atas 60 tahun yang belum mendapat vaksin Covid-19.
Dengan begitu Singapura akan kembali menjalani lockdown yang membatasi interaksi orang hanya sebatas dua orang.
Tempat hiburan juga akan kembali ditutup dan rumah makan hanya melawani take away. (Tribunwow.com/ Via/ Afzal)