Persib Bandung
Godain Robert Alberts, Klub Kasta Tertinggi Liga Australia Gigit Jari: Komitmen Saya Persib Bandung
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts membeberkan bahwa dirinya sempat digoda untuk menangani klub kasta tertinggi Liga Australia.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Mohamad Yoenus
Robert menilai bahwa Maung Bandung memiliki rencana yang matang untuk ke depannya.
Ia juga menegaskan tentang komitmennya kepada klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut.
"Namun demikian, saya juga sudah pernah memberi pernyataan waktu itu dengan jelas bahwa komitmen saya adalah tetap bersama Persib," ucap Robert.
"Saya percaya bahwa Persib adalah klub dengan masa depan (yang bagus)."
"Saya sudah melihat bahwa klub memiliki rencana nyata untuk membuat klub ini sukses berkelanjutan, bukan hanya menjadi juara lalu setelah itu bahkan sulit untuk sekedar mendekati juara lagi," tuturnya.
Baca juga: Ungkap Kesedihan Mendalam, Bek Tengah Muda Persib Bandung: Cepat Membaik Indonesiaku, Aku Rindu
Baca juga: Eks Persib Bandung Hilton Moreira Sering Tolak Tawaran untuk Main di Indonesia dan Brasil, Kenapa?
Kegusaran Robert Alberts Akibat Tertundanya Kembali Liga 1 Indonesia 2021
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts meluapkan amarahnya ketika melihat situasi yang terjadi di Liga 1 Indonesia.
Robert Alberts merasa bahwa hak orang-orang yang hidup di sepakbola di Indonesia seperti tidak diperhatikan.
Pelatih asal Belanda tersebut mengungkapkan, saat ini tidak mendapatkan oleh para petinggi terkait meski para pelatih, pemain dan Offisial tim telah mengorbankan banyak hal untuk sepakbbola.
"Kenapa tidak ada yang membela hak-hak kami, orang-orang yang hidup di sepakbola itu mengorbankan segala untuk sepakbola, tapi tidak ada yang mendukung," tegas pelatih asal Belanda tersebut dikutip TribunWow.com dari Republik Bobotoh.
Kegusarannya tentang situasi yang terjadi saat ini semakin melemahkan visi misi yang telah dicanangkan untuk mendorong sepakbola Indonesia lebih baik.
Ia juga menyampaikan pendapatnya tentang langkah yang sebaiknya ditempuh oleh pemanmgku kebijakan terkait dengan situasi yang dialami sejak tahun lalu tersebut.
"Dimana kepemimpinannya, dimana kekuatan dan visi untuk mendorong sepakbola maju. Harus ada dialog yang demokratis karena ini melibatkan kehidupan banyak orang yang menderita selama 1,5 tahun dan situasinya masih terus sama," imbuhnya.
Robert juga menjelaskan bahwa dampak yang terjadi dengan ditundanya lagi membuat mental dan semangat para pemain dan offisial menurun.
"Orang-orang jangan lupa dan harus memahami ini. Pemain dan official sudah menurun motivasi dan mentalnya, karena kami pemain dan pelatih profesional, pekerjaan kami adalah berlatih, memenangi pertandingan dan merasakan kekalahan lalu bangkit lagi, itu adalah bagian dari sepakbola," katanya.