PPKM Darurat
Fakta Baru Satpol PP Pukul Ibu Hamil di Gowa, Bukan soal Langgar PPKM, Ini Alasannya Aniaya Korban
Aksi oknum Satpol PP menampar ibu hamil di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Aksi oknum Satpol PP menampar ibu hamil di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Terbaru, oknum Satpol PP Mardani Hamdan itu telah ditetapkan sebagai tersangka.
Di hadapan polisi, Mardani mengaku menganiaya korban bukan karena melanggar PPKM Mikro, tetapi gara-gara bagian leher belakangnya dilempar botol.

Baca juga: Wanita Viral Dipukul Satpol PP Ternyata Tak Hamil, Sebut Kandungan di Luar Nalar: Tukang Urut Bilang
Diketahui, korban ialah pemilik warung kopi Riana (34).
Riana dan suaminya dianiaya saat berada di warung kopi milik mereka.
Mardani mengaku, penganiayaan yang dilakukannya terhadap korban karena spontanitas.
Hal itu disampaikan Kuasa Hukum Mardani, Muh Syahfril Hamzah, saat berada di Mapolres Gowa, Sabtu (17/7/2021).
Dari pengakuan Mardani, pemicu penganiayaan itu karena adanya pelemparan.
"Sewaktu mendekati istri dari korban laki-laki dia menuju ke sana katanya ada lemparan yang terkena lemparan lehernya," jelasnya, Sabtu, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Ia mengaku pelemparan terjadi sesaat sebelum terjadi pemukulan.
"Pengakuannya ada spontanitas, karena ada yang melempar botol yang mengenai belakang lehernya, kalau pelemparan kursi itu berikutnya," ujarnya.
Lanjut dia, pengakuan tersangka lemparan botol tersebut dirasakan saat mendekat ke arah korban wanita. Itu terjadi sebelum adanya pemukulan.
"Tidak tahulah itu pengakuan tersangka demikian, iya ada pelemparan sebelum pemukulan, itulah yang dikatakan tadi, terjadi spontanitas memukul suami dan istri, tapi tetap dia akui perbuatannya," urai Syahfril.
Selain itu, alasan Mardani kembali ke dalam warkop tersebut dan memeriksa izin usaha dari inisiatif dirinya sendiri dan tidak ada yang memprovokasi.
Terakhir, Syahfril kembali menegaskan, tersangka sangat menyesali perbuatannya.
Baca juga: Kecam Oknum Satpol PP Gowa yang Pukul Ibu Hamil 9 Bulan, Bupati Adnan: Saya Tidak akan Mentolerir
Pengakuan korban
Pemilik warkop Nurhalim alias Ivan membagikan kronologi penganiayaan yang menimpanya dan sang istri.
Ivan mengatakan, awalnya ia sedang live endorse di Facebook dan memutar musik lalu petugas datang.
Dia mengaku telah menutup warkop miliknya pada Rabu (14/7/2021) pukul 18 45 Wita.
"Kami live pasti ada musik, kami cari nafkah, dia kira warkop kami buka, petugas mengecek semua dan tidak ada satupun pengunjung" kata Ivan, Kamis (15/7/2021), dikutip dari Tribun-Timur.com.
Kemudian, seorang petugas menegur istrinya karena memakai pakaian terbuka atau baju tidur.
"Jadi saya sampaikan apa hubungannya PPKM dengan baju tidur yang terbuka, inikan bukan cuman warkop tapi rumah saya juga. Dan tim PPKM meminta maaf karena hanya salah paham," kata dia.
Namun ketika tim PPKM Mikro keluar dari warkop milik Ivan, salah seorang oknum Satpol PP kembali masuk dan bersikap arogan serta marah-marah sembari menunjuk Riana, istri Ivan.
Kemudian terjadilah penganiayaan oknum Satpol PP sebagaimana dalam video yang viral di media sosial.
Tanggapan Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menanggapi insiden pemukulan seorang Satpol PP kepada ibu pemilik warung di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Jokowi meminta, para aparat keamanan penertiban Pemperlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk tidak bersikap keras dan kasar.
Hal tersebut diungkap Jokowi saat menggelar rapat terbatas dengan para menteri yang diunggah dalam Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).
Jokowi menanggapi kasus ini sebagai bahan evaluasi berkaitan dengan Mobility Indeks, yakni mobilitas masyarakat saat pemberlakukan penyekatan saat berkegiatan.
Untuk itu, Jokowi meminta kepada Polri dan juga Menteri Dalam Negeri untuk dapat mensosialisasikan kepada para jajarannya di daerah-daerah untuk bersikap tegas dan santun.
"Saya minta kepada Polri dan juga Menteri Dalam Negeri untuk sampaikan kepada daerah, agar jangan keras dan kasar, tapi tegas dan santun," kata Jokowi.
Mengingat, kejadian ini dapat membuat masyarakat menjadi antipati terhadap aparat.
Selain itu, kejadian ini juga dapat menyulutkan panasnya suasana masyarakat di tengah kesulitan saat ini.
"Saya kira, tragedi seperti di Sulawesi, seorang Satpol PP memukul pemilik warung apalagi ibu-ibu, ini dapat menjadi memanaskan suasana," terang Jokowi.
Untuk itu, Jokowi meminta seluruh aparat agar lebih hati-hati dalam melakukan penertiban PPKM.
Baik kepada masyarakat, para pedagang, (pedagang kaki lima (PKL) hingga pemilik toko yang masih buka selama jam pemberlakukan PPKM.
Bahkan Jokowi memberikan contoh, demi menjaga agar tidak terjadi keributan dengan masyarakat, aparat dapat menyampaikan pesan atau perintah penyekatan sambil bagi beras.
"Hati-hati dalam melakukan penyekatan penanganan terhadap masyarakat, pedagang, PKL, toko, (lebih baik) sambil sosialisasi memberikan ajakan (kepada masyarakat) sambil bagi beras, itu mungkin sampai pesannya," pinta Jokowi.
Sebagai informasi, kejadian di Kabupaten Gowa ini sempat ramai menjadi topik masyarakat.
Mengingat, kejadian ini dilakukan oleh aparat penegak hukum sendiri.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Tribun-Timur.com/Sayyid Zulfadli Saleh Wahab)
Berita terkait PPKM Darurat Lainnya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kasus Satpol PP Tampar Ibu Hamil di Gowa, Ngaku Hanya Spontan karena Dilempar Botol, dan Jokowi Sentil Soal Satpol PP Pukul Pemilik Warung di Gowa Sulsel, Minta Jangan Keras dan Kasar