Dokter Lois Tak Percaya Covid
Kata Polisi soal Kejiwaan Dokter Lois yang Sebar Hoaks Covid: Penyidik Tahu yang Harus Dikerjakan
Pihak kepolisian telah menetapkan dr. Lois Owien sebagai tersangka penyebaran berita hoaks terkait Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Selain itu, Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 dan/atau Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 dan/atau Pasal 14 ayat (1) dan Undang Nomor 4 Tahun 1984 dan/atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Sudah Hina IDI dan Dokter sejak 2020
Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr Tirta Mandira Hudhi mengatakan, dokter Lois ternyata sudah membuat kontroversi sejak tahun 2020 lalu.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut disampaikan oleh dr Tirta di akun Instagram miliknya @dr.tirta, Selasa (13/7/2021).
Ia mengatakan, akun media sosial (medsos) dokter Lois diketahui sudah ada sejak Desember 2020 silam.
Bahkan kala itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah mengamati pergerakan akun medsos dokter Lois.
Dokter Tirta menjelaskan, sejak Desemebr 2020 hingga terakhir Juli 2021, dokter Lois selalu menyampaikan makian kepada IDI, dr Tirta hingga dokter-dokter lainnya.
"Lois ini menghina IDI, lalu membuat postingan yang menghina banyak dokter," ungkap dr Tirta.
Dulu pada tahun 2020, IDI sempat menanggapi serius akun medsos dokter Lois namun tidak didalami lebih lanjut karena diduga akun tersebut adalah palsu.
"Sebenarnya akun Twitter Lois, Instagram Lois, dan FB Lois itu sudah pernah didiskusikan IDI ke Kementerian Informasi sama Kemenkes, cuman karena dianggap fake account, diabaikan," kata dr Tirta.
Dokter Tirta bercerita, dokter Lois mulai menyebar narasi hoaks soal Covid-19 ketika masuk bulan Februari.
Narasi hoaks yang disampaikan mulai dari penyebab pasien Covid-19 meninggal karena obat hingga penggunaan vitamin C 1 gram per 3 jam.
Kala itu dokter Lois telah berkali-kali diundang oleh IDI untuk melakukan debat ilmiah namun selalu menolak.
"Lois ini memang sudah pernah dikasih wadah dari bulan Januari, Februari, dan Maret," ujar dr Tirta.
"IDI ini awal mula mengedepankan debat."