Euro 2020
Butuh 55 Tahun untuk Inggris Kembali Main di Final Euro 2020, Media Italia Sebut Ada Konspirasi
Dari fase grup hingga final, mereka belum bertemu tim papan atas minimal, yang berada di 10 besar peringkat FIFA jika bisa dijadikan patokan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menjadi oposisi yang vokal terkait penolakan tersebut telah mendukung sikap UEFA.
Mereka juga menyoroti terkait penyelenggaraan semifinal dan final Euro 2020 yang tetap dilaksanakan di Wembley meski dapat kecaman banyak pihak berkaitan dengan kasus Covid-19 di Inggris yang tinggi dan munculnya kasus Covid-19 klaster Euro 2020.
"Sayang sekali, sebenarnya tim nasional ini tidak membutuhkan bantuan, tetapi apa yang terjadi bulan ini, dengan UEFA mengabaikan seruan dua pemerintah (Jerman dan Italia) dan seruan peringatan yang diluncurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, memberikan gambaran tentang apa suasananya seperti," lanjutnya.
"Untuk Inggris, ini adalah turnamen kandang tetapi mereka harus bermain melawan Italia dan mereka khawatir."
"Roberto Mancini malah harus memperhitungkan dua hal: konsistensi lawan dan angin politik yang berhembus."
"Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tercatat dalam sejarah sebagai orang yang menyelamatkan sepak bola Eropa, sebuah balasan akan logis."
"Kita mungkin berpikir buruk, kita mungkin berdosa, tapi lebih baik daripada menjadi bodoh."
Tuduhan seperti itu muncul setelah Inggris mendapat penalti yang tidak wajar dala pertandingan semifinal Euro 2020.
Di Semifinal Euro 2020 juga banyak yang menjadi kontroversi seperti adanya dua bola dalam satu lapangan.
Selain itu, tingkah suporter Inggris juga mengecewakan dengan mengejek lagu kebangsaan Denmark dan menyorot laser kepada kiper Denmark yang sedang bersiaga untuk tendangan penalti.
Banyak warga Italia yang ikut mempertanyakan dan mencemooh penalti tersebut.
Bintang Italia dan Paris Saint-Germain Marco Verratti juga ikut beraksi, bersikeras bahwa The Three Lions telah mencapai final pertama mereka selama 55 tahun karena keberuntungan.
"Itu adalah penalti yang murah hati, saya tidak akan bersiul untuk itu," ujarnya.
"Itu adalah gol penting, mereka memenangkan pertandingan, katakanlah itu penalti yang bagus," lanjutnya. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Euro 2020 Lainnya