Terkini Daerah
Kronologi 2 Warga Penambang Timah Terkubur Hidup-hidup di Lubang 28 Sedalam 28 Meter di Babel
Dua orang asal Banten saat ini masih menghilang di kedalaman 28 meter di lokasi tambang Desa Mayang, Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Dua orang asal Banten saat ini masih menghilang di kedalaman 28 meter di lokasi tambang Desa Mayang, Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kapolsek Kelapa Kampit, AKP Morhan Sabar Lumbantoruan, menceritakan kronologis yang menimpa para penambang.
Pada Minggu pagi pukul 09.00 WIB ada enam penambang yang masuk ke dalam lubang tambang untuk memasang alat penghisap air.
Baca juga: Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Purworejo, Bermula dari Unjuk Rasa Penolakan Tambang Andesit
Mereka adalah Hardi, Andri, Naryo, Wirya, Juhedi, dan Asep.
Mereka berenam dibagi ke tiga ring lubang, pertama ring satu dengan kedalaman 13 meter yaitu dijaga Hardi dan Asep.
Ring kedua di kedalaman 20 meter dijaga oleh Juhedi dan Wirya.
Lalu di ring ketiga dengan kedalaman 28 meter dijaga Naryo dan Andri.
"Dari keterangan saksi, pada pukul 12.00 WIB saat Naryo dan Andri memasang alat penghisap air, tiba-tiba dari dalam lubang terpancar air yang sangat deras sehingga membuat dua orang itu tidak bisa menyelamatkan diri," ungkap AKP Morhan.
Sedangkan orang yang berada di ring dua yaitu Juhedi dan Wirya, lanjutnya, terpental ke luar akibat hempasan angin dari dalam lubang dan bisa diselamatkan.
"Belum diketahui bagaimana keadaan korban. Saat ini masih dilakukan olah TKP dan upaya pencarian korban," kata AKP Morhan.
Baca juga: 3 Warga Tewas Satu per Satu di Dalam Lubang Tambang, Saksi: Apa Dibunuh Iblis, Kita Tak Tahu
Kesulitan Evakuasi
Tim SAR Gabungan akan melanjutkan pencarian dua korban kecelakaan tambang timah di Desa Mayang, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (29/6/2021) hari ini.
Pada pencarian hari kedua dihentikan pukul 17.00 WIB, Senin (28/6/2021) kemarin.
Namun, belum ada tanda-tanda Andri dan Naryo bisa ditemukan di kedalaman tambang timah 28 meter.
Andri (22) warga Desa Parung Kokosan, Cikeusik, Pandeglang, Provinsi Banten dan Naryo (34) warga Desa Tugu, Cimanggu, Pandeglang, Provinsi Banten.
Di Belitung Timur, mereka tinggal di Dusun Penirukan, Desa Mayang, Kelapa Kampit.
Tim SAR Gabungan yang mencari korban di izin usaha pertambangan (IUP) PT Menara Cipta Mulia (MCM) bekerja mulai pukul 10.00 WIB, Senin kemarin.
Danpos Basarnas Belitung Rahmatullah Hasyim mengatakan pihaknya sudah melakukan penyedotan air, namun tak membuahkan hasil.
"Akan dilanjutkan besok (hari ini)," kata Hasyim, Senin kemarin.
Kendalanya yang dihadapi adalah sulit menuju lokasi korban karena berbentuk terowongan dengan diameter tak sampai 1 meter.
Dia mengakui risiko penyelamatan sangat tinggi bagi Tim SAR Gabungan.
"Lorong yang sangat sempit berukuran 80x60 centimeter, serta banyak ganguan seperti debit air," ujarnya.
Proses pencarian korban akan dilanjutkan Selasa (29/6/2021), dengan mempertimbangkan debit air.
Dua warga Banten itu mengalami kecelakaan tambang saat bekerja untuk memasang alat penghisap air di kedalaman 28 meter, Minggu (27/6/2021) siang.
Tubuh keduanya belum ditemukan dan terus dilakukan pencarian sampai Senin (28/6/2021).
Tidak mudah bagi Tim SAR Gabungan mencari korban karena kondisi tambang yang berbeda dari biasanya.
Lubang berbentuk seperti berulir itu, berdiameter sekitar 80 Cm dan digali sampai kedalaman 28 meter.
Sehingga, tim yang melakukan pertolongan kesulitan masuk ke dalam lubang tambang.
Salah satu yang mencoba masuk ke dalam lubang adalah Dimas (25), personel Basarnas yang diterjunkan ke lokasi.
"30 detik sebelum naik sudah merasakan sesak jadi berkabar ke atas minta segera dinaikkan karena jika lebih dari waktu yang ditentukan bisa membahayakan," kata Dimas yang bergabung di Basarnas sejak 2015 lalu.
Saat menuruni lubang itu, Dimas mengungkapkan bahwa dinding lubang sangat licin sehingga tidak dimungkinkan untuk turun lebih dari satu orang selain memang lubangnya yang sempit.
Dia menuturkan hanya bisa bertahan dua sampai tiga menit di dalam lubang.
Setelahnya sudah merasa sesak karena tekanan udara yang rendah.
Anggota Basarnas Belitung bernama lengkap Dimas Handika itu turun ke lubang tempat dua penambang terjebak di kedalaman 28 meter setelah kecelakaan tambang, Senin (28/6/2021) pagi sekitar Pukul 10.00 WIB.
Ditemui posbelitung.co setelah naik kembali ke daratan, Dimas bercerita ada merasa takut saat ditunjuk turun ke lubang tersebut.
Namun, karena rasa tanggungjawabnya yang tinggi terhadap profesi, Dimas turun ke lubang tersebut dengan berani.
Lelaki beranak satu itu menjelaskan saat turun sudah dilengkapi dengan alat-alat keselamatan diri sehingga menjamin keamanan.
Sebelumnya, Kapolsek Kelapa Kampit AKP Morhan Sabar Lumbantoruan mengatakan dua penambang ini terjebak saat akan memasang alat penghisap air.
"Ada enam penambang namun dua orang di antaranya diduga tertimbun," kata AKP Morhan kepada posbelitung.co, Minggu.
Lubang Tambang tempat korban terkubur adalah lokasi tambang aktif. (*)
Berita terkait Tambang Timah Lainnya
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Dua Warga Banten Penambang Timah Terkubur Hidup-hidup di Lubang Sedalam 28 Meter di Belitung Timur