Breaking News:

Terkini Daerah

Babak Belur Dianiaya Preman, Korban Histeris Pelaku Dibebaskan: Kalau Aku Mati Siapa Tanggung Jawab?

Seorang wanita paruh baya asal Simalungun, Sumatera Utara, Nurieni Saragih, menangis histeris di depan ruangan Satreskrim Polres Simalungun.

YouTube Official iNews
Seorang wanita paruh baya asal Simalungun, Sumatera Utara, Nurieni Saragih, menangis histeris di depan ruangan Satreskrim Polres Simalungun. 

TRIBUNWOW.COM - Seorang wanita paruh baya asal Simalungun, Sumatera Utara, Nurieni Saragih, menangis histeris di depan ruangan Satreskrim Polres Simalungun.

Dilansir TribunWow.com, tangis Nurieni pecah seusai enam tersangka kasus penganiayaan dan perusakan rumahnya dibebaskan.

Nurieni ketakutan jika dibunuh enam preman yang kini bebas itu.

Di hadapan polisi,Nurieni menangis dan bersimpuh meminta enam tersangka penganiayaan segera ditahan.

"Nyawa saya terancam kalau tidak ditahan orang itu," ujar Nurieni pada polisi, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Kamis (24/6/2021).

"Tolonglah aku, aku udah tua."

Seorang wanita paruh baya asal Simalungun, Sumatera Utara, Nurieni Saragih, menangis histeris di depan ruangan Satreskrim Polres Simalungun.
Seorang wanita paruh baya asal Simalungun, Sumatera Utara, Nurieni Saragih, menangis histeris di depan ruangan Satreskrim Polres Simalungun. (YouTube Official iNews)

Baca juga: Fakta Viral Rombongan Pengantar Jenazah Aniaya Sopir Truk di Cilincing, 5 Pelaku Akhirnya Ditangkap

Baca juga: Hilang setelah Mengaji di Malam Hari, Bocah Kelas 5 SD di Bengkalis Diduga Dianiaya hingga Tewas

Sembari memohon, Nurieni yang masih menangis tersedu-sedu mengaku takut dibunuh keenam preman tersebut.

Ia pun tak hentinya memohon di hadapan polisi.

"Kalau enggak ditahan, kalau aku mati siapa yang tanggung jawab?," ujarnya menangis.

"Aku minta tolong tahan yang sudah tersangka."

"Tolong aku, aku sudah teraniaya, udah korban, tolong tangkap yang udah tersangka."

"Saya tidak nyaman di kampung," lanjutnya.

Polisi tak menahan enam preman tersangka penganiayaan dan perusakan rumah Nurieni karena tak menemukan cukup bukti.

Polisi berdalih tak menemukan video penganiayaan dan perusakan rumah korban.

Saat ditemui, Nurieni mengatakan trauma setelah dianiaya hingga babak belur oleh para preman teersebut.

Halaman
12
Tags:
PenganiayaanPremanSimalungunSumatera Utara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved