Breaking News:

Terkini Nasional

Haji 2021 Resmi Hanya untuk Warga di Arab Saudi, Menag Gus Yaqut Harap Hoaks Seputar Haji Berakhir

Pelaksanaan haji tahun 2021 dipastikan hanya akan bisa diikuti oleh warga di Arab Saudi.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Instagram/@gusyaqut
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam acara Mata Najwa, Rabu (9/6/2021) malam. Terbaru, Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman menyampaikan siaran pers dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait keputusan Arab Saudi soal Haji tahun 2021. 

TRIBUNWOW.COM - Arab Saudi telah resmi mengumumkan bahwa pelaksanaan ibadah Haji tahun 2021 hanya akan bisa diikuti oleh warga di dalam negeri saja karena adanya pandemi Covid-19.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, pada Sabtu (12/6/2021).

Menanggapi hal ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap agar hoaks seputar info haji segera berakhir.

Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman menyampaikan siaran pers dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait keputusan Arab Saudi soal Haji tahun 2021.
Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman menyampaikan siaran pers dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait keputusan Arab Saudi soal Haji tahun 2021. (Instagram/@fadjroelrachman)

Baca juga: Arab Saudi Hanya Izinkan 60 Ribu Warga Dalam Negeri Laksanakan Ibadah Haji Tahun 2021

Harapan tersebut disampaikan oleh Yaqut atau akrab disapa dengan nama Gus Yaqut dalam siaran persnya, yang diumumkan oleh Fadjroel Rachman selaku Juru Bicara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di akun Instagram @fadjroelrachman.

"Pemerintah Saudi mengumumkan haji hanya dibuka untuk domestik dan ekspatriat saja. Dengan menimbang keselamatan dan keamanan jemaah dari ancaman Covid-19 yang belum reda. Sebagaimana Pemerintah RI, keselamatan dan keamanan jemaah, selalu menjadi pertimbangan utama," kata Yaqut di Jakarta, Sabtu (12/6/2021).

"Jumlah kuota ditetapkan 60 ribu, ini jauh lebih banyak dibanding tahun lalu," sambungnya.

Yaqut turut menyampaikan apresiasinya terhadap Arab Saudi yang telah mengambil keputusan resmi soal haji 2021.

"Keputusan ini menunjukkan Saudi menomorsatukan aspek keselamatan dan kesehatan jiwa jemaah."

"Dengan pembatasan ini, maka protokol kesehatan akan tetap bisa berjalan dengan baik sekaligus mengantisipasi potensi penularan wabah dengan jumlah yang masif," jelasnya.

Selain itu, Yaqut juga berharap agar keputusan resmi dari Arab Saudi ini dapat mengakhiri hoaks seputar haji yang beredar di Indonesia sejak pengumuman pembatalan keberangkatan jemaah haji Indonesia pada 3 Juni lalu.

"Keputusan Saudi senapas dengan semangat Indonesia yang ingin menjaga keselamatan jemaah."

"Diharapkan masyarakat untuk patuh menjaga protokol kesehatan agar Covid segera tertangani sehingga jika tahun depan haji bisa dilaksanakan lagi kita sudah siap," ujar Yaqut.

Tak lupa Yaqut mengajak semua pihak untuk bisa mengambil hikmah dari kejadian ini.

"Kita sekarang akan fokus pada persiapan penyelenggaraan haji 1443 H. Pemerintah Indonesia akan secara aktif dan lebih dini melakukan komunikasi dengan Pemerintah Saudi," tutup Yaqut.

Baca juga: Diminta Tak Sebar Informasi Sesat soal Haji, Rocky Gerung Tantang Balik Ketua Komisi VIII DPR

Diketahui, tidak seluruh warga Arab Saudi diperbolehkan untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 2021 ini.

Kali ini ibadah haji terbatas hanya untuk 60 ribu warganya yang telah divaksinasi Covid-19.

Pengumuman ini berarti menegaskan bahwa ibadah haji tahun ini tidak akan diikuti oleh warga dari negara-negara lain di luar Arab Saudi.

Informasi ini disampaikan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, lewat akun media sosialnya, Sabtu (12/6/2021), dikutip dari france24.com.

"Melihat perkembangan dari pandemi Virus Corona dan munculnya mutasi jenis baru, pendaftaran haji hanya dibatasi untuk penduduk dan warga dari dalam kerajaan," terang Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Persyaratan bagi penduduk dalam Arab Saudi yang boleh menunaikan ibadah haji di antaranya adalah berusia 18-65 (tanpa penyakit kronis), telah divaksinasi, dan tidak terpapar Covid-19.

Baca juga: Disebut Sebarkan Hoaks soal Haji oleh DPR, Rocky Gerung: Hoaks Terbaik Itu yang Dibuat Pemerintah

Bahas Haji, Rocky Gerung Bawa Rizieq dan Kadrun

Di sisi lain, sebelumnya, sebanyak dua anggota DPR RI yang hadir di acara Mata Najwa, Rabu (9/6/2021) malam, sependapat menolak analisis dari pengamat politik Rocky Gerung soal haji.

Rocky diketahui mengaitkan sosok pentolan FPI Rizieq Shihab yang ia sebut memiliki dampak terhadap hubungan diplomasi Indonesia-Arab Saudi.

Meski mendapat bantahan, Rocky mengaku dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Pengamat politik Rocky Gerung dalam acara Mata Najwa, Rabu (9/6/2021) malam. Rocky menjelaskan analisanya soal kaitan Rizieq Shihab dan diplomasi Indonesia-Arab Saudi bisa saja salah.
Pengamat politik Rocky Gerung dalam acara Mata Najwa, Rabu (9/6/2021) malam. Rocky menjelaskan analisanya soal kaitan Rizieq Shihab dan diplomasi Indonesia-Arab Saudi bisa saja salah. (YouTube Najwa Shihab)

Baca juga: Bantah Tudingan Caper ke Presiden, Yandri Ungkap Tujuan Tantang Rocky Gerung Debat Bahas Haji

Ia meyakini diplomasi melibatkan hal-hal yang tak bisa dibuka ke publik.

"Tidak ada soal bagi saya, karena diplomasi bagi saya prinsipnya the art of speaking the unspeakable (seni membicarakan hal yang tak bisa dibicarakan)," ungkap Rocky.

"You membuktikan yang unspeakable (tidak bisa dibicarakan), bagaimana caranya itu?" kata Rocky.

Rocky lalu menjabarkan analisisnya, yakni sosok Rizieq yang memiliki dampak terhadap hubungan diplomasi antara Indonesia-Arab Saudi.

Pada kesempatan yang sama, Rocky juga mengungkit-ungkit sebutan kadrun.

"Saya tetap bikin analisis itu, bahwa Arab Saudi ingin memperoleh keuntungan diplomasi dengan dengan soal ini di dalamnnya ada faktor Habib Rizieq," kata Rocky.

"Karena Habib Rizieq pernah diantar pulang oleh Arab Saudi."

"Lalu ada soal kadrun, Arab Saudi tentu kupingnya panas, ini ngapain sih kadrun, kadrun."

"Yang di-satire kan kita, jadi itu mesti juga dihitung sebagai paket kebijakan," sambungnya.

Menurut Rocky, cara untuk membuktikan hal-hal yang tidak diungkap ke publik adalah melalui analisis.

"You bisa bilang jauh sekali, memang jauh sekali, tetapi diplomasi enggak ada yang terbuka," tegas Rocky.

"Itu pentingnya think the unthinkable (berpikir yang tidak terpikirkan), dan mengintip apa yang unspeakable (tidak bisa dibicarakan)."

"Anda mau membuktikan dengan cara apa? Satu-satunya dengan membuat analisis," lanjut Rocky.

Kendati demikian, Rocky juga menyampaikan bahwa analisisnya bisa saja salah.

"Analisis ini bisa salah, bisa aja, Anda juga bisa membuat kekeliruan untuk menganalisis analisis saya, sama saja," kata Rocky.

"Tapi hak saya untuk bikin analisis itu dasarnya kapasitas akademik saya untuk berpikir secara diplomatis," pungkasnya. (TribunWow.com/Anung)

Berita lain terkait Ibadah Haji

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved