Terkini Daerah
2 Jam setelah Jokowi Dicurhati Sopir Truk, Polisi Ciduk 49 Pelaku Pungli di Tanjung Priok
Pungutan liar di Tanjung Priok terjadi sejak sopir truk masuk bertemu sekuriti hingga pada saat mau keluar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Total 49 pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah diamankan oleh pihak kepolisian, pada Kamis (10/6/2021).
Penangkapan tersebut dilakukan hanya berselang beberapa jam setelah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima keluhan dari seorang sopir truk yang kerap mengalami pungli.
Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, ada dua PT yang karyawannya terlibat dalam aktivitas pungli terhadap sopir truk kontainer di kawasan Tanjung Priok.

Baca juga: Kunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Presiden Jokowi Temukan Aksi Premanise: Ditodong Celurit
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus dalam konferensi pers, Jumat (11/6/2021).
Yusri menyebut, dua PT tersebut adalah PT DKM dan PT GFC.
Total ada 49 orang karyawan dari dua PT itu yang diamankan karena terlibat aktivitas pungli.
Pertama pada karyawan PT GFC, pungli dilakukan di lima pos, mulai dari masuk pelabuhan Tanjung Priok hingga pengangkatan kontainer.
"Di pintu masuk sekuriti harus bayar Rp 2 ribu," jelas Yusri.
"Kemudian pos 2 masuk di bagian survei, itu biasanya masuk lagi Rp 2 ribu."
Selanjutnya di pos ketiga yang merupakan tempat pencucian, sopir membayar lagi sebanyak Rp 2 hingga Rp 5 ribu.
Yusri menambahkan, pungli pada malam hari bisa lebih besar karena pengawasan yang minim.
Selanjutnya saat pengangkatan kontainer oleh crane, sopir harus membayar minimal Rp 5 ribu.
"Terakhir keluar depo harus bayar lagi Rp 2 ribu," kata Yusri.
Yusri mengatakan, satu kendaraan minimal harus membayar uang minimal Rp 13 ribu.
"Satu hari itu bisa 500 kendaraan kontainer," kata Yusri.
Yusri mengatakan, para pelaku pungli total bisa meraup Rp 6,5 juta sehari.
Kemudian di PT DKM terdapat empat pos.
Serupa dengan pungli oleh karyawan PT GFC, di PT DKM, sopir truk membayar total pungli sekira Rp 11 ribu.
"Belum lagi premanisme-premanisme yang ada di luar," kata Yusri.
Yusri menyampaikan, polisi juga turut mengamankan premanisme jalanan berupa anak-anak jalanan, pak ogah, hingga pungli modus mengetok-ngetok kaca sopir ketika macet.
"Ini juga diamankan mereka semuanya," kata dia.
Yusri menegaskan, penangkapan ini bukanlah akhir dari penyelidikan pihak kepolisian.
"Saya katakan ini baru di permukaan," kata dia.
"Perintah Pak Kapolda Metro Jaya membentuk tim."
Yusri mengatakan, ketika 10.30 WIB Presiden Jokowi menerima keluhan soal pungli, polisi langsung bertindak dan mengamankan para pelaku pukul 13.00 WIB.
Baca juga: Istri Lama di Taiwan, Pria di Sragen Nafsu Cabuli Keponakan serta Masturbasi di Depan Anak Kandung
Simak videonya mulai menit ke-awal:
Jokowi Langsung Telepon Kapolri
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengunjungi salah satu sudut di kawasan Tanjung Priok Jakarta pada Kamis (10/6/2021) siang.
Jokowi mengunjungi kawasan itu seusai mendapati keluhan dari sosial media (sosmed) perihal sopir truk yang kerap mengalami premanisme.
Dalam postingan Instagram pribadinya @jokowi pada Kamis (10/6/2021) dirinya juga mendapati keluhan berupa pungutan liar (pungli) di depo-depo kontainer saat sopir tersebut sedang bekerja.
Baca juga: Cerita Rizqi, Bocah SD di Sleman yang Viral karena Tulis Surat Minta Jambu Mawar: Harus Minta Izin
Dalam postingannya Jokowi menulis, saat macet, sopir tersebut kerap dinaiki mobilnya, dan ditodong menggunakan celurit.
Sopir-sopir tersebut mengaku tidak ada yang berani menolong, meski di depan belakang ada pekerja lain.
"Dan ternyata benar. Mereka kerap menjadi sasaran tindakan premanisme. 'Begitu keadaan macet, ada ada yang dinaiki mobilnya, bawa celurit atau nodong begitu. Enggak ada yang berani menolong, Pak'," tulis Presiden Jokowi dalam postingannya.
Seusai mendengar keluhan para sopir kontainer di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jokowi langsung memanggil ajudannya.
Dikutip dari Tribunnews.com pada Kamis (10/6/2021) pria kelahiran solo tersebut lantas memanggil ajudannya, Kolonel Pnb. Abdul Haris untuk menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dalam percakapannya, Presiden Jokowi meminta kepada Kapolri untuk menyelesaikan soal premanisme dan pungli.
"Enggak, ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu," ucap Jokowi saat menelpon Kapolri.
"Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak driver yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri."
Lantas, Kapolri yang saat itu ditelepon memberikan jawaban siap kepada Jokowi.
"Siap Bapak," jawab Kapolri.
Presiden Jokowi sudah menangkap situasi di tempat itu dan berjanji akan terus memantau penyelesaian permasalahan tersebut.
"Perintahnya ke Kapolri biar semuanya jelas dan bisa diselesaikan di lapangan. Nanti akan saya ikuti proses ini," ujarnya.
"Kalau keluhan-keluhan seperti itu tidak diselesaikan, sudah pendapatannya sedikit, masih kena preman, masih kena pungli, itu yang saya baca di status-status di media sosial. Keluhan-keluhan seperti itu memang harus kita selesaikan dan diperhatikan."
(TribunWow.com/Anung/Krisna)
Sebagian artikel ini telah diolah dari Tribunnews.com dengan judul Dapat Keluhan Maraknya Pungli Kepada Sopir Kontainer, Jokowi Langsung Telepon Kapolri