Viral Medsos
Viral Nota Warung Makan Harga Tak Wajar, Pemilik Sebut Salah Hitung: Yang Kerja Mungkin Ngantuk
Pengelola kedai Rizqi Maulana bernama Dila Nuraulia (29) mengatakan permasalahan tersebut terjadi dikarenakan kesalahan pegawai dalam menghitung harga
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNNEWS.COM - Warung makan yang mematok harga tinggi bagi wisatawan sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
Satu di antaranya adalah kasus soal beredarnya nota warung makan di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bahkan camat setempat sempat turun tangan dan melakukan sidak ke warung tersebut untuk mendalami permasalahan tersebut.

Namun, ternyata pemilik warung membantah bahwa dia menaikkan harga, menurutnya harga yang ia patok terbilang normal.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, pengelola kedai Rizqi Maulana bernama Dila Nuraulia (29) mengatakan permasalahan tersebut terjadi dikarenakan kesalahan pegawai dalam menghitung harga.
Baca juga: Fakta Viral Foto Nota Warung Makan dengan Harga Tak Wajar di Bogor, Camat Cisarua Turun Tangan
"Kalau itu sih bukan tembak harga ya, memang harganya segitu. Cuman kesalahannya yang Rp 18 ribu kali dua sama dengan Rp 54 ribu itu harusnya Rp 36 ribu, kebetulan yang kerjanya mungkin ngantuk capek," kata Dila Nuraulia kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (2/6/2021).
Dirinya menganggap kesalahan tersebut terjadi dikarenakan kejadian saat itu terjadi waktu dini hari.
Dila juga mempersilakan orang yang merasa dirugikan atas kesalahan pegawainya tersebut untuk datang ke warungnya lagi.
Dia akan mengembalikan selisih harga yang menjadi permasalahan itu.
"Ngehubungi saya aja atau datang lagi kesini, uangnya dikembaliin kalau merasa dirugiin mah," kata Dila.
Pemilik warung yang telah berdagang sejak dua tahun lalu itu mengatakan sempat khawatir warungnya akan sepi setelah nota milik warungnya viral di media sosial.
Namun ternyata apa yang dikhawatirkannya itu tidak terjadi, menurutnya orang yang berwisata sudah paham dengan harga di sana.
Baca juga: Viral Tarif Parkir Rp 20 Ribu di Malioboro, Dishub Yogyakarta dan Forpi Angkat Bicara
"Warung sih masih ramai-ramai aja, orang yang sudah paham jajan di sini mah gak bakalan ngaruh," ungkapnya.
Terkait harga yang lebih tinggi dibanding tempat lain, menurutnya itu adalah hal wajar karena kawasan Puncak yang merupakan lokasi wisata dan perbedaan tersebut masih tergolong normal.
"Kalau harga disini mah normal ya, di tempat wisata kayak gini mah. Soalnya ngontrak warungnya gak murah di sini, belum gaji karyawan, belum biaya kebersihan," katanya.
Sebelumnya, Camat Cisarua Deni Humaedi merespons keluhan masyarakat yang berwisata di wilayahnya ikut mendatangi warung yang dimaksud di dalam nota tersebut pada Rabu (2/5/2021).
Saat mengkonfirmasi kepada pemilik warung, Deni mengatakan mendapat penjelasan terkait hal yang sempat viral itu.
Baca juga: Nasib Pedagang Pecel Lele setelah Viral karena Beri Harga Tak Wajar pada Konsumen di Malioboro
Dia juga menyebut harga yang ada di sana tidak jauh berbeda dengan warung di Puncak lainnya.
"Konsumen kan beda-beda, waktu itu mungkin dia merasa dibohongi. Apakah itu sengaja atau human eror ?. Tadi pengakuannya mungkin udah malem, bisa aja karena kurang tidur jadi kurang fokus," katanya.
Ternyata Deni juga menemukan fakta bahwa di sana ada kesepakatan antara pemilik warung untuk tidak mematok harga makanan tidak terlalu tinggi.
"Misalnya yang dibolehkan di jalur ini Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu. Siapa yang lebih dari itu, secara hukum sosialnya akan dikomplain. Soalnya akan berpengaruh ketika di sini mahal, udah ke tempat lain, artinya pelanggan di sini juga akan berkurang," ungkapnya.
Kepada wisatawan atau orang yang hendak mampir di warung makan Kawasan Wisata Puncak, Deni mengimbau agar lebih berhati-hati dan mengecek kembali nota yang didapat.
"Ini harus jadi pelajaran buat semuanya, pegawainya harus dibina berikan pelayanan yang baik. Kemudian harga, pelanggan silahkan dicek dulu, khawatir nanti pulang kecewa karena kekeliruan tapi terlanjur pulang ke rumah," katanya.
Nota pembayarannya atau bill itu viral setelah diunggah ke medsos oleh pengunjung yang pernah mampir ke kedai tersebut.
Harga yang dipatok untuk makanan yang dijajakan kedai ini dinilai tidak wajar hingga jadi perbincangan warganet.
Harga 2 porsi mi instan pakai telur dipatok dengan harga Rp 54 ribu, namun di nota tersebut harga 1 porsinya ditulis Rp 18 ribu.
Menu yang lain yaitu seporsi nasi dipatok Rp 10 ribu, segelas teh manis hangat Rp 10 ribu, jagung bakar Rp 17 ribu, seporsi roti bakar coklat Rp 25 ribu dan seporsi telur setengah matang Rp 25 ribu.
Setelah nota pembayaran tersebut diunggah di medsos, beredar pula nota pembayaran lain dengan nama kedai yang sama.
Di nota tersebut tertulis 6 gelas teh manis dipatok Rp 90 ribu, segelas kopi hitam Rp 10 ribu dan segelas teh tawar hangat Rp 8 ribu. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)
Artikel ini telah diolah dari TribunnewsBogor.com dengan judul Viral Mie Rebus Rp 54 Ribu, Pemilik Warung di Puncak Bogor Ngaku Salah Hitung, Siap Kembalikan Uang, dan Warung yang Jual Mie Rebus Rp 54 Ribu di Puncak Bogor Disidak Petugas, Camat Temukan Fakta Ini,