Terkini Daerah
Beri Saran Sesat untuk Tenggelamkan Anak Nakal, Dukun di Temanggung Disebut Kebelet Tenar oleh Warga
A (7) tewas di tangan orangtuanya sendiri seusai dirinya ditenggelamkan atas saran dukun yang menuding A jadi nakal karena kerasukan mahkluk halus.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Nasib miris dialami oleh A (7), bocah perempuan yang tewas ditenggelamkan oleh orangtuanya sendiri.
Tak hanya itu, jasad A juga disimpan oleh orangtuanya di kamar rumah selama empat bulan yang berada di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga akhirnya ketahuan pada Minggu (16/5/2021).
Diketahui, korban ditenggelamkan oleh orangtuanya atas saran dari dua orang dukun bernama Haryono alias H dan Budiyono alias B.

Baca juga: 3 Fakta Mayat Bocah Disimpan di Kamar, Dibunuh karena Perkataan Dukun hingga Membusuk di Kasur
Dikutip TribunWow.com dari TribunJogja.com, kala itu, kedua dukun tersebut asal klaim bahwa A yang memiliki sifat nakal tengah kerasukan mahkluk halus.
Berdasarkan keterangan Kepala Desa Bejen, Sugeng, dua dukun tersebut sudah menjalankan praktik supernatural selama lima tahun.
Kesehariannya, kedua dukun itu berkeliling desa menawarkan jasa ilmu perdukunan.
Namun selama ini tidak ada masyarakat yang percaya terhadap Haryono dan Budiyono.
"Ini kejadian luar biasa buat kami. Orang tua korban ini kan sebenarnya juga sama-sama korban."
"Memang dua orang H dan B ini yang bertanggung jawab atas kematian A," kata Sugeng, kepada Tribun Jogja, Rabu (19/5/2021).
Menurut Sugeng, Haryono dan Budiyono mempelajari ilmu perddukunan karena ingin diakui masyarakat atau menjadi terkenal.
"Sudah lima tahun mereka menjalankan praktik dukun. Ya hanya pengen kondang saja, diakui masyarakat. Tapi ya gitu, enggak ada masyarakat yang percaya," ungkap Sugeng.
Berkaca dari tewasnya A, Sugeng meminta warganya lebih berhati-hati atas penipuan berkedok supernatural atau perdukunan.
"Saya mengimbau masyarakat supaya hati-hati, baik itu dengan praktik supranatural atau sejenisnya. Karena dunia penipuan sedang marak sekali, dan kami sangat terpukul atas kejadian ini," jelas Sugeng.
Baca juga: Warga Tak Menyangka Ada Orangtua Simpan Mayat Bocah Perempuan di Kamar: Pintu Itu Selalu Tertutup
Kronologi Ditenggelamkan
Sebelum tewas ditenggelamkan, A sempat dipaksa makan bunga mahoni dan sejumlah cabai.
Orangtua A, M dan S kala itu memberikan A makan mahoni dan cabai atas saran dukun Haryono dan Budiyono.
A dipercaya merupakan anak genderuwo karena tak beraksi setelah dipaksa makan bunga mahoni yang pahit dan cabai.
"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni," kata Sugeng, dikutip dari TribunJogja.com, Rabu (19/5/2021).
"Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit."
Baca juga: Fakta Viral Adik Disuruh Pesan Sate 60 Tusuk Malah Jadi 60 Porsi, Kakak: Total Rp 1,4 Juta
Kejadian itu membuat kedua orangtua korban yakin anaknya merupakan titisan genderuwo.
Sejak saat itulah, M dan S menengelamkan A di bak mandi sebagai cara untuk meruwat bocah 7 tahun tersebut.
"Menurut pengakuan, A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama enggak apa-apa, kedua dan ketiga juga enggak apa," ujar Sugeng.
"Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan."
Sugeng menceritakan, kondisi A terungkap setelah paman korban bertanya pada orangtua korban.
Sang paman mengaku khawatir karena sudah lama tak melihat A.
Setiap kali paman korban bertanya pada M, ia selalu menjawab dengan jawaban berbelit.
"Setiap ditanya anakmu itu dimana kok gak pernah kelihatan? Pak Marsudi selalu jawab ada di rumah embahnya (kakeknya)," ujar Sugeng.
Rasa kehilangan juga dirasakan kakek korban.
Pasalnya, setiap orangtua korban datang ke rumahnya, A tak pernah diajak.
"Setiap kali datang ke rumah mbahnya yang di Congkrang, mbah e selalu tanya A mana? Jawabnya A baru main mbah, A masih ngaji mbah," katanya.
Karena sudah tak kuat menahan rindu, paman A lantas mendatangi rumah kakek korban.
Ia mulanya ingin melepas rindu pada sang keponakan.
"Di sana pamannya ini nanya 'Mbah, A mana saya pengen lihat ais, kok suwe gak dolan neng Bajen (kok lama enggak main ke Bajen, red)', mbahnya kaget, 'Loh A tidak di sini. Sudah lama gak ke sini'."
Singkat cerita, paman dan kakek korban lantas mendatangi rumah M dan S.
Saat itu, M menyebut A tengah berada di rumah H.
Karena itu, kakek korban lantas meminta M menelepon H dan membawa A pulang ke rumah.
Namun, sesampainya H di rumah korban, ia justru menjelaskan kondisi A yang sudah terbujur kaku di atas kasur selama empat bulan.
"Setelah ada negosiasi akhirnya kakek A ini disuruh lihat A di kamarnya. Begitu membuka pintu, kakeknya ini kaget dan enggak percaya."
"Dia syok karena gak percaya jika yang di kamar itu adalah cucunya," tukas Sugeng. (TribunWow.com/Anung/Tami)
Artikel ini telah diolah dari TribunJogja.com dengan judul Cerita Kades Dobrak Kamar Tempat Menyimpan Bocah Korban Dukun di Temanggung, Tersangka atas Kematian Bocah di Temanggung Disebut Sudah 5 Tahun Buka Praktik Perdukunan dan Sebelum Ditenggelamkan, Bocah 7 Tahun di Temanggung Disuruh Makan Bunga Mahoni dan Cabai Oleh Dukun