Konflik Palestina Vs Israel
Warga Ungkap Detik-detik Runtuhnya Gedung 13 Lantai di Gaza karena Serangan Israel: Sekejap Hilang
Seorang warga Gaza bernama Mohammad Qadada menceritakan detik-detik hancurnya gedung 13 lantai setelah mendapat serangan dari Israel.
Editor: Mohamad Yoenus
Reem Jarour, putri pemilik al-Johara, mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas pemboman gedung di pusat Kota Gaza itu.
"Semoga Tuhan memberi kita kompensasi," tulis pria berusia 30 tahun itu dalam sebuah posting Facebook.
"Ayahku menghabiskan semua tabungannya untuk gedung ini," tuturnya.
Jarour dan saudara-saudaranya semuanya tinggal di gedung itu, tetapi diperingatkan untuk pergi setelah militer Israel mengirim pesan ke telepon mereka yang memberi tahu mereka tentang penargetan yang akan segera terjadi.
"Kami akan membangun kembali, blok demi blok"
Pada Rabu malam (12/5/2021), ketika jumlah korban tewas di Gaza meningkat dan pemboman Israel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, gedung bertingkat tinggi lainnya benar-benar diratakan.
Terletak di Jalan Omar al-Mukhtar di jantung Kota Gaza, bangunan Shorouq adalah salah satu blok menara tertua di jalur pantai dan salah satu landmark paling terkenal.
Dibangun pada 1995, gedung ini menampung banyak saluran TV dan kantor media, dan pepatah populer mengatakan bahwa setiap jurnalis di Gaza pernah menghabiskan waktu di gedung itu pada satu titik.
Amal Shurrab, yang ayahnya membantu mendirikan Shorouq, menyaksikan keruntuhannya dari rumahnya.
Terjemahan: Bangunannya hilang !!!!
"Shorouq dikenal oleh semua orang, itu adalah poin penting ketika Anda memberikan alamat kepada sopir taksi," katanya kepada Al Jazeera. "Area di dalamnya sangat ramai, dengan banyak toko, dan selalu ramai oleh orang."
Keluarga Shurrab memiliki beberapa kantor dan perusahaan di gedung itu.
"Sayangnya, kami telah kehilangan segalanya sekarang," katanya.
"Setidaknya kami kehilangan gedung, dan bukan nyawa kami. Setiap bangunan yang dihancurkan akan kami bangun kembali dengan tangan kami sendiri, blok demi blok."
Shurrab berkata tidak ada pembenaran sama sekali untuk menghancurkan bangunan itu dengan "kejam".