Terkini Nasional
Tahu Gerak-gerik Terorisme di Indonesia, Ali Imron Justru Bersyukur Lihat Skala Serangan di Makassar
Ali Imron blak-blakkan soal peta terorisme di Indonesia yang ia sebut memiliki ruang lingkup yang besar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Beberapa bulan terakhir, telah terjadi sejumlah serangan terorisme di Indonesia, mulai dari serangan di Gereja Katedral Makassar hingga di Mabes Polri.
Melihat hal tersebut, terpidana teroriseme Bom Bali 1, Ali Imron justru bersyukur.
Ia merasa lega serangan terorisme di Indonesia masih tergolong berskala kecil.

Baca juga: Pelaku Bom Bali I Ali Imron pada Korban Bom Bali I Mengaku Tersiksa: Kesalahan Saya Tak Bisa Ditebus
Hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (29/4/2021).
"Ada pengamat atau orang itu yang bilang oh ini gagal deradikalisasi yang di Indonesia," kata Ali Imron.
"Saya gitu itu ikut jengkel," lanjutnya.
Ali Imron mengaku menyadari betul betapa besar pergerakan terorisme di Indonesia.
Berkaca dari data tersebut, ia merasa bersyukur serangan terorisme di Indonesia tidak mencapai skala yang besar.
"Saya tidak meremehkan para korban (sasaran aksi teror)," kata Ali Imron.
"Tetapi ketika aksi teror itu cuma seperti itu, saya bersyukur."
"Karena saya tahu petanya terorisme di Indonesia itu besar sekali," lanjutnya.
Ia menjelaskan, pada dasarnya, kelompok teroris baik dalam skala global maupun nasional dibagi menjadi dua kelompok, yakni Al-qaeda dan afiliasinya serta ISIS dan afiliasinya.
Menurut pengakuan Ali Imron, di Indonesia terdapat dua kelompok teroris tersebut.
Ali Imron mengatakan, pada saat ini kedua kelompok itu tidak akur atau bermusuhan satu sama lain.
Ia menyebut, hal itu patut disyukuri karena akan sangat berbahaya apabila dua kelompok itu bersatu.
"Bersyukurnya kita yang normal, Alhamdulillah mereka (Al-Qaeda dan ISIS), enggak akur," kata dia.
"Ini yang harus bersyukur, kalau akur waduh bahaya sekali," sambungnya.
Ali Imron lalu menggambarkan bahwa dari total 400 orang alumni teroris dari Afghanistan dan Jamaah Islamiyah, baru 20 di antara mereka yang melakukan aksi teror.
"Sebetulnya saya sangat gigih sekali untuk deradikalisasi," ujar dia.
Dirinya lalu menceritakan bagaimana upaya deradikalisasi yang ia lakukan mampu memengaruhi alumni teroris Afghanistan di Indonesia sehingga tidak ada dari mereka yang terlibat aksi teror.
Menurut penjelasan Ali Imron, aksi-aksi teror di Indonesia justru dimotori oleh para teroris lokal atau dalam negeri.
Kemudian ia menekankan bahwa deradikalisasi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat.
"Deradikalisasi ini tanggung jawab kita semuanya," pungkasnya.
Baca juga: Ikut Pelatihan di Afghanistan, Ali Imron Sebut Teroris Asal Indonesia Jadi Guru untuk Negara Lain
Simak videonya mulai menit ke-20.40:
Analisa Ali Imron soal Teror Gereja Katedral
Sebelumnya diberitakan, Ali Imron menduga aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral itu merupakan aksi pembalasan.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, sejumlah terduga di beberapa daerah ditangkap polisi.
Hal itu diungkapkan Ali Imron dalam acara Kabar Petang tvOne, Senin (29/3/2021).
"Pihak teroris baik alirannya Al-Qaeda maupun ISIS, terutama di Indonesia masih mengaitkan dengan peristiwa Ambon dan Poso," kata Ali Imron.
"Peristiwa Ambon dan Poso itu sudah selesai ketika ada perjanjian Malino 1 dan Malino 2."

Baca juga: Ali Imron Beberkan Perbandingan Kekuatan dan Ideologi Kelompoknya dengan ISIS
Karena itu, Ali Imron selaku mantan teroris mengajak pihak-pihak yang masih melakukan aksi teror untuk segera sadar.
"Sebagai umat Islam atau kita yang mengaku mujahid, ayo kita sadar bahwa perjanjian damai itu terwakili," jelas Ali Imron.
"Ada perwakilan dari kita umat Islam, ayo sadar."
Lebih lanjut, Ali Imron menduga pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar merupakan bentuk pembalasan.
Ia pun menyinggung sejumlah terduga teroris yang ditangkap beberapa waktu lalu.
"Hal itu terus sampai sekarang, begitu saya dengar berita tentang aksi bom bunuh diri di depan Katedral Makassar," ucapnya.
"Dalam benak saya, ini kemungkinan besar aksi pembalasan."
"Karena ada rombongan teroris yang ditangkap di Makassar dan sekitarnya, dan Gorontalo, akhirnya diangkut ke Jakarta." (TribunWow.com/Anung/Tami)