Kapal Selam Nanggala 402
Kisah Pilu Raditaka Mardyansyah yang Gugur Bersama KRI Nanggala 402, Jadi Tulang Punggung Keluarga
Kls Isy Raditaka Mardyansah (26) menjadi satu di antara 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang dinyatakan gugur.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kls Isy Raditaka Mardyansah (26) menjadi satu di antara 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang dinyatakan gugur.
Dilansir TribunWow.com, perjuangan Raditakan menjadi seorang TNI ternyata tak mudah.
Sang ayah, Mugiyono (56), menyebut putranya itu sempat dua kali gagal menjadi anggota TNI.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Oknum Polisi yang Unggah Makian soal Nanggala 402, Diduga Depresi Belum Nikah
Baca juga: Oknum Polisi DIY Diciduk seusai Hina Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Begini Isi Tulisannya di Medsos
Raditaka baru berhasil lolos seleksi anggota TNI setelah mencoba tiga kali mendaftar.
"Tiga kali daftar baru diterima, ya jadi gagal dua kali," ucap Mugiyono, dikutip dari TribunJatim.com, Senin (26/4/2021).
Warga Desa Kesamben, Kecamatan Plumpung, Tuban, Jawa Timur, itu menyebut Raditaka menjadi tulang punggung setelah menjadi anggota TNI.
Pasalnya, kakak Raditaka yang juga seorang TNI bertugas di luar Pulau Jawa dan kini sudah menikah.
Raditaka juga memiliki dua adik yang hingga kini belum bekerja.
Satu adik Raditaka bahkan juga berencana menjadi seorang TNI.
"Dika tulang punggung, saya sangat kehilangan, dia anak yang baik, disiplin," ucap Mugiyono dengan suara bergetar.
"Sudah 6 tahun di TNI."
Baca juga: Saudaranya Jadi Korban KRI Nanggala 402, Prabowo Subianto: Kami Sekeluarga akan Selalu Mengenangmu
Baca juga: Bawa Mainan, Risma Kunjungi Keluarga Korban KRI Nanggala 402, Hibur Anak Lettu Imam yang Masih Kecil
Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala 402
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono menduga kapal selam Nanggala 402 tenggelam bukan karena kelalaian manusia (human error).
Tak hanya itu, ia juga mengatakan black out atau mati listrik bukanlah penyebab tenggelamnya kapal selam buatan Jerman ini.
Dilansir TribunWow.com, dari analisis awal, Yudo menyebut tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 lebih dari faktor alam.
"Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam," jelas Yudo, dikutip dari Kompas.com, Minggu (25/4/2021).

Baca juga: Sempat Tertunduk, Begini Reaksi Panglima TNI saat Umumkan 53 Awak Nanggala 402 Telah Gugur
Baca juga: KRI Nanggala 402 Tenggelam, Kapal Selam akan Diangkat, 53 Awak yang Gugur Diberi Kenaikan Pangkat
Meskipun begitu, menurut Yudo, untuk memastikannya badan kapal selam perlu diangkat terlebih dahulu.
"Jadi nantinya akan diinvestigasi setelah badan kapal bisa diangkat," sambungnya.
Yudo yakin betul tak ada kelalaian manusia yang menyebabkan insiden ini.
Ia berpendapat, semua prosedur sudah dilaksanakan selama proses menyelam.
Prosedur tersebut berupa adanya laporan penyelaman saat menyelam.
Tak hanya itu, Yudo juga menyebut terdengar sea rider penjejak bahwa kapal selam Nanggala 402 telah melaksanakan persiapan tempur, menyelam dan sebagainya.
"Dari awal saya sampaikan kapal ini tidak atau bukan human error karena saat proses menyelam sudah melalui prosedur yang betul mulai laporan penyelaman dan terdengar dari penjejak kemarin itu," jelas Yudo.
Ia lantas menjelaskan alasannya yakin tak terjadi black out selama penyelaman.
"Artinya tidak black out saat menyelam langsung hilang ini." (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait tenggelamnya kapal Nanggala 402
Artikel ini telah diolah dari TribunJatim.com dengan judul Sosok Kls Isy Raditaka Mardyansah, Masuk TNI Tak Mulus Hingga Jadi Tulang Punggung Keluarga, dan Kompas.com dengan judul TNI Yakin Penyebab KRI Nanggala-402 Tenggelam karena Faktor Alam, Bukan Human Error