Kapal Selam Nanggala 402
Masih Syok, Matroji Minta Doa di Masjid Setiap Hari untuk Keselamatan Anak dan Kru Nanggala 402
Keluarga kru kapal selam Nanggala 402, Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir (26) masih menanti kabar terkait kondisi putranya.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Keluarga kru kapal selam Nanggala 402, Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir (26) masih menanti kabar terkait kondisi putranya.
Dilansir TribunWow.com, sang ayah, Matroji Sudiarjo (52) pun tak kuasa menahan kesedihan saat membicarakan sosok Faqihuddin.
Warga Dusun Juranggangul RT 2 RW 1, Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Tulungagung itu mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Faqihuddin pada Senin (19/4/2021) lalu.

Baca juga: Pesan Haru Kru Nanggala 402 sebelum Hilang Kontak, Istri Terus Genggam Ponsel Tunggu Kabar Suami
Baca juga: Dinyatakan Tenggelam, Ini Barang yang Ditemukan di Titik Dugaan Lokasi KRI Nanggala, Ada Alas Salat
Kala itu, Faqihuddin disebutnya berpamitan untuk pergi berlayar dari Surabaya menuju Bali.
“Kalau telepon pasti cerita mau berlayar ke mana, terus minta didoakan agar selamat,” ujar Matroji, dikutip dari SURYA.co.id, Minggu (25/4/2021).
Menurutnya, Faqihuddin selalu menelepon keluarga sebelum pergi berlayar.
Keluarga pun mengetahui kabar tenggelamnya kapal selama Nanggala 402 dari YouTube.
Matroji berkisah, saat itu istrinya tengah melihat tayangan YouTube dan tak sengaja melihat berita tenggelamnya kapal selam Nanggala 402.
Menyadari kapal tersebutlah yang ditumpangi anaknya, tangi Matroji dan istri langsung meledak.
Baca juga: Ahli Asing Bicara soal Kemungkinan Penyelamatan KRI Nanggala 402 di Kedalaman 500-700 Meter
Baca juga: KSAL Ungkap Kemungkinan KRI Nanggala 402 Tak Mati Lampu saat Hilang Kontak, Beberkan Sejumlah Bukti
“Begitu tahu Nanggala 402, la itu kan kapal anak saya. Hari Rabu dan Kamis kemarin saya tidak bisa diajak ngomong (karena sedih)," sambungnya.
Meski kapal selam Nanggala 402 sudah dinyatakan tenggelam di kedalaman 850 meter, Matroji masih berharao Faqihuddin dan kru lainnya selamat.
Karena itu, ia meminta Kepala Desa Pulotondo, Mawardi, untuk mendoakan anaknya di setiap musala atau masjid setiap hari.
“Saya mohon diumumkan di musala atau masjid, supaya mendoakan anak saya agar bisa cepat ditemukan,” kata Matroji.
Kini, Matroji hanya bisa memasrahkan nasib anaknya pada Tuhan.
Ia mengaku kini sudah lebih bisa mengendalikan emosi dan kesedihannya.