Kapal Selam Nanggala 402
Alat Penyelamatan KRI Nanggala-402 Tak Memadai, Eks KNKT: Malu, Alat Begitu Saja Masih Pinjam
Mantan Ketua KNKT, Tatang Kurniadi menyatakan keprihatinan atas kurangnya alat dalam misi penyelamatan KRI Nanggala-402.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Saran saya, Indonesia yang sebesar ini sepatutnya punya yang namanya ROV yang lebih untuk 80.000 Km, belilah, kalau enggak nyewa," ujar Tatang.
"Di Singapura ada itu agennya, mereka awaknya angkatan laut Amerika, ada yang bekas, ada yang masih aktif."
Tatang mengimbau agar pemerintah lebih memperhatikan kelengkapan alat penyelamat tersebut.
Ia mengaku merasa malu lantaran Indonesia yang memiliki wilayah laut begitu luas, justru membutuhkan bantuan negara seperti Singapura untuk melakukan penyelamatan.
"Tolonglah DPR perhatikan, kalau perlu beli alat penyelamat kapal selam," pinta Tatang.
"Malu rasanya Indonesia menyebut Negara kelautan begitu besar, tapi alat begitu saja masih pinjam dari negara tetangga," tandasnya.
Baca juga: Pesawat Pemburu Kapal Selam Milik AS Turut Bantu Pencarian KRI Nanggala di Bali, Ini Kecanggihannya
Baca juga: Kapal Penyelamat Singapura Tempuh 1.500 Km demi Selamatkan KRI Nanggala, Lihat Penampakannya
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Kronologi Hilangnya KRI Nanggala 402
Kapal Selam KRI Nanggala 402 dari jajaran Armada II Surabaya hilang kontak di perairan Selat Bali pada Rabu (21/4/2021).
Dilansir TribunWow.com, Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih melakukan pemantauan atas pencarian kapal selam tersebut.
Diketahui kronologi kejadian bermula saat KRI Nanggala meminta izin akan berangkat melakukan latihan penembakan senjata strategis, yakni penembakan Torpedo SUT pada Rabu pukul 03.00 WIB.
Setelah diberi izin menyelam, keberangkatan dilakukan sesuai prosedur.
Namun kapal selam tersebut hilang kontak dan tidak dapat dihubungi.
Kapal lain yang terlibat satgas latihan lalu melakukan pencarian terhadap KRI Nanggala 402.
"Pada pukul 07.00 WIB melalui pengamatan udara dengan helikopter, ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam," demikian keterangan Biro Humas Kementerian Pertahanan.