Reshuffle Kabinet
Soal Isu Reshuffle Kabinet, Mardani Ali Sera Beri Pesan untuk Jokowi: Kalau Ingin Husnul Khotimah
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera buka suara soal isu reshuffle kabinet.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera buka suara soal isu reshuffle kabinet.
Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali Sera berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak memasukkan partai oposisi ke dalam koalisi.
Untuk diketahui, santer dikabarkan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) akan ditunjuk Jokowi menduduki posisi menteri.

Baca juga: Soal Isu Reshuffle, Pengamat Soroti Sikap Politisi NasDem Irma Chaniago: Sedikit Kesal dan Geram
Baca juga: Beda dengan yang Lain, Ujang Komarudin Usul 2 Menteri Ini Ikut Di-reshuffle: Belum Kinclong
Terkait isu itu, Mardani mengaku tak masalah jika PAN akhirnya masuk koalisi.
Namun, menurut dia, lebih baik partai oposisi tetap konsisten agar demokrasi tetap seimbang.
"Monggo setiap partai punya kebijakan dan strategi masing-masing," ujar Mardani, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Sabtu (17/4/2021).
"Walaupun kami menyerukan bukan cuma buat PAN, tapi buat banyak partai."
Mardani menyebut, keberadaan partai oposisi penting dalam pemerintahan.
Karena itu, ia mengungkapkan pesannya untuk Jokowi.
Baca juga: Politisi PKB Luqman Hakim: Presiden Jokowi akan Reshuffle Anggota Kabinet Inisial M
Baca juga: Rabu Sudah Lewat, M Qodari Yakin Ngabalin Meleset soal Kapan Reshuffle: Pekan Depan Rabu Pahing
"Oposisi itu mulia, oposisi itu perlu, oposisi itu bikin demokrasi sehat," ujarnya.
"Juga di bulan Ramadan menyeru kepada Pak Jokowi agar lebih baik ikutin reformasi birokrasi ya, miskin struktur kaya fungsi."
"Enggak perlu banyak-banyak di pemerintahan, karena udah punya kekuasaan, udah punya anggaran, udah punya ASN, udah punya aparat dan sebagainya," tambahnya.
Jika kelak Jokowi kembali merangkul partai oposisi, menurut Mardani, PKS akan bekerja sama dengan oposisi lain di luar partai.
"Ada sekarang ini hukum sentimen publik," ucap Mardani.
"Kita coba untuk berkomunikasi dengan seluruh stake holder, jangan cuma kami opisisi indoor."
"Tapi kita juga kerja sama dengan opisi outdoor, mahasiswa, media."
"Ayo sama-sama menjaga pemerintah," lanjutnya.
Mardani lantas menyebut peran penting Jokowi dalam isu reshuffle ini.
Ia mengatakan, Jokowi selayaknya menjaga partai koalisi dan oposisi agar tetap seimbang.
"Sebetulnya Pak Jokowi kata kuncinya."
"Kalau Pak Jokowi ingin husnul khotimah, enakan ada quality dan komposisi yang lebih seimbang."
"Dan itu sehat buat kontestasi 2024," tukasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-0.53:
Saat Ahok Disebut bakal Jadi Menteri
Nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok santer dikabarkan akan menempati posisi menteri di Kementerian Investasi.
Dilansir TribunWow.com, kabar tersebut langsung ditanggapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Politisi PKS, Mardani Ali Sera mengaku tak keberatan jika Ahok dipilih menjadi menteri di kementerian baru.
Baca juga: Soal Isu Reshuffle, Pengamat Soroti Sikap Politisi NasDem Irma Chaniago: Sedikit Kesal dan Geram
Baca juga: Beda dengan yang Lain, Ujang Komarudin Usul 2 Menteri Ini Ikut Di-reshuffle: Belum Kinclong
Namun, ia mewanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih menteri yang jauh dari korupsi.
Mulanya, Mardani menyinggung kedekatan hubungan Ahok dan Jokowi.
"Pak Ahok dengan Pak Jokowi dekat," ujar Mardani.
Mardani menyebut Jokowi memiliki hak penuh untuk memilih menteri.
Karena itu, menurutnya, tak jadi masalah jika Jokowi nantinya memilih Ahok menjadi menteri.
"Menteri kan hak prerogatifnya presiden, tapi kan Pak Jokowi belum menyebut nama," jelas Mardani.
"Jadi wajar saja kalau isunya berseliweran."
Saat ditanya setuju atau tidak jika Ahok menjadi menteri, Mardani menyebut PKS dalam posisi netral.
Ia hanya mengingatkan Jokowi agar memilih menteri yang jauh dari korupsi.
"PKS bukan dalam posisi setuju atau tidak setuju karena itu hak prerogatif presiden," jelasnya.
"Tapi pesan kami, pilih yang tidak korupsi."
"Karena kasus korupsi kemarin, apalagi sidangnya lagi dibuka, sangat menyakiti masyarakat."
Ia pun memersilahkan jika Jokowi memercayakan posisi menteri pada Ahok.
"Pilih yang punya kapasitas, jadi monggo saja."
"Karena kami opsisi tapi kita tidak dalam posisi melimitasi Pak Jokowi," tandasnya. (TribunWow.com)