Breaking News:

Reshuffle Kabinet

Rabu Sudah Lewat, M Qodari Yakin Ngabalin Meleset soal Kapan Reshuffle: Pekan Depan Rabu Pahing

Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengungkapkan prediksinya tentang kemungkinan pengumuman reshuffle kabinet.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Instagram/@jokowi
Presiden RI Joko Widodo memiliki sejumlah tujuan dalam pembentukan 2 kementerian baru, satu di antaranya adalah efisiensi anggaran. 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengungkapkan prediksinya tentang kemungkinan pengumuman reshuffle kabinet.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Dua Sisi di TvOne, Kamis (15/4/2021).

Diketahui sebelumnya Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin memprediksi reshuffle akan diumumkan pekan ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan jaket biru kepada enam menteri hasil reshuffle yang baru dilantik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan jaket biru kepada enam menteri hasil reshuffle yang baru dilantik. (Instagram @jokowi)

Baca juga: Qodari Nilai Reshuffle Kabinet Jokowi Dilakukan untuk Akomodasi Kepentingan Parpol: Belum Berhasil

Qodari menilai pandangan Ngabalin tersebut bisa saja meleset, jika dilihat dari kebiasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengumumkan hal penting dilakukan hari Rabu.

"'Kan Pak Jokowi itu sudah lima kali melakukan reshuffle kabinet selama menjadi presiden," singgung Qodari.

"Saya kira bukan kebetulan bahwa dari lima kali itu semuanya hari Rabu," ungkapnya.

Ia lalu menunjuk Ngabalin di sebelahnya.

Qodari meyakini perkiraan Ngabalin tentang pengumuman keputusan reshuffle keliru, karena selama Rabu (14/4/2021) kemarin tidak terjadi apa-apa.

"Pasti Abang sebelah kita ini meleset kali ini," komentar Qodari.

Ia menyinggung hal tersebut bahkan terkesan membuat gaduh sebelum ada kepastian dari presiden sendiri.

"Mungkin itu yang dianggap gaduh atau dramatis itu, karena Rabu sudah lewat," jelas Qodari.

"Dan yang terjadi itu adalah kemenangan Real Madrid," selorohnya.

Baca juga: Soal Isu Reshuffle Kabinet, Pengamat: Belum Cukup Waktu untuk Evaluasi Kembali Kinerja Semua Menteri

Selanjutnya, Qodari menduga pengumuman reshuffle akan disampaikan Rabu pekan depan.

Hal itu ia lihat berdasarkan perhitungan penanggalan Jawa yang biasanya digunakan Jokowi untuk mengumumkan keputusan penting.

"Jadi kemungkinan Rabunya itu Rabu yang akan datang. Rabu depan itu kebetulan Rabu Pahing," kata Qodari.

"Dari lima kali itu, tiga Rabu Pon, dua kali itu Rabu Pahing," lanjutnya, menyinggung jumlah reshuffle yang sudah dilakukan Jokowi sebelum ini.

Maka dari itu, ia bisa memperkirakan pengumuman reshuffle akan disampaikan Rabu, 21 April 2021.

"Kebetulan pekan depan itu Rabu Pahing. Jadi ya, kemungkinan Rabu depan kalau dikaitkan pernyataan beliau (Ngabalin) bahwa Pak Jokowi enggak lama-lama," jelas pengamat politik tersebut.

"Dan memang sudah disetujui. Menterinya malah sudah lebih dulu disiapkan dibandingkan kementeriannya," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 2.50:

Burhanuddin Kritik Ngabalin Buru-buru Prediksi Reshuffle

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menanggapi prediksi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin terkait reshuffle kabinet.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (14/4/2021).

Sebelumnya Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan hasil reshuffle kabinet kedua pada pekan ini.

Baca juga: Yasonna Laoly Disebut Tak Terpengaruh Isu Reshuffle, Termasuk soal Kabar Paling Layak Diganti

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Ali Ngabalin Beberkan 2 Nama Menteri Baru yang Kemungkinan akan Diangkat Jokowi, Ada Milenial

Walaupun begitu, belum diketahui kapan waktu pasti Jokowi akan menyampaikan perombakan kabinet terbaru.

Burhanuddin lalu mengkritik sikap Ngabalin yang dianggap mendahului presiden dan membandingkannya dengan sikap Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.

"Sebenarnya yang correct adalah sikap Bung Fadjroel. Jadi sebagai anak buah tidak boleh mendahului keputusan majikan," komentar Burhanuddin Muhtadi.

"Jadi sebenarnya Bung Ali Ngabalin sebaiknya tidak memunculkan statement yang terkesan mendahului keputusan presiden," lanjutnya.

Ia lalu memberi pendapat atas perubahan kabinet untuk kedua kalinya dalam periode kedua pemerintahan Jokowi.

"Kalau kita lihat perubahan nomenklatur DPR, menurut saya inisiatif dari Presiden Jokowi," kata pengamat politik tersebut.

Ia memberi contoh Jokowi memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga keinginannya cenderung dipenuhi DPR.

Baca juga: Andaikan Ngabalin Ditawari Gantikan Menteri Reshuffle, Refly Harun: Dia Pasti Mau, Jokowi Tertarik?

"Kalau kita lihat beberapa tahun terakhir, posisi Pak Jokowi sangat kuat, sehingga apapun yang diinginkan beliau itu umumnya disetujui DPR. Termasuk hal-hal yang tidak populer, misalnya omnibus law dan terakhir adalah Revisi Undang-undang Pemilu yang sudah digodok DPR tetapi kemudian ditarik," papar Burhanuddin.

"Dalam kasus sekarang, sepertinya desain awal Presiden Jokowi untuk memisahkan Kementerian Pendidikan dengan Ristekdikti itu tidak sesuai dengan rencana," jelasnya memberi contoh.

Ia menilai desain awal Jokowi adalah pendidikan menjadi hulu dan riset-teknologi menjadi hilir.

Namun akibat situasi pandemi Covid-19, banyak hal harus diubah.

Perbaikan ekonomi menjadi prioritas.

"Akibat kebutuhan untuk menarik investasi dan memulihkan ekonomi pasca-Covid, membuat Presiden Jokowi ingin menaikkan kelas Badan Penanaman Modal menjadi kementerian," jelas Burhanuddin. (TribunWow.com/Brigitta)

Baca berita terkait reshuffle lainnya

Tags:
Reshuffle KabinetreshuffleM QodariAli Mochtar NgabalinJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved