Terkini Daerah
6 Siswi SD yang Dicabuli Pendeta di Medan Minta Damai, Komnas PA Curiga Ada Masalah: Bisa Jadi Saksi
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mencurigai permintaan damai dari keluarga 6 siswi SD yang dicabuli kepala sekolah sekaligus pendeta BS.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menanggapi kasus pencabulan siswi SD di Medan oleh oknum pendeta berinisial BS.
Dilansir TribunWow.com, pencabulan itu terjadi di sebuah SD swasta di Medan Selayang, Medan terhadap tujuh siswinya.
Diketahui BS turut menjadi kepala sekolah (kepsek) di SD tersebut.

Baca juga: Berkedok Dukun, Pria di Kendal Cabuli Pelajar 10 Kali, Ngaku Hendak Meruwat Pakai Alat Klenik
Arist mengungkapkan awalnya pihak keluarga seorang korban melaporkan kejadian tersebut beserta dokumen-dokumennya.
Terungkap kemudian sebenarnya ada enam orang lainnya yang turut menjadi korban.
Namun keluarga dari keenam korban ini sepakat melakukan perdamaian dengan oknum pendeta sekaligus kepala sekolah itu.
"Ada enam keluarga melakukan upaya perdamaian, terus saya tanya siapa pelakunya, ada seorang kepala sekolah dan berprofesi juga sebagai pendeta berinisial BS," papar Arist, dikutip dari Tribun-Medan.com, Senin (12/4/2021).
Hanya satu keluarga korban yang menyampaikan laporan ke Polda Sumatera Utara.
Menanggapi hal itu, Arist mencurigai ada masalah yang membuat keenam keluarga korban lainnya sepakat berdamai.
"Satu sudah melapor ke Renakta Poldasu, tapi ada dokumen yang disampaikan kepada saya," jelasnya.
"Ada 6 lagi melakukan perdamaian saya sampaikan itu juga bisa jadi saksi. Kenapa mungkin bisa ada perdamaian kalau tidak ada persoalan," lanjut mantan Sekjen Komnas PA ini.
Baca juga: Oknum Kepsek Sekaligus Pendeta Rudapaksa Siswi SD di Medan, Modusnya Rayu Pakai Ayat Suci
Pihak Polda Sumut membenarkan sudah menerima laporan kasus pencabulan itu dengan nomor STTLP/640/IV/2021/SUMUT/SPKT I, tertanggal 1 April 2021.
Dalam laporan disebutkan pencabulan itu terjadi sejak 2018 hingga Februari 2020, bertempat di SD tempat BS menjadi kepala sekolah.
Tanggapan Pihak Sekolah
Setelah kasus itu mencuat, para guru di sekolah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) sudah mendengar kabar.
Ketika ditanya, seorang guru di sekolah tersebut mengaku sudah mengetahui isu pencabulan itu.
Namun pihak guru belum mendapat keterangan pasti.
"Kami sudah dengar-dengar juga sih, isunya sudah ramai. Tapi enggak tahu pasti bener apa enggak," ungkap seorang guru.
Saat ditanya tentang keberadaan BS, guru tersebut menyebut tidak ada di sekolah.
"Tidak ada di tempat," jawab dia.
Baca juga: Berkedok Guru Ngaji yang Ingin Lakukan Rukiah, Seorang Petani Cabuli Bocah 5 Tahun
Modus Pelaku
Diketahui pencabulan dan rudapaksa itu dilakukan BS di ruang kerja kepala sekolah.
Saat pelajaran Agama, pelaku memanggil korban ke ruang kerjanya.
Setelah itu ia menutup mata korban dengan alasan hendak mengajari menari.
Namun BS justru menyentuh korban.
Ia juga memaksa mendudukkan korban di pangkuannya hingga akhirnya terjadi rudapaksa.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait menyebut profesi pelaku tersebut dikonfirmasi pihak keluarga korban.
"Itu profesinya pendeta kita tahu dari keluarga korban bahwa dia selain dia kepala sekolah tetapi dia juga seorang pendeta di salah satu gereja di Medan," ungkap Arist.
Terungkap kemudian pelaku bermodus menggunakan ayat-ayat suci untuk membujuk korbannya.
"Pelaku selalu menggunakan kitab suci untuk merayu dan bujuk rayunya lewat pendekatan-pendekatan ayat di kitab suci dan sebagainya," jelas Arist.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Komnas PA adalah meminta kepolisian setempat melakukan penyelidikan dan menahan pelaku.
"Saya hari ini saya mengirimkan surat kepada Renakta Polda Sumut untuk atensi terhadap laporan dua masyarakat dan karena ini kejahatan kemanusiaan dan kejahatan luar biasa tidak ada alasan polisi untuk tidak segera menangkap pendeta itu," tegas Arist. (TribunWow.com/Brigitta)
Artikel ini diolah dari Tribun-Medan.com dengan judul Korban Pendeta Cabul di Medan Bertambah, Total Ada 7 Siswi SD yang Dirudapaksa di Sekolah, Seorang Oknum Pendeta di Medan Rudapaksa Siswi SD, Korbannya Melapor ke Polda Sumut dan BREAKING NEWS Raba Dada Murid saat Sekolah, Oknum Kepsek SD di Medan Selayang Dilaporkan ke Polisi.
Baca berita terkait kasus pencabulan lainnya