Terkini Nasional
Istana Bantah Giring Opini Pakai Pengakuan Terduga Teroris Simpatisan FPI: Untungnya Apa
KSP membantah tudingan Munarman soal adanya pihak yang menggiring opini menggunakan pengakuan para terduga teroris simpatisan FPI.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Publik baru-baru ini digegerkan oleh munculnya video pengakuan empat terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan hingga anggota dari ormas terlarang Front Pembela Islam (FPI).
Mantan Sekretaris Umum FPI Munarman menuding ada pihak yang menggiring opini menggunakan video pengakuan terduga teroris tersebut.
Sedangkan pihak Istana membantah adanya upaya penggiringan opini.

Baca juga: Heboh Bungkusan Mencurigakan Bertuliskan FPI Munarman Diamankan Gegana, Lihat Penampakannya
Bantahan tersebut disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad dalam acara Mata Najwa, Rabu (7/4/2021) malam.
Awalnya Najwa mempertanyakan kepada Rumadi soal tudingan yang dilemparkan oleh Munarman dalam segmen sebelumnya.
Munarman pada segmen sebelumnya menyebut ada pihak yang berupaya menggiring opini menggunakan video pengakuan terduga teroris yang mengaku simpatisan FPI.
Rumadi tegas menyatakan tidak ada upaya dari pemerintah untuk melakukan penggiringan opini terhadap publik.
"Yang dilakukan oleh pemerintah adalah memastikan bahwa jaringan terorisme dari manapun asalnya, apakah dia punya irisan dengan organisasi-organisasi yang sudah almarhum maupun tidak, itu diperlakukan sebagai orang ynag memang harus dipersoalkan dari sisi hukum," tegas Rumadi.
"Tidak ada tendensi-tendensi untuk mengarahkan ke FPI yang sudah almarhum," sambungnya.
Rumadi kemudian menyatakan tidak ada keuntungan yang diperoleh oleh pemerintah dengan melakukan penggiringan opini.
"Itu juga tidak ada keuntungan langsung, apa sih untungnya pemerintah misalnya mengaitkan persoalan ini dengan misalnya FPI," ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa FPI kini sudah tidak ada.
Terkait keberadaan barang bukti berupa atribut-atribut FPI, Rumadi menegaskan bahwa hal itu adalah fakta di lapangan.
"Itu memang fakta-fakta yang ditemukan di lapangan," terang Rumadi.
"Jadi tanpa bertendensi untuk mengarah-arahkan, untuk menggiring opini segala macam," kata dia.