Terkini Nasional
Sebut Jokowi Cari Sensasi di Nikahan Atta-Aurel, Rocky Gerung: Kalau Tak Kenal, Kirim Aja Ngabalin
Rocky Gerung menanggapi hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernikahan pasangan selebritis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernikahan pasangan selebritis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun YouTube Rocky Gerung Official, Senin (5/4/2021).
Diketahui Jokowi hadir dalam pernikahan yang diadakan di Hotel Raffles, Jakarta tersebut beserta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Baca juga: Jokowi, Prabowo, dan Bamsoet Hadiri Nikahan Atta-Aurel, Rocky Gerung Sindir: Mau Sidang 3 Periode?
Kehadiran Jokowi turut diunggah akun Instagram resmi miliki Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).
"Simpati publik terus-menerus menurun," komentar Rocky Gerung menanggapi polemik tersebut.
Ia menduga Jokowi hanya berupaya mencari sensasi dengan menghadiri pernikahan pasangan selebritis itu.
"Ada defisit di dalam estetika kekuasaan sehingga berupaya mencari sensasi?" sindir Rocky Gerung.
"'Kan yang terjadi sensasi sebetulnya," lanjut dia.
Ia mengakui sosok Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah memang dikenal sebagai selebriti di masyarakat.
"Bagaimanapun yang menikah adalah tokoh publik. Presiden datang ke situ berarti presiden cari sensasi," kata Rocky.
Ia lalu membandingkan jika undangan pernikahan itu disampaikan tokoh yang oposisi dengan pemerintah.
Baca juga: Ingatkan Posisi Jokowi, Farhat Abbas Tegur soal Jadi Saksi di Nikahan Atta-Aurel: Terasa HUT RI
Menurut Rocky, kemungkinan yang dikirim adalah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
"Bayangkan misalnya kalau yang mengundang adalah tokoh oposisi," singgung pengamat politik ini.
"Kalau misalnya tidak dikenal, presiden ya sudah kirim saja Ngabalin ke situ," kata Rocky.
"Tapi sekarang kita mengerti bahwa presiden selalu menginginkan supaya ada publikasi dirinya," tambahnya.