Terkini Nasional
Fakta Terduga Teroris Bambang Setiono Tuntut HRS Bebas, Akui Simpatisan hingga Ancam Ledakkan Bom
Terduga teroris Bambang Setiono membuat video pengakuan tentang alasannya merencanakan sejumlah tindakan teror, yakni menuntut Rizieq Shihab bebas.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Terduga teroris Bambang Setiono membuat video pengakuan tentang alasannya merencanakan sejumlah tindakan teror, yakni demi menuntut Habib Rizieq Shihab (HRS) bebas.
Dilansir TribunWow.com, Bambang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Mangga Dua, Jakarta Utara, pada Senin (29/3/2021) lalu.
Penangkapan itu tidak lama setelah serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).

Baca juga: Sosok Muchsin Kamal, Penjual Senjata Online ke ZA: Eks Teroris yang Anti-ISIS dan Pebisnis Sukses
Dalam pengakuannya, Bambang mengakui dirinya adalah mantan simpatisan organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) sejak awal Desember 2020.
Diketahui ormas itu sendiri telah bubar.
"(Saya) membuat bahan dari black powder dengan bahan HCl03 dari Zulaimi Agus di Sukabumi. (Saya) merencanakan aksi penyerangan kepada SPBU dengan bom molotov untuk menuntut bebas HRS," kata Bambang Setiono, dalam tayangan di Kompas TV, Minggu (4/4/2021).
Bambang menyebut tahu pembuatan bahan peledak aseton peroksida (TATP) oleh Zulaimi Agus berdasarkan perintah Habib Husein Hasni di Condet, Jakarta Timur.
Selain itu, kelompoknya merencanakan serangan terhadap kelompok masyarakat tertentu dan properti yang dimiliki.
"(Kami) merencanakan aksi pelemparan bom kepada (kelompok masyarakat) dan toko usaha (milik kelompok masyarakat)," kata Bambang.
Selain pembuatan bom molotov, ia mengaku telah merencanakan penyerangan balik jika terjadi kerusuhan saat demo.
Baca juga: Viral Siswa SMA Deklarasi Minta Habib Rizieq Shihab Dibebaskan, Ini Kata Bupati Padang Pariaman
Ia juga menyebut mengetahui pemberian bahan peledak ke kelompok-kelompok yang ada di daerah, difasilitasi tokoh tertentu.
"(Kami) merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo. (Kami) merencanakan pemberian serbuk HCl03 kepada setiap DPC dan DPW wilayah Bandung melalui Habib Nabil dan wilayah Brebes melalui Habib Hasan," papar Bambang.
"(Saya) mengetahui rencana penyerangan air keras oleh Habib Husein kepada petugas kepolisian," katanya.
Gambang mengaku berencana mengajarkan cara-cara penyerangan kepada sejumlah laskar.
Ia juga mengakui melakukan pertemuan di Cibadak, Sukabumi dengan sejumlah tokoh.
Pertemuan itu dikatakannya untuk mengajarkan ilmu kebatinan dan merencanakan serangan terhadap petugas.
Bambang mengaku telah membeberkan fakta sesungguhnya.
"Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun," tutup Bambang.
Lihat videonya mulai menit 0.30:
BIN Ungkap Tahu Rencana Serangan Kelompok Teroris sejak Januari
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto mengungkapkan pihaknya sudah mengetahui operasi jaringan teroris yang berlangsung di berbagai daerah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Rabu (31/3/2021).
Menurut Wawan, operasi kelompok teroris tersebut sudah terencana sejak awal tahun 2021.
Baca juga: Detik-detik Wanita Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Sempat Ada Perbincangan Ini dengan Petugas
"Sejak Januari memang mereka merencanakan mau menyerang," ungkap Wawan Purwanto.
Rencana operasi tersebut diduga berkaitan dengan penangkapan sejumlah terduga teroris di berbagai wilayah.
Diketahui banyak anggota teroris dari berbagai kelompok ditangkap baru-baru ini.

Serangan-serangan yang akhir-akhir ini dilakukan, Wawan menilai, adalah bentuk deklarasi diri.
Mereka juga memilih waktu tertentu untuk melancarkan serangan.
"Setelah tertangkapnya dua terduga (teroris) di Makassar, kemudian tertembak mati dua, kemudian dibawa ke Jatim itu," kata Wawan.
"Geser-geser ini dia sudah men-declare untuk melakukan serangan dan tunggu timing yang mereka pilih," jelasnya.
Baca juga: Sempat Arahkan Pistol ke Polisi, Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Mabes Polri Ternyata Wanita
Menurut Wawan, pihak kepolisian sudah mengetahui rencana serangan tersebut, sehingga dilakukan pengejaran terhadap mereka yang terlibat.
Tidak hanya itu, dalam kurun waktu perencanaan operasi, jaringan teroris menerima rekrut anggota baru.
Diketahui sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) dan baku tembak dengan terduga teroris di Mabes Polri pada Rabu sore.
"Ini sudah diketahui aparat, kemudian aparat juga segera melakukan peningkatan kapasitas juga melakukan pengejaran terhadap nama-nama yang dalam posisi DPO," kata Wawan.
"Serta juga rekrut baru yang muncul di tengah perjalanan penyelidikan itu," lanjutnya.
"Pasca-serangan kemarin di Makassar, muncul serangan-serangan lainnya dan ditindaklanjuti dengan upaya-upaya penangkapan dan pengejaran bagi mereka yang selama ini sudah lama tertera di situ," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)