Breaking News:

Terkini Daerah

Banjir Bandang Terjang Flores Timur, 63 Orang Meninggal Dunia dan Baru 23 Jenazah yang Dievakuasi

Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021).

Editor: Claudia Noventa
Istimewa/PosKupang
Banjir bandang menerjang wilayah Waiwerang di Pulau Adonara Kabupeten Flores Timur pada Sabtu 3 April 2021. Flotim menjadi salah satu wilayah terparah akibat badai siklon tropis yang melanda NTT kali ini. 

TRIBUNWOW.COM - Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021).

Banjir Bandang yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu dini hari menerjang 3 kecamatan di Kabupaten Flores Timur yakni Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Kecamatan Wotan Ulumado

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli mengatakan, jumlah korban tewas dalam musibah itu terdata berjumlah 63 orang.

Banjir memporakporandakan rumah warga di Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021).
Banjir memporakporandakan rumah warga di Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). (Dokumen warga/istimewa via Kompas.com)

Baca juga: Update Banjir Bandang di Flores Timur, Evakuasi Terkendala Angin Kencang dan Ketersediaan Alat

Baca juga: Update Banjir dan Longsor di Adonara Flores Timur: 44 Warga Tewas, 7 Orang Lainnya Belum Ditemukan

Dari total korban tewas itu 23 jenazah di antaranya sudah berhasil dievakuasi.

"Yang dievakuasi 23 orang dan masih ada yang masih tertimbun," ujar Agustinus dikutip dari Kompas TV, Minggu.

Hingga saat ini petugas gabungan, relawan, dan lainnya masih di lapangan untuk melakukan upaya evakuasi tersebut.

"Bantuannya sudah datang, personel TNI-Polri dan paguyuban lain, pramuka, tanaga semua di sana," ujar Agustinus.

Data BNPB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, korban meninggal dunia sementara tercatat sebanyak 41 orang dalam bencana longsor di Kabupaten Flores Timur yakni Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Kecamatan Wotan Ulumado

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati, menyebut korban banjir bandang hingga saat ini berjumlah 41 orang.

"9 orang luka dan 7 orang lainnya dilaporkan masih hilang," ujarnya dalam konferensi pers yang berlangsung virtual pada Minggu malam.

Ia mengatakan, pihaknya melalui Pusdalops akan terus memberikan data terbaru korban sesuai dengan verifikasi dari tim BPBD di lapangan.

Sejauh ini, kata dia, pihak melalui BPBD juga telah mendistribusikan bantuan tanggap darurat terhadap para korban bencana dilokasi tersebut.

Baca juga: Anak Tewas setelah Dipisahkan 3 Tahun darinya, Ibu Laporkan Mantan Suami dan Istri Barunya ke Polisi

Akses Jalan Terputus

Banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Flores Timur membuat sejulah akses jalan terputus.

Raditya Jati menyebut, tim kesulitan dalam pendistribusian bantuan karena saat ini terputus akses darat dan hanya bisa melalui laut.

Sehingga, pihaknya memperkuat posko-posko bencana yang sudah dibangun di lokasi.

Selain itu, tantangan lain yang tak kalah beratnya adalah bagaimana melakukan evakuasi korban dengan alat berat.

"Tantangan adalah bagaimana sampai ke lokasi. Kita sudah bangun posko jadi kita upayakan bagaimana akses yang lain untuk bantuan itu bisa sampai ke sana," ujar Raditya Jati.

Foto : Banjir memporakporandakan rumah warga di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021).(Dokumen warga)
Foto : Banjir memporakporandakan rumah warga di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021).(Dokumen warga) ()

Ia mengatakan, pihak Pusdalops BNPB telah mengkomunikasikan kepada BPBD di daerah agar terus waspada.

"Catatan penting, kami sudah memberikan komunikasi dari Pusdalops kepada BPBD daerah untuk waspada, kalau masif maka harus bagaimana soal kewaspadaan dan kesiapsiagaannya," kata dia.

Korban Tertinbun Belum Dievakuasi

Puluhan korban tertimbun belum berhasil dievakuasi seluruhnya.

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli mengatakan, telah meminta BPBD Flores Timur serta berbagai pihak untuk turun ke lapangan mengevakuasi para korban.

"Berdasarkan laporan dari Kades Nelelamadike Pius Pedang Melai, puluhan warga meninggal tertimbun dan belum bisa digali karena tidak ada alat berat," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Ini Dugaan Penyebab Pesilat di Klaten Tewas seusai Latihan, Ada Peran Pelatih hingga Teknik Killer

Agus menjelaskan, longsor disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (3/4/2021) hingga Minggu.

Selain longsor, hujan deras juga mengakibatkan sejumlah wilayah di daerah itu terendam banjir.

Korban Tertutup Lumpur

Kepala Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai mengatakan, petugas di lapangan sejauh ini mencari korban yang tertimbun secara manuan.

Sebab, alat berat tak bisa masuk ke lokasi lantaran akses jalan terputus.

"Kami hanya bisa mencari korban yang belum ditemukan di sekitar lokasi kejadian yang kemungkinan terapung, tetapi tidak bisa melakukan penggalian secara manual karena area dipenuhi lumpur," katanya

Sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan jumlah korban dalam bencana tersebut.

"Tetapi jumlah yang belum ditemukan mencapai puluhan orang, karena ada puluhan rumah warga yang terkena longsoran," ujar Pius.(Tribun Bogor/Pos Kupang/Kompas.com)

Berita terkait Terkini Daerah lainnya

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul 63 Warga Tewas Dalam Tragedi Banjir Bandang di Flores Timur: Korban Tertimbun Belum Digali

Tags:
Flores TimurBanjirNusa Tenggara Timur (NTT)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved