Kesamaan dalam Surat Wasiat Pelaku Teror Mabes Polri dan Gereja Makassar, Pakar: Didorong Kecemasan

"Yaitu dua-duanya didorong oleh rasa kecemasan, rasa tidak aman, dan perasaan insecurity yang sangat besar."

"Tapi apakah itu terkait dengan alasan-alasan spiritual? Setelah saya cermati lebih dalam, justru ternyata tidak," tandasnya.

Deborah menyebutkan bahwa ZA memiliki rasa kemarahan terkait status sosial dan penerimaan diri dalam masyarakat.

Sementara, Lukman memiliki kekhawatiran terkait masa depannya.

Baca juga: Lihat Cara Amatir ZA Tembaki Polisi di Mabes Polri, BIN: Adik Satu Ini Membiarkan Diri Ditembak

Baca juga: Eks Teroris Anggap Konyol Aksi ZA Serang Mabes Polri, Sebut Sudah Siapkan Diri untuk Mati

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 05.30:

Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Tinggalkan Surat Wasiat

Bersama istrinya YSR, Lukman (26) melakukan serangan bom bunuh diri di gerbang depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021).

Sebelum melakukan serangan tersebut, Lukman sempat meninggalkan secarik surat wasiat yang ia tujukan kepada keluarganya.

Orangtua Lukman satu-satunya yakni sang ibu diketahui sampai saat ini masih terus-terusan menangis.

Hal tersebut disampaikan oleh bibi Lukman, Siti Rahma dalam acara Mata Najwa, Rabu (31/3/2021).

Siti Rahma mengaku, baru mengetahui soal surat wasiat Lukman sehari sesudah keponakannya itu melakukan aksi bom bunuh diri.

Ia bercerita, ibu Lukman masih sangat terpukul dan terus-menerus menangis.

"Sangat syok, sampai sekarang dia belum sehat," kata Siti.

"Dia sedikit-sedikit menangis," lanjutnya.

Surat wasiat tersebut diketahui ditemukan oleh tim Gegana Brimob Polda Sulsel dan Densus 88 saat melakukan penggeledahan di rumah Lukman, Jl Tinumbu I Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin (29/3/2021).