Breaking News:

Kabar Tokoh

Singgung Bakal Wariskan Tahta, Megawati: Kalau Tak Setuju Monggo Mundur, yang Mau Masuk PDIP Banyak

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan dirinya tidak lagi mengurus partai.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
KOMPAS.com
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Megawati menyinggung nasib PDIP jika dirinya tidak lagi menjabat ketua umum. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan dirinya tidak lagi mengurus partai.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam sambutan acara peluncuran buku Merawat Pertiwi yang ditayangkan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (27/3/2021).

Dalam sambutannya, Megawati menyebut ada yang bertanya bagaimana nasib PDIP jika dirinya tidak lagi menjadi ketua umum.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi tuduhan dirinya memberi uang ke sejumlah anggota partai agar memilih dirinya, Sabtu (27/3/2021).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menanggapi tuduhan dirinya memberi uang ke sejumlah anggota partai agar memilih dirinya, Sabtu (27/3/2021). (Capture YouTube TvOne)

Baca juga: Megawati Beri Kode Bakal Turun Tahta di PDIP, Hasto Kristiyanto: Beliau Sebenarnya Kritik

"Ada pertanyaan, 'Nanti kalau bisa suatu saat Ibu harus diganti?'. Monggo wae (silakan saja)," ungkap Megawati Soekarnoputri.

Walaupun begitu, ia memberi wanti-wanti kepada para kadernya bahwa ada prinsip yang harus dipegang.

Ia bahkan menyuruh kadernya langsung mundur jika tak setuju.

"Tapi PDI Perjuangannya, awas lho. Karena saya sudah bilang, sepanjang ada republik ini, maka PDI Perjuangan ini harus tetap ada sebagai salah satu partai andalan di republik kita ini," singgung Mega.

"Kalau kalian enggak setuju dengan hal itu, monggo mundur mawon (silakan mundur saja)," ucapnya sambil menunjuk.

Ia menyinggung saat ini banyak pihak yang tertarik bergabung dengan PDIP.

Menurut Megawati, hal ini berbeda karena dulu PDIP lebih diminati mereka yang awam dengan politik.

"Yang mau masuk PDI itu sekarang banyak. Saya sampai pusing," ucapnya.

"Pusingnya itu begini. Kalau dulu yang dateng pada rakyat mau masuk. Gampang 'kan, bisa ditaruhnya di anak ranting, ranting, begitu," jelas mantan Presiden RI kelima ini.

Baca juga: Refly Harun Pastikan Ganjar Pranowo Maju Capres 2024, Ungkit Asalkan Syarat Ini Terpenuhi

Megawati mengungkapkan saat ini yang tertarik bergabung dengan PDIP sehingga membuat dirinya kebingungan menempatkan calon kader baru.

"Eh sekarang, banyak lho, istilahnya dari kalangan kelas menengah mau masuk PDI," kata Megawati.

Ia menyinggung jajarannya di partai harus digantikan jika menerima para calon baru tersebut.

"Nah, aku 'kan ya pusing. Emangnya kalian mau digantikan? Wah, kalau kalian mau digantikan, gampang aku," ucap ketua umum yang menjabat sejak 1999 ini.

"Orang yang masuk pintar-pintar tak lebokke wae (saya masukkan saja) di struktur yang berada di tengah," lanjutnya.

"Siapakah struktur yang berada di tengah? 'Kan gitu. DPC, DPD. Kalau DPR itu 'kan DPRD-nya. Hayo, boleh dirapatin. Setujukah tempat kalian diganti?" tambah Megawati sambil menunjuk.

Lihat videonya mulai menit 1.50:

Hasto Kristiyanto: Beliau Sebenarnya Kritik

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan maksud ucapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dilansir TribunWow.com, hal itu Hasto sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (27/3/2021).

Diketahui dalam sebuah acara peluncuran buku secara virtual, Megawati menyinggung kemungkinan akan segera turun dari jabatannya di partai.

Baca juga: Respons PDIP soal Ganjar Pranowo Ajek di 3 Besar Capres 2024: Buka Kartu Belum Menguntungkan

Ia juga mengungkap nasib partai selanjutnya jika dipimpin orang lain.

Menurut Hasto, ungkapan Megawati itu sebenarnya merupakan kritik internal.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Kalau kita lihat pernyataan secara utuh dari Ibu Megawati, yang pertama dia sebenarnya memberikan kritik motif orang berpartai terlebih ingin menjadi ketua umum itu karena motif kapital, motif kekuasaan," jelas Hasto.

"Padahal berbeda dengan PDI Perjuangan. Motif yang diinginkan adalah membangun bangsa dan negara," lanjutnya.

Hasto menilai Megawati sebagai ketua umum partai ingin membangun kesadaran banyak orang untuk berpartai dengan alasan yang tepat.

"Bukan sekarang elit yang dia merasa punya dana, punya kepentingan jangka pendek, kemudian masuk mau mengambil alih partai politik," singgung Hasto.

Baca juga: Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega: Tak Pernah Ada

Selanjutnya ada alasan lain Megawati mengungkapkan sentilan seperti itu, yakni terkait regenerasi kepemimpinan partai.

Hasto menerangkan regenerasi ini berfungsi mempertahankan partai di kemudian hari.

"Kemudian yang kedua kami diingatkan tentang pentingnya proses regenerasi di dalam tubuh partai," papar Hasto.

"Regenerasi ini 'kan fungsi dasar partai politik selain rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi, bagaimana partai mengambil keputusan politik untuk rakyat, bagaimana komunikasi politik dijalankan dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Hasto menyebut mantan Presiden RI kelima itu menyadari suatu saat dirinya akan digantikan dari kursi ketua umum.

"Ibu Megawati juga menyadari bagaimana hukum alam, karena itulah partai sejak awal diminta menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya, menjadi wahana bagi hadirnya kepemimpinan yang ideologis," ungkap Hasto.

Menurut dia, kini PDIP fokus kepada mengembangkan kepemimpinan yang kuat dan menyiapkan calon pengganti melalui kongres keenam yang akan segera diselenggarakan.

"Seorang pemimpin dinilai berhasil ketika mempersiapkan suksesornya," tambah Hasto. (TribunWow.com/Brigitta)

Baca berita terkait lainnya

Tags:
MegawatiPDIPHasto Kristiyanto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved