Ledakan di Gereja Katedral Makassar
Ada Pelaku Baru Tertangkap, Berperan Dukung Pasutri di Makassar Lakukan Bom Bunuh Diri di Gereja
Kepala BNPT Boy Rafli Amar memaparkan ada 2 hingga 3 pelaku baru yang diamankan yang diduga memberikan dukungan pada pelaku bom bunuh diri di Makassar
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Boy Rafli Amar mengatakan ada dua hingga tiga pelaku baru yang telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Para pelaku baru itu diduga mendukung pelaku lapangan yang melakukan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Seluruh pelaku baru yang diamankan, masih berada di wilayah Kota Makassar.

Baca juga: Sosok Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar: Suami Istri, Baru 6 Bulan Menikah
Pada acara Kabar Siang tvOne, Senin (29/3/2021), Komjen Boy menyampaikan dugaan pendanaan dalam aksi bom bunuh diri tersebut.
Pertama adalah didanai oleh pihak lain, dan kedua berasal dari dana pribadi atau mandiri.
"Bisa dari sumber-sumber pihak yang tak bertanggung jawab yang mendukung tindakan-tindakan mereka," jelas dia.
Komjen Boy mengiyakan bahwa pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan suami istri.
Ia menambahkan, pihak kepolisian juga telah berhasil mengamankan sejumlah pelaku baru yang diduga memberikan dukungan kepada pelaku lapangan aksi bom bunuh diri.
"Kemudian nanti juga ada penjelasan, penangkapan-penangkapan pihak-pihak yang memberikan dukungan kepada dua orang ini," jelas dia.
Para pelaku baru tersebut berhasil dicokok di Makassar.
"Sudah ada tersangka baru yang diduga kuat memberikan dukungan kepada yang bersangkutan," terang Komjen Boy.
Komjen Boy menyampaikan, pelaku-pelaku baru yang ditangkap masih terlibat satu jaringan sama seperti pelaku lapangan yakni jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Sebelumnya, Komjen Boy mengatakan, pelaku pria yang berinisial L ternyata masih cukup muda, yakni kelahiran tahun 1995 atau berusia 25 tahun.
Komjen Boy mengkategorikan pelaku sebagai kalangan milenial.
Ia mengatakan, para generasi muda memang menjadi target propaganda terorisme dan virus radikalisme.