Pilpres 2024
Ini Prediksi Pasangan Pilpres 2024 Terkuat, Pengamat Sebut Sudah Punya Tiket: Tidak Mungkin Ngalah
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Media Nasional (Median), Rico Marbun, mengungkap prediksinya atas bursa pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Media Nasional (Median), Rico Marbun, mengungkap prediksinya atas bursa pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Talk Show TvOne, Selasa (23/3/2021).
Diketahui sejumlah nama pejabat publik telah muncul dalam radar calon presiden dengan elektabilitas masing-masing.

Baca juga: Beredar Poster Deklarasi Jusuf Kalla-AHY untuk Pilpres 2024, Lihat Respons JK Cuma Tersenyum
Rico menanggapi kemungkinan Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berpasangan.
"Luar biasa kalau ini jadi," komentar Rico Marbun.
"Ini sangat mungkin terjadi," katanya.
Ia menilai hal itu dari hasil survei di berbagai tempat yang menunjukkan Prabowo masih populer sebagai calon presiden.
Tidak hanya itu, Prabowo Subianto memiliki dukungan dari para kadernya, selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
Hal ini membuat koalisi antara PDIP yang mengusung Puan dengan Gerindra semakin besar.
"Satu, kalau kita dalam posisi Mbak Puan, melihat Prabowo sebagai orang yang elektabilitas di survei-survei selalu nomor satu. Jadi wajar, dong," jelas Rico.
"Kedua, dari sisi tiket. Ini sudah selesai. Artinya effort-nya tidak terlalu besar," lanjutnya.
Baca juga: Refly Harun Sebut Mungkin Prabowo-Anies Berpasangan di Pilpres 2024: Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi
Ia lalu memprediksi nasib tokoh-tokoh lain yang juga kerap muncul dalam survei elektabilitas.
Misalnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Menurut Rico, kemungkinan mereka punya potensi maju di pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Pasalnya Ganjar juga berasal dari PDIP, sehingga Puan tidak mungkin mengalah dengan mereka.
"Kalau misalnya Puan maju dari PDIP, Prabowo maju dari Gerindra. Berarti nama-nama kayak Ganjar, Susi, majunya nanti di Jakarta, enggak jadi di pilpres," papar Rico.
"Itu 'kan otomatis bukan jadi kompetitor lagi. 'Kan mereka sudah PDIP semua ini. Masak Mbak Puan mau ngalah? Enggak mungkin," lanjutnya.
"Atau mau pindah partai lain? Kemungkinan itu ada, tapi kecil sekali," tambah pengamat politik ini.
Lihat videonya mulai dari awal:
Kemungkinan Prabowo-Anies Berpasangan di Pilpres 2024
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung kemungkinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mencalonkan diri di Pilplres 2024.
Dilansir TribunWow.com, Refly menyinggung kemungkian Anies berpasangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (22/3/2021).
"Why not? Saya tidak tahu, sangat tergantung konstelasi politik," jelas Refly.

Baca juga: Respons PDIP soal Posisi Ganjar Pranowo di Bawah Anies dalam Survei Presiden Pilihan Anak Muda
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Ungkap Anies Nomor 1 Disusul Ganjar, Burhanuddin: Pemilih Jokowi Nyebar
Jika tak ada pilihan lain, Anies disebutnya pasti akan menerima tawaran bergabung dengan Prabowo.
Apalagi, jika tak ada satu pun partai yang mendukung Anies di Pilpres 2024.
"Maka berlaku tidak ada akar, rotan pun jadi," kata Refly.
"Kalau Anies jadi gelandangan politik, tidak ada yang mencalonkan."
"Lalu tiba-tiba digandeng Prabowo ya mau enggak mau, enggak ada pilihan."
Menurut Refly, hal itu jika akan terjadi pada Prabowo jika PDI Perjuangan (PDIP) bersikeras mencalonkan Puan Maharani.
Baca juga: Elektabilitas AHY Hanya 4,1 Persen, Demokrat Yakin Bisa Kejar Ketertinggalan Mendekati Pilpres 2024
Baca juga: Sebut Prabowo Berpeluang Besar Menangkan Pilpres 2024, M Qodari: Beliau Punya Popularitas
Ia menyebut, bisa saja Prabowo jadi calon wakil presiden mendampingi Puan.
"Itu sama seperti Prabowo yang turun pangkat jadi calon wakil presiden ketika tidak ada pilihan menjadi calon presiden," ujarnya.
"Karena Megawati tidak mau menyodorkan Puan jadi wakil Prabowo."
"Karena dia ingin jadi presiden, akhirnya Prabowo mengalah."
Tak hanya itu, menurut Refly, hal serupa juga pernah dialami Wiranto pada 2009 lalu.
Refly menyebut, Wiranto juga rela turun pangkat dari calon presiden 2004 menjadi calon wakil presiden 2009.
"Wiranto tahun 2004 sebagai calon presiden harus mengalah jadi calon wakil presiden," kata Refly.
"Karena dia tidak mendapatkan kereta apa pun untuk jadi presiden."
"Karena itu ketika digandeng JK menjadi wakil presiden, dia terima," tukasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)