Sinopsis dan Jadwal Film
Sinopsis Film The Late Bloomer di Netflix, Pria Dewas Alami Pubertas setelah Sembuh dari Tumor Jinak
Film The Late Bloomer (2019) menjadi rekomendasi untuk mengisi waktu luangmu dan bisa langsung ditonton melalui Netflix.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
lihat foto
TRIBUNWOW.COM - Film The Late Bloomer (2016) menjadi rekomendasi untuk mengisi waktu luangmu dan bisa langsung ditonton melalui Netflix.
Dikutip TribunWow.com dari Wikipedia.org, film The Late Bloomer (2016) mengusung genre komedi, drama dan romantis.
Film ini menceritakan tentang seorang pria dewasa yang berhasil mengangkat tumor jinak yang bertumpu pada kelenjar pituitari, mengalami semua perubahan dan efek pubertas selama periode tiga minggu.
Baca juga: Sinopsis Film Mariposa yang Dibintangi Angga Yunanda dan Adhisty Zara, Sudah Tayang di Netflix
Baca juga: Sinopsis Film Collide, Penyelamatan Kekasih tapi Justru Terjebak Mafia Narkoba, di Bioskop TRANS TV
Sinopsis Film:
Dr. Peter Newmans (Johnny Simmons) adalah seorang terapis seks berusia 27 tahun menjalani kehidupan yang tenang sendirian.
Namun dirinya diam-diam menindih tetangganya yang cantik, Michelle (Brittany Snow).
Dia dikenal sebagai orang yang sangat non-seksual, dan telah menulis sebuah buku tentang bagaimana seks bukanlah suatu keharusan.
Michelle putus dengan pacarnya yang gila kerja, dan Peter menggunakan kesempatan itu untuk menghiburnya.
Dalam kerentanannya, Michelle mencium Peter.
Tiba-tiba dia sakit kepala parah dan harus pergi.
Sekitar waktu itu dia mengalami beberapa migrain yang sangat parah tetapi tidak terungkap sampai nanti apa penyebab sebenarnya.
Keesokan paginya, dia dibujuk oleh teman-temannya (Kumail Nanjiani dan Beck Bennett) untuk bergabung dengan mereka di pertandingan bola basket akhir pekan mereka, di mana dia dipukul di selangkangannya dan jatuh ke tanah.
Dia datang ke ruang gawat darurat, di mana teman-temannya mengatakan kepalanya mungkin terbentur, jadi dokter memerintahkan CT scan kepala, diikuti dengan MRI.
Selama pemeriksaan fisik pertamanya, dokter memperhatikan testis Peter yang kurang berkembang, dan menjadi semakin prihatin.
Diketahui bahwa Peter memiliki tumor otak jinak jangka panjang yang menekan kelenjar pituitari, yang menyebabkan prolaktin dilepaskan ke dalam sistemnya sambil menekan produksi testosteronnya.
