Breaking News:

Terkini Nasional

Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega: Tak Pernah Ada

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira enggan menjawab tentang Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibentuk antara PDIP dengan Partai Gerindra.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Rizal Bomantama/Tribunnews.com
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpamitan kepada kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri usai keduanya bertemu selama kurang lebih dua jam di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakpus, Rabu (24/7/2019). Terbaru, Perjanjian Batu Tulis antara PDIP dengan Gerindra diungkit kembali. 

TRIBUNWOW.COM - Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira enggan menjawab tentang Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibentuk antara PDIP dengan Partai Gerindra.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (22/3/2021).

Diketahui perjanjian tersebut dibentuk Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, mendaftarkan diri sebagai pasangan capres-cawapres di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Sabtu (16/5).
Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, mendaftarkan diri sebagai pasangan capres-cawapres di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Sabtu (16/5). (Kompas.com/(ALIF ICHWAN))

Baca juga: Prabowo Tak Populer Jadi Capres 2024 di Mata Anak Muda, Burhanuddin Muhtadi: Cari yang Fresh

Baca juga: Dulu Ajukan Jokowi di Pilgub DKI lalu Jadi Rival di Pilpres, Prabowo: Tebak Bagaimana Perasaan Saya

Dalam perjanjian itu terdapat tujuh poin kesepakatan yang menyebut Prabowo akan mendapat dukungan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.

Namun, Prabowo kemudian merasa dikhianati karena PDIP justru mengusung Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ketika ditanya tentang hal itu, Andreas Hugo mengelak.

"Soal perjanjian, itu sebenarnya sudah masa lalu. Sampai sekarang juga tidak pernah ada pembicaraan," jawab Andreas Hugo Pareira.

Ia menyebut kedua belah pihak akan berfokus pada pilpres 2024 yang akan datang.

"Bicara 2024 kita buka lembaran baru, lah," katanya.

Andreas enggan mengakui adanya pertemuan untuk membicarakan hal itu.

Baca juga: Bantah Megawati Zalimi SBY di Pilpres 2004, Deddy Sitorus Sebut SBY Sudah Ditanya dan Menolak Maju

Menurut dia, perjanjian itu tidak pernah dibicarakan lagi antara PDIP dan Gerindra.

Diketahui pada pilpres 2014 dan 2019, kedua partai itu menjadi rival dengan tokoh yang diusung masing-masing.

"Tidak pernah ada pembicaraan soal itu. Itu 'kan interpretasi teman-teman," kata Andreas mengelak.

"Tidak pernah ada pembicaraan lagi soal itu," tambah dia.

Ia juga membantah terkait draft yang beredar di publik.

Andreas enggan mengonfirmasi keterkaitan antara perjanjian tersebut dengan persaingan PDIP dan Gerindra saat pilpres.

"Apakah benar ada perjanjian atau tidak 'kan yang tahu cuma (Prabowo dan Megawati)," jelas Andreas.

"Itu (perjanjian) untuk menghitung pada waktu itu. Saya kira berkaitan dengan pilpres, yang kemarin juga tidak berlaku," lanjutnya.

Untuk menyongsong 2024, Andreas menyebut pihaknya masih mengamati suasana dinamika politik yang berlangsung.

Ia enggan memberitahu apakah perjanjian tersebut masih berlaku atau tidak.

"Ke depan kita lihat bahwa ini sesuai dengan apa yang ada di referensi dinamika politik dan perkembangan ini," jelas Andreas.

"Belum tahu, karena ini referensi karena dinamika politiknya masih berkembang," tegasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-5.30:

Prabowo Tak Populer Jadi Capres 2024 di Mata Anak Muda

Hasil Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berada di posisi kelima dalam hal popularitas calon presiden 2024 di mata anak muda.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam Kabar Petang di TvOne, Senin (22/3/2021).

Diketahui posisi pertama ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan persentasi 15,2 persen, diikuti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 13,7 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 10,2 persen, dan Menparekraf Sandiaga Uno 9,8 persen.

Unggahan akun Instagram Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Prabowo Subianto diharapkan akan maju di Pilpres 2024.
Unggahan akun Instagram Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Prabowo Subianto diharapkan akan maju di Pilpres 2024. (Instagram @prabowo)

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Ungkap Anies Nomor 1 Disusul Ganjar, Burhanuddin: Pemilih Jokowi Nyebar

Setelah itu baru nomor lima diduduki Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 9,5 persen.

"Secara statistik, perbedaan antara Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, kemudian Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan Prabowo Subianto sebenarnya masih dalam margin of error 2,9 persen," papar Burhanuddin Muhtadi.

"Jadi secara statistik itu sebenarnya kita tidak bisa secara konklusi bisa memutuskan," tambahnya.

Selain itu perbedaan persentase yang didapat masing-masing tokoh tidak signifikan.

"Lagi-lagi ini menunjukkan betapa dinamisnya pertarungan elektoral terutama di mata kaum muda," komentar Burhanuddin.

Menurut pengamat politik tersebut, hasil survei ini tidak menunjukkan elektabilitas Prabowo secara keseluruhan pada semua populasi.

Baca juga: Arief Poyuono Lantang Minta Jokowi 3 Periode: Dukung Presiden, Bukannya Malah Bikin Timses Capres

"Tetapi memang kalau kita bandingkan dengan populasi umum, Pak Prabowo lebih unggul. Bahkan Lembaga Survei Indonesia itu sudah merilis survei Pak Prabowo itu ada di kisaran 23-24 persen," ungkapnya.

"Pertanyaannya mengapa? Memang lagi-lagi tergantung referensi komparatifnya," jelas Burhanuddin.

Di mata anak muda Prabowo memang tidak dianggap sebagai calon presiden 2024 yang tepat, tetapi dalam populasi keseluruhan Prabowo masih unggul.

Selain itu, hal ini bergantung pada tokoh yang dibandingkan dengan Prabowo.

Misalkan Prabowo disandingkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), persentase anak muda akan lebih memilih Prabowo.

Namun jika dibandingkan dengan figur yang lebih muda seperti Anies Baswedan hingga Sandiaga Uno, anak muda akan cenderung memilih tokoh-tokoh pejabat publik tersebut.

Burhanuddin mengungkapkan sebabnya.

"Tetapi kalau dibandingkan figur-figur yang lebih muda, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, pemilih muda lebih memilih yang lebih fresh," kata Burhanuddin. (TribunWow.com/Brigitta)

Baca berita terkait lainnya

Tags:
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)Prabowo SubiantoMegawatiPartai GerindraMenteri PertahananTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved