Pilpres 2024
Mardani Ungkap Alasan Prabowo Terpental dari Survei Versi PKS, Posisinya Digantikan Ridwan Kamil
Politikus PKS Mardani Ali Sera menanggapi hasil survei terbaru terkait popularitas sejumlah tokoh publik sebagai calon presiden
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Politikus PKS Mardani Ali Sera menanggapi hasil survei terbaru terkait popularitas sejumlah tokoh publik sebagai calon presiden (capres) 2024.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (22/3/2021).
Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki peringkat pertama sebagai capres di mata anak muda.

Baca juga: Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega: Tak Pernah Ada
Mardani kemudian mengapresiasi indikator yang digunakan dalam survei tersebut, yakni suara anak muda yang akan sangat signifikan di pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
"Kami baru rakernas. Angkanya 44 persen (populasi usia) 17 sampai 40 tahun di 2024," ungkap Mardani Ali Sera.
"Karena itu ceruk yang sangat besar, sehingga kita betul-betul harus mendengarkan, memetakan," lanjut dia.
Sejauh ini beberapa lembaga survei menunjukkan tokoh publik dengan popularitas tinggi adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurut Mardani, survei yang dilakukan di PKS juga menunjukkan hasil serupa, tetapi posisi Prabowo digantikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK).
Mardani menilai hal itu terjadi karena Ridwan Kamil populer di kalangan pengguna media sosial.
"Top three-nya itu memang sesuai dengan prediksi yang kita buat waktu rakernas. Anies, Ganjar, sama RK," ungkap Mardani.
"RK bahkan sangat aktif di sosial medianya," singgungnya.
Baca juga: Prabowo Tak Populer Jadi Capres 2024 di Mata Anak Muda, Burhanuddin Muhtadi: Cari yang Fresh
Ia menjelaskan alasan Prabowo tidak ada dalam radar tiga besar hasil survei.
Menurut dia, Prabowo kurang populer di media sosial.
"Basisnya sosial media. Anak muda itu (memiliki) Instagram, sebagian TikTok, begitu. Twitter tidak banyak mereka. Facebook sebagian untuk kelas bawah ada," papar Mardani.
"Jadi survei ini menjadi alarm bagi partai yang tidak mendengarkan suara anak muda," katanya.