Terkini Daerah
6 Fakta Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Blitar, Ayah Bunuh 2 Anaknya, lalu Gantung Diri
Kasus tragis tewasnya tiga orang dalam satu keluarga di Blitar, Jawa Timur berhasil terungkap. Ini fakta selengkapnya.
Editor: Mohamad Yoenus
"Tidak adanya upaya paksa dari seseorang di luar ketiga korban untuk masuk ke rumah TKP. Ditambah keterangan dari warga sekitar. Sampai di situ polisi sudah dapat menduga NF dan SM dibunuh oleh S," jelas Leo.
Cara S membunuh kedua anaknya, ujar Leo, sebenarnya juga sudah dapat diduga jika melihat adanya luka memar setengah melingkar di leher keduanya.
Namun pelacakan profil DNA melalui uji labfor memberikan detail dan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Terdapat resapan darah pada kuku tangan kanan dan kiri S yang merupakan campuran profil DNA dari korban NF dan SM. Berarti dia (S) menggunakan kedua tangannya untuk mencekik korban," ujar Leo membacakan hasil uji labfor.
2. Ada Tanda Perlawanan
Leo melanjutkan terdapat tanda-tanda pemberontakan dari NF yang diduga dilakukan saat S mencekik lehernya.
Tanda itu terlihat dari bukti adanya profil DNA milik S pada kuku kedua tangan NF.
Hasil uji labfor tersebut juga menyodorkan bukti yang membawa pada satu kesimpulan yang lebih "mengganggu", yaitu adanya profil DNA milik SM pada kaus kaki yang dikenakan S.
Dan kesimpulan tambahan yang bersifat spekulatif, ujar Leo, bahwa pada saat yang sama, ketika S berusaha membunuh SM, dia juga mencekik leher NF.
Kemungkinan setelah NF meninggal, S mencekik SM menggunakan kedua tangannya guna memastikan SM juga meregang nyawa.
Baca juga: Kejanggalan Kematian 1 Keluarga di Blitar, Ayah Ditemukan Tewas Tergantung, 2 Anak Terkapar di Kasur
3. Alasan S Bunuh Anaknya Belum Diketahui
Anggota Polres Blitar belum bisa menyimpulkan alasan S membunuh dua anaknya, NF dan SM, kemudian gantung diri.
Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela mengatakan, jika dilihat dari motif ekonomi, S dan kedua anaknya selama ini tidak dapat dikatakan hidup kekurangan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun polisi, setidaknya untuk kebutuhan makan sehari-hari, keluarga S tidak pernah mengalami kesulitan berkat kiriman uang dari anak sulung S yang sudah beberapa tahun bekerja di Timor Leste.
4. Pelaku Pernah Terapis Kejiwaan