Kecelakaan Bus Sri Padma Kencana
Kesaksian Tim SAR Sulit Evakuasi Korban Tewas ke-27 Kecelakaan Bus Padma, Terjepit Body Kendaraan
Kepala Operasional Basarnas Supriono menyebut sempat ada kesulitan dalam mengevakuasi jenazah korban tewas terakhir dalam kecelakaan maut bus Padma.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kepala Operasional Basarnas Supriono menyebut sempat ada kesulitan dalam mengevakuasi jenazah korban tewas terakhir dalam kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana.
Dilansir TribunWow.com, diketahui bus bernomor polisi T 7591 TB itu terguling masuk jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) sekitar pukul 18.30 WIB.
Sebanyak 26 korban tewas berhasil dievakuasi, sampai akhirnya jenazah ke-27 dapat dikeluarkan dari himpitan bus yang terguling pada Kamis (11/3/2021) pagi.

Baca juga: Korban Selamat Ungkap Bus Padma Ganti Jalur sebelum Lewat Tanjakan Cae: Oleng Kecepatan Luar Biasa
"Dari hasil perencanaan operasi SAR, sampai saat ini kita sudah berhasil mengevakuasi 65 orang," papar Supriono, dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV.
"Terdiri dari 39 selamat dan 26 body bag (kantong jenazah)," lanjutnya.
Ia membenarkan ada satu jenazah yang sulit dievakuasi karena terhimpit badan bus.
Diketahui bus itu terguling ke dalam jurang dan mendarat dalam posisi terbalik 180 derajat.
"Yang dicari karena di bawah body bus ini ada target satu korban," ungkap Supriono.
Ia mengakui proses evakuasi yang dilakukan cukup sulit dan membutuhkan waktu lebih lama.
"Kesulitannya karena tertimpa body bus, otomatis prosesnya agak lama," kata Supriono.
"Tapi akan kita kerjakan semaksimal mungkin untuk bisa terevakuasi," tegasnya.
Baca juga: Duduk di Belakang Sopir, Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus Padma Ungkap Kesaksian Sempat Cium Bau
Kemudian pada Kamis pagi, jenazah korban terakhir itu berhasil dievakuasi.
Di lokasi kejadian, sebelumnya Supriono menyebut kecelakaan itu membutuhkan penanggulangan khusus.
"Ini kecelakaan dengan penananganan khusus. Otomatis penanganan estrikasi yang kita miliki, bekerja sama dengan damkar, untuk memotong body bus tersebut supaya membuat akses terhadap evakuasi korban," terangnya.
Dikutip dari TribunJabar.id, Danpos Koramil Wado, Pelda Nandang, menceritakan kronologi kecelakaan bus tersebut.
Bus itu terguling masuk ke dalam jurang lebih dari 5 meter pada Rabu malam sekitar pukul 18.30 WIB.
"Saat itu, bus dari arah Malangbong, Kabupaten Garut, menuju Sumedang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae yang berada di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi," ungkap Nandang, Rabu malam.
Lihat videonya mulai 0.50:
Bus Padma Ganti Jalur sebelum Lewat Tanjakan Cae
Imam, korban selamat kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana, mengungkapkan kendaraan tersebut sempat berganti-ganti jalur sebelum melewati Tanjakan Cae.
Dilansir TribunWow.com, diketahui bus bernomor polisi T 7591 TB itu terguling masuk jurang di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) sekitar pukul 18.30 WIB.
Diketahui bus itu berangkat dari Cisalak, Subang menuju Pamijahan, Tasikmalaya.
Baca juga: Duduk di Belakang Sopir, Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus Padma Ungkap Kesaksian Sempat Cium Bau
Kemudian bus kembali dalam perjalanan pulang dari Tasikmalaya menuju Subang melewati Wado, Sumedang.
"Tadinya gini, biasanya 'kan lewat Nagrek, 'kan sudah biasa keluar Nagrek," jelas Imam, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (11/3/2021).
Setelah itu peserta rombongan memberi usul agar mereka berpindah jalur lewat Bandung.
Usulan itu disepakati.

Namun kembali ada yang mengusulkan agar rombongan melewati Wado saja.
"Setelah itu ada inisiatif dari kawan-kawan, bagaimana (kalau lewat) jalur Bandung? Oke, jalur Bandung," papar Imam.
"Terus dari teman-teman ada inisiatif lagi. Kalau jalur Bandung, gimana kalau jalur Wado? Kira-kira sanggup enggak sopirnya?" lanjutnya.
Namun dalam perjalanan, justru tercium bau terbakar dari kampas rem.
Bus kemudian oleng dan masuk ke jurang sedalam 5 meter.
Baca juga: Fakta-fakta Kecelakaan Maut Bus Padma di Cae: Angkut Tur Siswa SMP, hingga Kesaksian Korban Selamat
"Dari awal kampas rem itu sudah tercium bau sangit," ungkap Imam.
"Lalu kita memutuskan melalui jalur (Wado), katanya.
"Mungkin jalur Wado terlalu curam. Di situlah pertama (bus) oleng dulu, lalu dengan kecepatan yang luar biasa (jatuh ke jurang)," ungkap dia.
Dikutip dari Kompas.tv, sopir sempat panik karena tiba-tiba bus melaju terlalu kencang.
"Iya, pas jalur menurun, pas belokan kalau nggak salah, itu kenceng. Kayaknya panik sopirnya," kata Imam.
Menurut Imam, awalnya kendaraan dalam kondisi baik.
Namun sejak mulai tercium bau sangit kampas rem, kendaraan mulai tidak dapat dikendalikan sampai akhirnya terjadi kecelakaan maut.
"Kita enggak ada kendala sebetulnya, mobil dalam keadaan prima. Tapi entah mengapa dalam perjalanan tercium bau. Saya tanyakan, ini kenapa mobil bau? Ini biasanya kampas remnya masih baru," papar Imam.
"Ya sudah kalau gitu mah, berarti baguslah nggak ada masalah. Itu terasa pas pulang," tambah dia.
Akibat peristiwa tragis itu, 27 orang meninggal dunia.
Kementerian Perhubungan juga melakukan investigasi terhadap kecelakaan maut itu. (TribunWow.com/Brigitta)