Kecelakaan Maut Bus Sri Padma Kencana
Cerita Eha Nuraeti, Korban Selamat Kecelakaan Maut Bus di Sumedang, Buka Baju untuk Selamatkan Diri
Eha Nuraeti menjadi korban selamat kecelakaan bus di Tanjakan Cae, Sumedang. Ia terpaksa membuka baju agar bisa menyelamatkan diri.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Eha Nuraeti (55) masih ingat betul peristiwa kecelakaan di Tanjakan Cae, Jalan Sumedang-Malangbong, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Subang, Rabu (10/03/2021) malam itu.
Eha, warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang itu merupakan satu dari 39 penumpang bus Sri Padma yang selamat.
Sri menceritakan, saat bus jatuh ke jurang, ia dalam keadaan tengkurap.

Baca juga: 5 Fakta Kecelakaan Maut Bus Padma di Sumedang, Telat Uji KIR hingga Pembatas Jalan Tak Kuat Menahan
Baju dan kakinya terjepit.
Saudaranya menyarankan Eha membuka baju agar bisa menyelamatkan diri.
Demi keselamatan, Eha kemudian membuka baju.
Melihat ada selimut di salah satu jok, ia pun mengambilnya.
"Terus lihat ada selimut bus terus diselimutkan dan jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat," ujar Eha di rumahnya, Kamis (11/3/2021).
Eha menceritakan, Rabu malam itu ia dan rombongan dari SMP IT Al Muaawanah sehabis pulang ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya.
Namun rupanya, bus yang ditumpanginya diduga mengalami rem blong.
Ziarah ke Pamijahan itu, kata Eha, merupakan program dari sekolah.
Baca juga: Kata Saksi Kecelakaan Maut di Sumedang yang Tewaskan 27 Orang, Sempat Sepakat Tak Lewat Tanjakan Cae
Untuk akomodasinya, siswa yang ikut diwajibkan membayar Rp 350 ribu dan orangtua pendamping yang ikut Rp 250 ribu.
Sementara siswa yang tak ikut diminta membayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer.
Eha menyebut ia awalnya tak berniat mengikuti ziarah itu.
Sepulang dari sawah, Eha diminta tetangga untuk ikut.