Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Andaikan Moeldoko Tak Terpilih Ketum, Pengamat: Tak Ada yang Ikut Campur, Biarin Saja Cakar-cakaran

Pengamat politik Adi Prayitno menilai pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko menjadi sorotan publik karena jabatannya yang dekat dengan Istana.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Terbaru, Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deliserdang, Sumatera Utara. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Adi Prayitno menilai pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko menjadi sorotan publik karena jabatannya yang dekat dengan Istana.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa (9/3/2021).

Diketahui Moeldoko kini menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Suasana kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021), Jumat (5/3/2021)
Suasana kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021), Jumat (5/3/2021) (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Kesaksian DPC Hadiri KLB Demokrat: Tiba-tiba Jhoni Allen Ketok Palu Ketua Umum adalah Moeldoko

Menanggapi keterlibatan Moeldoko dalam isu kudeta melalui kongres luar biasa (KLB) Demokrat, Adi Prayitno mendukung sang Kepala KSP mengundurkan diri atau Istana memberi teguran keras.

"Publik tahu setiap hari Moeldoko ini KSP. Setiap hari ngantornya di Istana, setiap hari berinteraksi dengan presiden, dengan menteri-menteri. Enggak mungkin orang enggak mengait-ngaitkan ini dengan persoalan Istana," jelas Adi Prayitno.

Ia menyebut sosok yang mendesak Moeldoko mundur dari jabatannya adalah para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Kasus ini dikhawatirkan dapat merusak kredibilitas Jokowi.

Adi menyinggung ada dampak lain yang mungkin terjadi jika Moeldoko melanjutkan manuver politiknya di Demokrat.

"Tentu Istana akan selalu dikaitkan dengan kasus KLB. Ini terkait dengan status Moeldoko sebagai Ketua KSP," ungkap pakar politik ini.

"Andai Moeldoko bukan Ketua KSP, saya kira publik tidak akan merecoki persoalan Partai Demokrat," lanjut dia.

Baca juga: Akui Pemilihan Moeldoko Direncanakan, Kader Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta Cuma Dapat Rp 5 Juta

Ia mengandaikan jika ketua umum terpilih dalam KLB di Deliserdang, Sumatera Utara adalah kader senior lainnya.

"Misalnya ketua umum versi KLB itu adalah Marzuki Alie atau Jhoni Allen, saya kira publik tidak akan ikut campur. Biarin saja mereka cakar-cakaran," ungkap Adi.

"Toh yang menjadi ketua umum mereka adalah kader Demokrat yang pernah membesarkan partai itu," lanjut dia.

Namun masalah ini menjadi besar karena menyeret nama pejabat tinggi di lingkaran dalam Istana.

Menurut Adi, perpecahan Demokrat kini bukan lagi urusan internal partai.

"Cuma problemnya ketika ada nama Moeldoko, kadernya juga bukan, saat ini (Moeldoko) adalah pejabat negara yang berada di inner circle pusat pemerintahan saat ini, menjadi ketua umum versi KLB," kata Adi.

Lihat videonya mulai menit 1.00:

DPC Ungkap Kejanggalan di Voting KLB Demokrat

Mantan wakil Ketua DPC Partai Demokrat Gerald Piter Runtuthomas mengungkapkan proses pemilihan ketua umum partai pada kongres luar biasa (KLB) yang diadakan di Deliserdang, Sumatera Utara.

Dilansir TribunWow.com, diketahui kubu yang menyelenggarakan KLB itu disebut-sebut hendak menggulingkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpilih pada 2020.

Gerald mengakui dirinya sempat tertarik mengikuti KLB itu.

Baca juga: Tak Terima Urusan Demokrat sampai Seret Jokowi, Ali Ngabalin: Saya Bukan Juru Bicara Moeldoko

Namun pada saat acara, dirasakan kejanggalan pada proses pemilihan ketua umum.

"Yang menjadi rancu dalam proses KLB ini yaitu pemilihan ketua umum. Pemilihan ketua umum dalam proses KLB ini secara voting," kata Gerald, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (9/3/2021).

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko turut diajukan dalam bursa pemilihan ketua umum versi KLB Deliserdang tersebut.

Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksiannya atas terselenggaranya kongres luar biasa (KLB) partai berlambang mercy tersebut.
Mantan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksiannya atas terselenggaranya kongres luar biasa (KLB) partai berlambang mercy tersebut. (YouTube/Agus Yudhoyono)

Nama lain yang diajukan adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.

"Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan untuk menjadi ketum, para peserta berteriak Pak Moeldoko," papar Gerald.

"Ditanya lagi, siapa lagi yang bisa menjadi calon ketua umum. Para peserta berteriak, Pak Marzuki Alie," lanjutnya.

Sidang itu diketuai mantan kader Demokrat, Jhoni Allen, yang baru-baru ini dipecat dari partainya.

"Dicatat oleh pimpinan sidang, dalam hal ini Pak Jhoni Allen," jelas dia.

Jhoni Allen lalu bertanya dukungan untuk kedua nama yang sudah diajukan.

Baik Moeldoko maupun Marzuki Alie sama-sama mendapat respons positif dari peserta kongres.

"Setelah mendapatkan dua nama untuk menjadi calon ketua umum, Pak Jhoni Allen langsung berteriak ke peserta, 'Yang mendukung Pak Moeldoko mana?'," ungkap Gerald.

"Semua berdiri, angkat tangan ke atas, 'Iya, kita pilih Pak Moeldoko'," lanjut dia.

Baca juga: Minta Presiden Ambil Sikap soal Moeldoko, Mardani Ali Sera: Diamnya Pak Jokowi Bermakna Setuju

Hal yang sama turut ia tanyakan kepada pilihan Marzuki Alie.

"(Jhoni Allen bertanya) 'Siapa yang memilih Pak Marzuki Alie?'. Berdiri lagi peserta, angkat tangan, 'Kita pilih Pak Marzuki Alie'," terang Gerald.

Setelah itu Moeldoko langsung ditetapkan sebagai ketua umum sesuai pilihan para peserta kongres.

Menurut Gerald, saat itu Moeldoko bahkan tidak hadir di ruangan sidang.

"Tiba-tiba Pak Jhoni Allen langsung mengetok palu, bahwa yang terpilih Ketua Umum dalam Kongres Luar Biasa ini adalah Pak Moeldoko," paparnya.

"Sementara Pak Moeldoko tidak ada di tempat musyawarah, tidak ada di tempat KLB. Hanya ada Pak Marzuki Alie, tapi (Moeldoko) sudah ditetapkan sebagai ketua," tambah Gerald. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
MoeldokoKLB Partai DemokratPartai DemokratAdi PrayitnoAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved