Isu Kudeta Partai Demokrat
SBY sampai Minta Ampun Pernah Angkat Moeldoko, Pakar Semiotika: Udah Sepuh Emosinya Lebih Tinggi
Pakar Semiotika, Acep Iwan Saidi, menganggap wajar kemarahan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
"Kalau kita bandingkan dengan Pak SBY, mungkin karena Pak SBU sudah sepuh ya."
"Ada kemarahan, sama-sama marah, tapi kalau kita lihat marahnya berbeda."
Ia pun menyinggung pernyataan SBY yang mengaku menyesal pernah memberi jabatan pada Moeldoko.
Perbedaan emosi AHY dan SBY disebutnya sangat terlihat.
"Pak SBY karena kesepuhannya, usia yang sudah sepuh kan sensitivitasnya lebih tinggi, emosinya lebih tinggi," kata dia.
"Maka keluar ungkapan Beliau 'Aku minta ampun pada Tuhan karena telah mengangkat Moeldoko'."
"Itu adalah kemarahan yang ditahan, jadi keluarnya menjadi sinisme."
"Ini bedanya Pak SBY dengan AHY," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.22:
Pengakuan Gatot Nurmantyo
Di sisi lain, sebelumnya, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi seseorang untuk mendongkel posisi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkapkan Gatot dalam kanal YouTube Bang Arief yang diunggah Sabtu (6/3/2021).
Meski menyebut tawaran tersebut menarik, Gatot mengaku enggan membalas jasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) padanya dengan mendongkel posisi AHY.
Baca juga: Jokowi Diminta Turun Tangan soal Kisruh Demokrat, Mahfud MD Ungkit Era SBY: Juga Tak Lakukan Apa-apa
Baca juga: Hasil KLB Demokrat yang Tunjuk Moeldoko Jadi Ketum Bisa Mendapatkan SK Sah jika Penuhi Syarat Ini
"Datang, 'Wah, menarik juga'. Saya bilang, gimana prosesnya? 'Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu'," cerita Gatot.
"'Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan'."