Breaking News:

Vaksin Covid

Beredar Isu Vaksin Covid-19 Akibatkan Kemandulan, Benarkah? WHO Ungkap Sederet Mitos dan Faktanya

Vaksin Covid-19 yang masih terus diteliti mengundang mitos dan isu di masyarakat global.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Pembuat obat Pfizer mengumumkan bahwa vaksin yang diproduksinya besama produsen obat BioNTech sangat efektif menangkal Covid-19 pada Senin (9/11/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Vaksin Covid-19 yang masih terus diteliti mengundang mitos dan isu di masyarakat global.

Dilansir TribunWow.com, World Health Organization (WHO) lalu mengklarifikasi sejumlah mitos terkait vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Departemen Imunisasi, Vaksin, dan Biologis WHO Dr Katherine O'Brien dalam laman resmi who.int.

Presiden Jokowi menerima suntikan vaksin pertama Covid-19 buatan Sinovac pada Rabu (13/1/2021) di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden Jokowi menerima suntikan vaksin pertama Covid-19 buatan Sinovac pada Rabu (13/1/2021) di Istana Merdeka, Jakarta. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Baca juga: Sakit Kepala setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Apakah Berbahaya? Ini Cara Mengatasinya

Isu pertama adalah vaksin yang mencegah penularan Virus Corona ini dapat menyebabkan kemandulan.

"Vaksin yang disuntikkan tidak dapat menyebabkan kemandulan," tegas Katherine O'Brien.

"Rumor ini telah banyak beredar dan dikaitkan dengan vaksin yang berbeda. Tidak ada kebenaran pada rumor ini. Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan," jelasnya.

Selain itu, beredar pula penyuntikan vaksin dapat mengubah DNA orang yang menerimanya.

Menurut O'Brien, mitos ini dapat dibantah secara ilmiah.

"Kami seringkali mendengar rumor ini," ungkapnya.

Ia memberi contoh pada vaksin mRNA tidak terbukti menambahkan DNA dalam tubuh manusia.

"Kami punya dua vaksin sekarang yang disebut vaksin mRNA dan tidak mungkin mRNA dapat mengubah DNA," papar O'Brien.

"Lalu tidak ada bukti mRNA dapat mengubah DNA dalam sel tubuh manusia. mRNA berfungsi menginstruksikan tubuh agar memproduksi protein," lanjut dia.

Baca juga: Apakah Vaksin Kebal Varian Baru Covid-19? WHO Jawab Kemungkinan Harus Perbarui Vaksin Tiap Tahun

Menurut O'Brien, kebanyakan vaksin yang dikembangkan akan memberikan protein ke dalam tubuh atau memberikan komponen yang sangat kecil dari penyakit yang berusaha dilawan.

"Ini adalah pendekatan baru. Daripada menyuntikkan komponen kecil tersebut, vaksin hanya memancing tubuh kita untuk membuat komponen itu dan sistem imun natural kita akan merespons," ungkapnya.

O'Brien selanjutnya menjawab mitos bahwa komposisi dalam vaksin dapat membahayakan penerimanya.

"Hal ini hanya mitos. Vaksin yang kami kembangkan sangat aman. Semua komponen yang ada di dalam vaksin telah dites untuk meyakinkan keamanan dalam tiap dosisnya," tegas peneliti vaksin tersebut.

Ia menjelaskan pengembangan vaksin selalu dites sebelum diberikan kepada manusia.

Sebelumnya vaksin diteskan ke hewan, lalu dilanjutkan dengan uji klinis untuk kelompok tertentu.

Uji klinis bahkan hanya diberikan kepada kelompok tertentu sebelum diizinkan untuk diproduksi dan didistribusikan secara massal.

Lihat videonya mulai dari awal:

Apakah Vaksin Kebal Varian Baru Covid-19?

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) mengungkap efektivitas vaksin terhadap varian baru Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, Kepala Peneliti WHO Soumya Swaminathan menjelaskan varian baru Covid-19 ini disebut mutasi N501Y yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Namun kedua variasi ini dianggap berbeda.

Baca juga: Bagaimana Alur Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia? Bisa Daftar Lewat Website, Termasuk Pensiunan ASN

"Ada alasan kenapa kedua varian ini dianggap sebagai penyebab naiknya jumlah kasus positif di kedua negara ini," jelas Soumya Swaminathan, dalam situs who.int.

"Para peneliti telah mempelajari hal ini dan menemukan fakta bahwa varian ini cenderung menyebar lebih cepat, mereka lebih menular," lanjutnya.

Ilustrasi Virus Corona. WHO mengungkap efektivitas vaksin terhadap varian baru Covid-19.
Ilustrasi Virus Corona. WHO mengungkap efektivitas vaksin terhadap varian baru Covid-19. (sciencefocus.com)

Ia mengakui keberadaan varian ini memang mengkhawatirkan.

Walaupun begitu, varian baru ini tampaknya tidak menyebabkan gejala penyakit yang lebih serius, tingkat kematian yang lebih tinggi, atau gejala klinis lainnya.

Gejala penyakit yang timbul akibat variasi ini sama seperti gejala Covid-19 pada umumnya.

Soumya mengingatkan keberadaan varian baru Covid-19 memang penting diperhatikan para peneliti vaksin di seluruh dunia.

Baca juga: Beda Jenis dengan Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah, Apa Itu Vaksin Gotong Royong?

"Seperti diketahui, kita punya vaksin seperti untuk campak yang tidak perlu diubah sama sekali. Jika Anda divaksin, vaksin itu akan bekerja sama saja," kata Soumya memberi contoh.

"Namun ada juga jenis vaksin untuk virus influenza yang harus diganti strukturnya setiap tahun berdasarkan strain-nya. Para peneliti akan mengidentifikasi strain apa yang harus digunakan pada tahun berikutnya," lanjut dia.

Sementara ini vaksin yang sudah diproduksi dan didistribusikan ke seluruh dunia diyakini dapat menangkal gejala serupa dari varian Covid-19.

Penelitian terhadap vaksin yang beredar saat ini menunjukkan respons imun yang baik.

Soumya menyebut perubahan strain virus seharusnya bukan berarti membuat vaksin tidak efektif.

"Sekarang untuk SARS-CoV-2, kami masih meneliti, masih mengobservasi sementara pengetahuan kami bertambah. Namun pada saat ini para peneliti meyakini vaksin yang sedang dikembangkan banyak negara akan mampu melindungi dari varian ini dan varian lainnya," paparnya.

Soumya menyinggung memang ada kemungkinan vaksin yang diproduksi saat ini kurang efektif terhadap kedua varian Covid-19.

"Sementara vaksin masih terus dikembangkan, sangat mungkin untuk mengubah komposisi atau antigen dalam vaksin secepatnya," tambah Soumya. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Vaksin Covid-19Covid-19Virus CoronaVaksinWHO
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved