Isu Kudeta Partai Demokrat
Bawa Spanduk Tolak Moeldoko dan Tuntut KLB Dibubarkan, Pengurus Demokrat Medan Nyatakan Setia ke AHY
Sejumlah kader dan pengurus Partai Demokrat di Medan, Sumatera Utara menolak kongres luar biasa (KLB) di Hotel The Hills Sibolangit, Deliserdang.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Pihak Demokrat penyelenggara KLB ini mengklaim sudah mendapat dukungan 80 persen dari berbagai daerah.
Diketahui, ada ambang batas minimal suara sebelum KLB dapat dilaksanakan.
"Mereka bilang sudah 80 persen," kata advokat senior ini.
Seperti diketahui, Demokrat kini terpecah menjadi dua belah pihak, antara penyelenggara KLB dengan loyalis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Termasuk di antaranya pengurus aktif Kepala Badan Komunikasi Strategis Herzaky Mahendra Putra yang menyebut KLB tidak sah karena tidak didukung Ketua Majelis Tinggi SBY.
Baca juga: Tegaskan KLB Demokrat di Depan Mata, Darmizal: PD Harus Dipimpin Ketum yang Tidak Semena-mena
Ruhut menilai kedua belah pihak sah-sah saja menyampaikan argumen masing-masing.
"Kalau Zaky ngomong gitu boleh, dong? Mereka ngomong gitu boleh, dong?" singgung pengacara yang kini menjadi politikus PDIP tersebut.
"Tunggu pengadilan," tambah dia.
Pernyataan itu disambut tawa dari Herzaky.
"Kalau Zaky pasti gitu ngomongnya," tambah dia.
Ruhut melanjutkan, ia mengaku sedih melihat situasi Demokrat yang kini terkesan terpecah-belah.
Ia menyebut sempat menyarankan agar kader senior Demokrat terlebih dulu berembuk sebelum melakukan KLB.
"Itu yang saya sedih. Saya orang yang pernah besarkan Demokrat kalau sudah begini, sedih banget Demokrat nanti," jelasnya.
"Itu yang saya katakan waktu mereka datang. Enggak bisa kalian rembuk? Hati boleh panas, kepala tetap dingin," ungkap Ruhut.
Kembali ke perbedaan antara dua kubu di Demokrat, menurut Ruhut para kader penyelenggara KLB memiliki argumen yang lebih kuat.
"Karena Zaky ngomong gitu, apalagi mereka lebih dari itu," ungkapnya. (TribunWow.com/Brigitta)