Vaksin Covid
Saat Koruptor Jadi Prioritas Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, dr Tirta: Saya Nakes Masa Disamain?
Influencer dokter Tirta Mandiri Hudhi buka suara soal tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Influencer dokter Tirta Mandiri Hudhi buka suara soal tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, dr Tirta menganggap hal itu sangat tak adil.
Pasalnya, tahanan koruptor menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19, bersamaan dengan tenaga kesehatan (nakes).
Karena itu, dr Tirta pun mengungkapkan kekecewaannya lewat kanal YouTube Official iNews, Selasa (2/3/2021).

Baca juga: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia, Selanjutnya akan Diproduksi oleh PT Bio Farma
Baca juga: Billy Syahputra Curhat tentang Amanda Manopo, Nagita Slavina: Maksudnya Lu Belum Berjodoh?
Menurut dr Tirta, masih banyak orang yang lebih layak menjadi prioritas pertama penerima vaksin Covid-19 ketimbang para koruptor.
"Tapi kalau masalah prioritas, harusnya masih ada orang lain yang diprioritaskan," ujar dr Tirta.
"Secara aturan memang mereka berhak dapat vaksin Covid."
Meskipun begitu, ia mengakui para tahanan KPK juga berhak mendapatkan vaksin.
Namun, lebih layak jika para tahanan KPK diberi vaksin di giliran terakhir.
"Berhak dong, manusia hidup di muka bumi, WNI pula," kata dr Tirta.
"Cuma yang saya bilang, secara etika dia enggak pantas dapat yang pertama."
"Orang yang korup duit rakyat, mendapatkan vaksin yang disubsidi oleh uang rakyat."
"Walaupun itu haknya, harusnya dapat giliran terakhir," lanjutnya.
Baca juga: Nurdin Abdullah Bersih saat Pimpin Bantaeng? Petinggi KPK: Kami akan Buktikan Ternyata Tidak
Baca juga: Gubernur Nurdin Abdullah Bersumpah Tak Tahu soal Suap Proyek Sulsel, Wakil Ketua KPK: Biasalah
Lebih lanjut, dr Tirta menyoroti alasan pejabat KPK memberi vaksin bagi para tahanan.
Menurutnya, vaksin bukanlah hal yang bisa mencegah penularan Virus Corona.
"Tapi kan nanti pejabat KPK kalau meriksa gimana?," kata dr Tirta.
"Berarti pejabat KPK enggak paham posisi Virus Covid dong? Virus Covid-19 itu, vaksinnya bukan untuk mencegah penularan."
"Tapi membuat tentara imun kita yang di dalam tubuh agar lebih terbiasa dengan protein virus," tambahnya.
"Sehingga bisa men-trigger antibodi supaya kalau virus masuk gejalanya enggak parah. Yang mencegah penularan adalah protokol," tambahnya.
Lebih lanjut, dr Tirta menyoroti penyuntikan vaksin bagi tahanan koruptor yang bersamaan dengan nakes.
Sebagai nakes, ia mengaku tak mau disamakan dengan koruptor.
"Jadi kalau alasannya pejabat KPK memberi vaksinasi untuk tahanan supaya mereka enggak ketularan itu salah besar," ujar dr Tirta.
"Saya pengin tahu alasannya aja kenapa tahanan KPK diutamakan?"
"Mendapat giliran seangkatan sama nakes."
"Secara saya nakes masa disamain sama koruptor," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-1.34:
Apakah Vaksin Kebal Varian Baru Covid-19?
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) mengungkap efektivitas vaksin terhadap varian baru Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, Kepala Peneliti WHO Soumya Swaminathan menjelaskan varian baru Covid-19 ini disebut mutasi N501Y yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Namun kedua variasi ini dianggap berbeda.
Baca juga: Bagaimana Alur Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia? Bisa Daftar Lewat Website, Termasuk Pensiunan ASN
"Ada alasan kenapa kedua varian ini dianggap sebagai penyebab naiknya jumlah kasus positif di kedua negara ini," jelas Soumya Swaminathan, dalam situs who.int.
"Para peneliti telah mempelajari hal ini dan menemukan fakta bahwa varian ini cenderung menyebar lebih cepat, mereka lebih menular," lanjutnya.
Ia mengakui keberadaan varian ini memang mengkhawatirkan.
Walaupun begitu, varian baru ini tampaknya tidak menyebabkan gejala penyakit yang lebih serius, tingkat kematian yang lebih tinggi, atau gejala klinis lainnya.
Gejala penyakit yang timbul akibat variasi ini sama seperti gejala Covid-19 pada umumnya.
Soumya mengingatkan keberadaan varian baru Covid-19 memang penting diperhatikan para peneliti vaksin di seluruh dunia.
Baca juga: Beda Jenis dengan Vaksin Covid-19 Gratis dari Pemerintah, Apa Itu Vaksin Gotong Royong?
"Seperti diketahui, kita punya vaksin seperti untuk campak yang tidak perlu diubah sama sekali. Jika Anda divaksin, vaksin itu akan bekerja sama saja," kata Soumya memberi contoh.
"Namun ada juga jenis vaksin untuk virus influenza yang harus diganti strukturnya setiap tahun berdasarkan strain-nya. Para peneliti akan mengidentifikasi strain apa yang harus digunakan pada tahun berikutnya," lanjut dia.
Sementara ini vaksin yang sudah diproduksi dan didistribusikan ke seluruh dunia diyakini dapat menangkal gejala serupa dari varian Covid-19.
Penelitian terhadap vaksin yang beredar saat ini menunjukkan respons imun yang baik.
Soumya menyebut perubahan strain virus seharusnya bukan berarti membuat vaksin tidak efektif.
"Sekarang untuk SARS-CoV-2, kami masih meneliti, masih mengobservasi sementara pengetahuan kami bertambah. Namun pada saat ini para peneliti meyakini vaksin yang sedang dikembangkan banyak negara akan mampu melindungi dari varian ini dan varian lainnya," paparnya.
Soumya menyinggung memang ada kemungkinan vaksin yang diproduksi saat ini kurang efektif terhadap kedua varian Covid-19.
"Sementara vaksin masih terus dikembangkan, sangat mungkin untuk mengubah komposisi atau antigen dalam vaksin secepatnya," tambah Soumya. (TribunWow.com