Isu Kudeta Partai Demokrat
Marah ke SBY, Marzuki Alie Tak Terima Difitnah Demokrat di TV: Lucu Menuduh tapi Tak Bisa Buktikan
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie merasa dirinya telah difitnah pengurus Demokrat saat ini.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie merasa dirinya telah difitnah pengurus Demokrat saat ini.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (28/2/2021).
Diketahui sebelumnya para politikus senior Demokrat mendesak diadakan kongres luar biasa (KLB) terkait upaya kudeta yang disebut-sebut hendak dilakukan tokoh luar dan dalam partai.
Baca juga: Diberhentikan Tak Hormat dari Demokrat, Marzuki Alie: Nanti Saya Buka Satu-satu Pembohongan SBY
Satu di antara tokoh yang disebut terlibat upaya kudeta adalah Marzuki Alie, yang baru-baru ini dipecat sebagai kader Demokrat karena dinilai berkelakuan buruk.
Menanggapi hal itu, Marzuki merasa dirinya telah difitnah.
"Ada aksi dan reaksi. Kenapa saya difitnah? Itu asal-muasalnya saya difitnah, lho. Harus ingat, saya difitnah," tegas Marzuki Alie.
Ia menyebut ada sejumlah pengurus Demokrat yang memfitnahnya dengan tuduhan terlibat kudeta.
Menurut Marzuki, fitnah itu bermula saat pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengungkapkan ada kader yang terlibat.
"Yang fitnah itu Syarief Hasan. Sebelum konferensi pers yang KLB ini, dia di depan pers menyampaikan saya terlibat (upaya kudeta). Itu yang harus diketahui," kata mantan Ketua DPR RI ini.
"Setelah AHY pidato dengan indikasi orang-orangnya, Syarief Hasan menyatakan nama Marzuki Alie, lalu kemudian Rachland Nashidik juga di media-media menyampaikan, lalu Herman Khaeron menyatakan," lanjutnya.
Baca juga: Yakin Nama Jokowi Bersih, SBY Berharap Kelakuan Moeldoko terkait Isu Kudeta Demokrat Hanya Fitnah
Marzuki Alie mengaku saat bertanya tentang bukti tudingan itu di acara televisi, pihak Demokrat tidak dapat membuktikan.
"Saya waktu ketemu di TV dengan Pak Herman, saya (tanya), 'Buktinya apa?'," papar Marzuki.
Ia menyebut telah dituduh menelepon cabang partai di berbagai daerah terkait upaya penggulingan kepemimpinan Demokrat.
"Ada buktinya, katanya saya menelepon-nelepon daerah. Nah, sekarang buktikan kalau saya menelepon daerah," tuntut Marzuki.
"Enggak bisa buktikan. 'Kan lucu, menuduh tapi tidak bisa membuktikan," sindirnya.
Ia lalu menyoroti peran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dianggap seharusnya bersikap.
"Karena tidak bisa membuktikan, artinya fitnah. Kalau fitnah harusnya Ketua Majelis Tinggi mengambil sikap," kata Rektor Universitas Global Mandiri tersebut.
"Tapi Ketua Majelis Tinggi tidak mengambil sikap. Itu yang saya marah," tandas Marzuki dengan nada tinggi.
Lihat videonya mulai menit 4.30:
SBY Peringatkan Sosok yang Ingin Beli Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperingatkan upaya kudeta yang diklaim hendak dilakukan pihak luar kepada partainya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan di kanal YouTube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021).
Diketahui sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengumumkan ada dugaan upaya kudeta yang melibatkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Baca juga: Pengamat Politik: Jika AHY Sampai Dikudeta, maka SBY pun akan Terlempar dari Partai Demokrat
Menurut SBY, munculnya gerakan itu mengejutkan bagi kader loyal partainya.
"Bagai halilintar di siang bolong, ada gerakan permufakatan jahat untuk merusak Partai Demokrat," ungkap SBY.
Mantan presiden keenam ini mengungkapkan kelompok yang disinyalir hendak mengkudeta itu hendak mengobrak-abrik susunan kepemimpinan partai yang sah secara aklamasi.
Menurut SBY, kelompok ini ingin mengganti kepemimpinan dengan orang luar partai.
"Ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang ingin mengambil alih kepemimpinan yang sah," kata SBY.
"Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel dan merebut kepemimpinan partai yang sah, kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader Demokrat," lanjut mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.
Tidak hanya itu, ia menuding kelompok ini bekerja sama dengan orang dalam Demokrat.
Baca juga: Sebut Gerakan Ambil Alih Partai Demokrat Belum Berhenti, SBY: Saya Harus Turun Gunung
"Yang bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," ungkap jenderal purnawirawan ini.
SBY menuding kelompok pengkudeta ini hendak "membeli" Demokrat.
Hal itu ia sampaikan mengingat adanya dugaan kader Demokrat yang terlibat.
"Kalau gerakan ini berhasil karena ada yang ingin membeli partai kita dan kemudian ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan," ucap SBY.
Ia memberi peringatan terhadap enam orang yang diduga akan mengkudeta tersebut.
"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat, saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale," tegas mantan Menko Polkam tersebut.
"Meskipun Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi, kami tidak tergiur uang Anda berapapun besarnya," SBY mewanti-wanti. (TribunWow.com/Brigitta)