Isu Kudeta Partai Demokrat
Tuding Moeldoko, Andi Mallarangeng Minta Pecat Kader yang Dukung Kudeta: Tanya, Diimingi Uang Tidak?
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menuding Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai dalang idu kudeta partainya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menuding Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai dalang idu kudeta partainya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Jumat (26/2/2021).
Andi bahkan menuduh ada pihak yang hendak "menjual" Demokrat.

Baca juga: Yakin Nama Jokowi Bersih, SBY Berharap Kelakuan Moeldoko terkait Isu Kudeta Demokrat Hanya Fitnah
Sebelumnya, mantan Ketua DPC Demokrat Blora, Bambang Susilo, menyatakan dukungannya terhadap kongres luar biasa (KLB) untuk menggantikan kepemimpinan Demokrat.
Pasalnya kepemimpinan yang saat ini tidak banyak melibatkan senior Demokrat.
Menanggapi hal itu, Andi menilai kader yang memberikan pernyataan semacam ini dapat dipecat.
"Coba tanya senior-senior mereka ini, Saudara Bambang layak dipecat. Kenapa? Karena dia bekerja sama dengan pihak luar partai karena kekuasaan dan uang," ungkap Andi Mallarangeng.
"Enggak ada orang yang mau menjual partainya sendiri," sindir dia.
Ia menuding Bambang juga menawarkan sejumlah uang kepada para anggota partai lainnya agar mendukung KLB.
"Coba tanya dia, diimingi uang enggak dia?" singgung Andi.
Ketika ditanya siapa orang yang dimaksud hendak membeli Demokrat, Andi terang-terangan menyebut satu nama.
"Ya, Moeldoko," tegas eks Menteri Pemuda dan Olah Raga ini.
Baca juga: Ingatkan Moeldoko Dapat Jabatan karena Jasa SBY, Eks KSP: Kalau Suka, Bisa Ditawarin ke Demokrat
Ia mengungkapkan Bambang telah berkeliling ke beberapa cabang partai untuk meminta dukungan.
Andi mengaku pihak Demokrat sudah memiliki segala bukti tertulis atas tuduhan itu.
"Coba tanya sama dia, diimingi uang enggak? Yang dia keliling-keliling ke mana-mana, mengiming-imingi uang, memberi uang," ungkit mantan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang ini.
"Ini semua sudah ada berita acaranya, bukti-buktinya ada. Ada teleponnya. Ada bukti macam-macam yang lain yang kita dapatkan," katanya.
Andi kembali menegaskan kader partai yang bertindak semacam ini layak dipecat, apalagi jika sudah melibatkan sejumlah uang.
"Dikasih uang atau diimingi uang, dia juga mengimingi uang kepada yang lain," kata Andi.
"Karena itu orang semacam ini layak dipecat. Sama dengan pengkhianatan kepada negara, kalau kami kepada partai," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-9.40:
Klarifikasi Moeldoko Dituding Ingin Kudeta Demokrat
Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko ikut disebut-sebut terlibat dalam gerakan mengudeta Partai Demokrat.
Tudingan tersebut ditujukan kepada Moeldoko yang dinilai akan digunakan sebagai kendaraan di Pilpres 2024 mendatang.
Menanggapi hal itu, Moeldoko menjawab dengan santai.
Baca juga: Momen saat Moeldoko Tinggalkan Stand Mic, namun Kembali dan Tegaskan Satu Hal soal Kudeta Demokrat
Baca juga: Beberkan Curhatan Kader Demokrat, Ruhut Sitompul: Bilang Orangnya AHY Minta Ini Itu
Menurutnya, persoalannya dengan Demokrat itu merupakan sebuah dinamika yang wajar terjadi di partai politik.
Sehingga dikatakannya bukan menjadi masalah besar, baik bagi Demokrat maupun dirinya sendiri.
Sementara itu soal disebut ingin maju di Pilpres 2024, Moeldoko juga tidak membenarkan.

Ia mengaku sejauh ini hanya fokus pada pekerjaannya mengabdi untuk negara bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terus dibilangin mau jadi presiden, enggak-enggak aja."
"Kerjaan gua setumpuk begini, ngurusin yang enggak-enggak aja," ujar Moeldoko, dalam YouTube KompasTV, Rabu (3/2/2021).
Oleh karenanya, mantan Panglima TNI itu menyebut persoalan adanya gerakan mengambil alih pimpinan Demokrat yang menyeret pejabat pemerintahan merupakan dagelan atau lucu-lucuan.
"Menurut saya, ini kayak dagelan saja, lucu-lucuan, 'Moeldoko mau kudeta', lah kudeta apaan," sebut Moeldoko.
Baca juga: Bandingkan Kondisi Demokrat Dulu dan Kini, Marzuki Alie: Banyak Fitnah, Partai Apa Kok Jadi Begini?
Lebih lanjut, soal kaitannya dengan Jokowi, Moeldoko mengaku tidak pernah membicarakan hal itu kepadanya.
Karena menurutnya ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan, yakni persoalan pandemi Covid-19.
"Bicara apa? Emang kurang kerjaan apa Presiden saya ajak bicara ini," kata Moeldoko.
"Urusan pekerjaan soal Covid-19 saja enggak karu-karuan, ngapain ngurusin yang enggak penting," jelasnya menutup. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)