Terkini Daerah
Polda Jabar Diapresiasi dari Pakar karena Terang-terangan Buka Kasus Narkoba Kompol Yuni: Istimewa
Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengapresiasi Polda Jawa Barat (Jabar) yang mengungkap kasus penyalahgunaan narkoba oleh 12 oknumnya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengapresiasi Polda Jawa Barat (Jabar) yang mengungkap kasus penyalahgunaan narkoba oleh 12 oknumnya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Primetime News di Metro TV, Kamis (18/2/2021).
Diketahui Polda Jabar tengah menyelidiki mantan Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi dan 11 anak buahnya atas dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu.

Baca juga: Tak Ada Barang Bukti Narkoba di TKP Kompol Yuni Ditangkap, Hanya Diduga Positif Nyabu dari Tes Urine
Reza Indragiri berharap kasus tersebut tidak membuat motivasi para petugas kepolisian menjadi turun.
"Saya punya kepentingan untuk memastikan bahwa seluruh insan Tribrata tidak mengalami demotivasi dan demoralisasi atas peristiwa ini," kata Reza Indragiri.
Menurut Reza, adanya kasus ini justru perlu diapresiasi.
Ia menganggap Polda Jabar telah bertindak tepat dengan membuka terang-terangan kasus narkoba yang menjerat Kompol Yuni dan 11 oknum lainnya.
"Oleh karena itu, justru obrolan ini ingin saya awali dengan sebuah apresiasi untuk Polri, khususnya Polda Jabar, yang sudah mengungkap kasus ini," ucap Reza.
"Yang luar biasa istimewa adalah menyampaikan ke publik perihal adanya oknum mereka yang sudah menyalahgunakan narkoba," lanjut dia.
Baca juga: Hasil Tes Urine Jennifer Jill Negatif Narkoba tapi Tetap Jadi Tersangka, Ternyata Ini Alasannya
Ia menyebut kasus penyalahgunaan narkoba di antara petugas kepolisian selalu menjadi catatan buruk.
Maka ketika Polda Jabar berani membuka terang-terangan ada oknum pengguna narkoba di antara mereka, Reza Indragiri mengapresiasi.
"Memang kita tahu itu selalu menjadi catatan negatif," singgung Reza.
"Akhirnya pengungkapan sedemikian rupa, ekspos sedemikian rupa, patut diacungi jempol," lanjut pakar kriminal ini.
Selanjutnya, Reza mengungkap dugaan penyebab oknum polisi dapat terjerumus kasus narkoba.
Ia menerangkan, sebagai penegak hukum, polisi justru memiliki akses yang lebih mudah ke bandar dan narkotika.
Apalagi jika ada sitaan barang bukti narkoba.
"Pertama, kemungkinan mereka bermain-main dengan barang bukti. Oknum ini dalam sehari-hari tugasnya adalah menangani kasus narkoba," papar Reza.
"Akses mereka ke bandar dan narkoba tampaknya lebih mudah daripada personel-personel lainnya," terangnya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Kompol Yuni Ngaku Kerap Transaksi Narkoba saat Menyamar
Begitu ironis kasus yang kini tengah menjerat Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi.
Sosok yang banyak berprestasi memberantas narkoba yang beredar di masyarakat, saat ini justru tertangkap basah positif menggunakan sabu, di sebuah hotel, di Kota Bandung, Rabu (17/2/2021).
Dulu pada saat beraksi memberantas narkoba, Kompol Yuni mengakui kerap mengadakan transaksi dengan para pengedar.
Baca juga: Ancaman Hukuman untuk Kompol Yuni Purwanti yang Diduga Terlibat Pesta Narkoba dengan 11 Rekannya
Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, sebelum menjadi Kapolsek Astana Anyar, ia sempat bertugas di Bogor dan Polda Jabar.
Satu di antara beberapa prestasi yang dimiliki oleh Kompol Yuni adalah mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor.
Pada kala itu dirinya masih menjabat sebagai Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar.
Kompol Yuni mengatakan, pada saat itu dirinya menyamar untuk bisa menangkap para pelaku.
"Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA. Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut. Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi," kata Kompol Yuni, Selasa (9/4/2019).
Kemudian pada saat menjabat sebagai Kasat Reserse Narkoba di Polres Bogor, Kompol Yuni sempat bercerita bagaimana dirinya bisa menyamar dengan baik karena gaya berpakaiannya.
"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," katanya di laman Tribunnewsbogor.com.
"Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja," kata Kompol Yuni pada saat itu.
Ia tak menampik dirinya kerap berkelahi dan bertransaksi dengan para bandar narkoba.
"Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kayak petinju, sampai masuk got malah," ujar Kompol Yuni.
Baca juga: Kompol Yuni Purwanti Terlibat Pesta Narkoba di Hotel, Sosoknya Lihai Bertransaksi dengan Bandar
Akhirnya Positif Nyabu
Penangkapan Kompol Yuni berawal dari laporan masyarakat.
Yuni ditangkap bersama 11 oknum polisi lainnya.
Masyarakat yang mencurigai gerak-gerik para oknum polisi tersebut melapor ke Propam Mabes Polri.
"Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan ke Propam Polda Jabar. Seketika Propam Polda Jabar bergerak menuju Polsek Astana Anyar untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai," ujar Kabid humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Chaniago.
Berdasarkan tes urine, Kompol Yuni positif menggunakan sabu-sabu.
"Totalnya ada 12 anggota. Termasuk termasuk Kapolsek Astana Anyar. Soal apakah semuanya anggota Polsek Astana Anyar sedang didalami," ucap Erdi.
Erdi mengatakan, sanksi bisa penurunan pangkat hingga pemecatan.
"Pimpinan (Kapolda Jabar) berkomitmen, siapapun yang melanggar terutama masalah narkoba akan ditindak dengan tegas dan sangat keras," ucap Erdi. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)