Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Demokrat Persoalkan Marzuki Alie yang Sebut Megawati Kecolongan 2 Kali: Ikut-ikutan Menyebar Tuduhan

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra persoalkan pernyataan dari Mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
YouTube Akbar Faizal Uncensored
Marzuki Alie meyakini apabila saat ini Ibas yang menjadi Ketum Demokrat, Ibas tidak akan mengalami begitu banyak resistensi, Kamis (11/2/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra persoalkan pernyataan dari Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie.

Dirinya mempertanyakan maksud dari Marzuki Ali yang menyebut bahwa Ketua Umum PDI perjuangan, Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (19/2/2021), Herzaky mengatakan tidak seharusnya Marzuki Ali yang mengakunya tidak terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) justru begitu getol menyebar tuduhan-tuduhan yang sifatnya adu domba.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021)
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021) (Youtube/KompasTV)

Baca juga: Sempat Kirimi Surat Jokowi soal Kudeta Demokrat, AHY Berubah Pikiran: Bapak Presiden Tak Tahu-menahu

Baca juga: Isu Kudeta Partai Demokrat, Ruhut Desak AHY Minta Maaf ke Presiden Jokowi: Sudah Lempar Bola Panas

Menurutnya, sikap Marzuki Alie yang justru terus menyerang Demokrat terkesan ikut terlibat di dalam GPKPD tersebut.

"Pertanyaan besar mengemuka tatkala Pak Marzuki Alie yang sebelumnya selalu mengklaim tidak terlibat GPKPD, mengapa ikut-ikutan menyebar tuduhan dan informasi yang tidak dapat diverifikasi, selain oleh Pak Marzuki Alie sendiri?" ujar Herzaky dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).

Herzaky mengatakan alasan Demokrat membuka persoalan kudeta ke publik adalah untuk memberikan pembelejaran kepada partai lain.

Yakni dengan tujuan untuk tetap menjaga proses demokrasi di Tanah Air.

Oleh karenanya, ia tidak ingin jika hal itu justru ditanggapi berbeda dengan mengait-ngaitkan ke persoalan lain.

"Gerakan ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara yang berbahaya bagi demokrasi kita," ujarnya.

Dirinya juga masih heran adanya pihak yang menuding bahwa persoalan kudeta adalah masalah internal partai.

Sehingga harus diselesaikan secara internal dan tidak perlu dibawa ke publik.

Menurutnya, jelas-jelas bahwa kasus tersebut ada keterlibatan dari pihak ekternal, bahkan sekelas Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

"Padahal salah satu pelakunya adalah orang lingkar dalam kekuasaan," tambahnya.

Baca juga: Ruhut Sitompul Peringatkan AHY soal KLB Demokrat: Mereka Sudah Kumpul di Jakarta

Maka dari itu, ia menyesalkan sikap dan pernyataan dari Marzuki Alie yang terkesan justru memanaskan hubungan antara PDIP dengan Demokrat.

Ataupun antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri.

Ia pun menegaskan bahwa persoalan GPKPD tidak ada sangkut-pautnya dengan PDIP ataupun Megawati.

"Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," tegas Herzaky.

"Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," pungkasnya.

Sempat Kirimi Surat, AHY: Bapak Presiden Tak Tahu-menahu

Di satu sisi, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meluruskan persoalan di tubuh partainya, yakni terkait isu kudeta.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (19/2/2021), AHY mengaku tidak akan lagi menyeret nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke dalam konflik partainya.

Seperti yang diketahui, AHY sendiri sebelumnya sempat mengirimi surat kepada Jokowi terkait kasus tersebut untuk memberikan klarifikasinya.

Baca juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi Takut SBY dan JK terkait UU ITE, Ade Armando: Luar Biasa Mengejutkan

Dirinya mengatakan bahwa isu tersebut tidak ada kaitannya dengan Jokowi.

Ia juga menyakini Jokowi tidak tahu menahu atas keterlibatan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

"Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY.

AHY lantas mengungkapkan hubungannya dengan Jokowi.

Putra dari Presiden ke-6 RI itu menegaskan hubungannya dengan Jokowi tetap terjaga dengan baik.

Dirinya menambahkan, begitupun juga antara Jokowi dengan SBY.

Oleh karenanya, ia menilai ada pihak-pihak yang sengaja ingin memecah hubungan baik tersebut.

"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik, tetapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.

Terkait kelanjutan adanya upaya kudeta Partai Demokrat, AHY mengaku masih terus memantau.

Selain itu juga terus menerima laporan dari para kadernya.

Baca juga: Demokrat Tanggapi soal Permintaan Kritik dari Jokowi: Mungkin Merasa Sudah Bekerja Sebaik Mungkin

Menurutnya, orang-orang yang tergabung dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) menggunakan cara licik.

Dengan menyeret nama Presiden Jokowi serta menyalahkan persoalan itu datang dari internal.

Padahal yang terjadi sebenarnya menurut AHY adalah benar-benar persoalan eksternal.

"Yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," ujar AHY. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Demokrat Pertanyakan Maksud Marzuki Alie Ungkap "Megawati Kecolongan 2 Kali" dan Berubah 180 Derajat, AHY Tak Lagi Menyeret Jokowi dalam Konflik Internal Demokrat

Tags:
Partai DemokratMarzuki AlieTribunWow.comKudetaMegawati SoekarnoputriHerzaky Mahendra Putra
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved