Terkini Nasional
Banyak Reaksi Berlebihan atas Kritiknya ke Jokowi, JK: Tanya saja Tidak Boleh, Apalagi Mengkritik?
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai pertanyaannya memang perlu diajukan, terkait cara mengkritik pemerintah agar tidak diperkarakan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Muncul di situ pengertiannya. Bertanya saja tidak boleh, dicurigai. Apalagi mengkritik?" sindir JK.
Jusuf Kalla mengecam pihak yang menyalahartikan maksud kritiknya.
Menurut dia, pertanyaan itu cukup sederhana dan tidak perlu ditanggapi berlebihan.
"Ini bodoh benar orang yang suka menafsirkan yang tidak-tidak suatu ucapan sederhana. 'Kan sederhana sekali, yaitu bagaimana caranya mengkritik tanpa dipanggil polisi," komentar JK.
"Itu betul-betul keluar dari hati saya untuk memberikan kebaikan kepada pemerintah dan memberikan kebaikan kepada masyarakat," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-1.30:
SBY Ceritakan pada Masa Jabatannya: Tiada Hari Tanpa Kritik
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan hubungan antara media dengan pemerintah.
Menurut SBY, pemerintah tidak bisa terlepaskan dari pemberitaan media.
Dikatakannya, hubungan antara media, khususnya pers dengan pemerintah adalah hate and love relations.

Baca juga: Sebut Ucapan Jokowi Hipokrisi, Deklarator KAMI Ungkit Penangkapan Para Aktivis dan Rizieq Shihab
Baca juga: Jokowi Minta Dikritik, Jusuf Kalla: Bagaimana Caranya Mengkritik Pemerintah Tanpa Dipanggil Polisi?
"Saya sering mengatakan bahwa hubungan antara pers dengan politik, antara media massa dengan pemerintah itu seperti hate and love relations," ujar SBY, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (15/2/2021).
"Mungkin benci tapi rindu," imbuhnya.
Pasalnya menurutnya, dengan adanya pers, pemerintah justru dibantu dalam menyampaikan kebijakan ataupun informasi-informasi penting lainnya kepada publik.
"Melalui media massa, melalui televisi, pemimpin, pemerintah bisa menyampaikan kebijakan-kebijakannya kepada rakyat," katanya.