Breaking News:

Terkini Nasional

Tak Terima Din Syamsuddin Dituding Radikal, Pengamat Politik Ungkap Rekam Jejaknya: Mestinya Malu

Pengamat Politik Adi Prayitno tanggapi tudingan miring terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

YouTube/tvOneNews
Pengamat Politik Adi Prayitno tanggapi tudingan miring terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno tanggapi tudingan miring terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Dilansir TribunWow.com, dirinya tidak terima ketika Din Syamsuddin yang dinilai memiliki peran besar dalam perkembangan Islam justru dituding sebagai radikal.

Hal itu disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Minggu (14/2/2021).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). Koalisi yang digagas oleh Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh itu sebagai gerakan moral yang berjuang demi mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera. Tribunnews/Herudin
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Ini Kritik yang Diucapkan Din Syamsuddin kepada Pemerintah hingga Berujung Pelaporan oleh GAR ITB

Baca juga: Bahas Dugaan Keterlibatan Pemerintah di Balik Pelaporan Din Syamsuddin, Pengamat Politik: Ya Wajar

Dalam kesempatan itu, Adi Prayitno mengungkapkan rekam jejak dari Din Syamsuddin.

Menurutnya, Din Syamsuddin hidup dan dibentuk dalam empat peradaban besar.

Yakni mulai dari alumni Pondok Gontor, Jawa Timur dan saat ini menjadi guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu juga pernah menjadi ketua umum PP Muhammadiyah serta alumni University of California, Los Angeles (UCLA).

"Empat peradaban besar ini kalau dibaca oleh orang yang bilang Pak Din radikal, mestinya malu," ujar Adi Prayitno.

"Saya menyebut orang yang melapor, dan menyebut Pak Din radikal adalah orang yang tak tahu apa-apa tentang Pak Din Syamsuddin," imbuhnya.

Oleh karenanya, Adi Prayitno mempertanyakan dasar dari tudingan yang menyebut Din Syamsuddin adalah seorang radikal.

Pasalnya yang ia ketahui, Din Syamsuddin justru dikenal sebagai tokoh perdamaian dalam beragama, khususnya Islam.

"Pak Din sampai saat ini bukan hanya aktif dalam dialog, bukan hanya dalam skala nasional, bahkan di level internasional," ungkapnya.

"Pak Din selalu menjelaskan role model Islam yang inklusif dan toleran di mana-mana."

Baca juga: Mahfud MD Diminta Klarifikasi, Benarkah Istana di Balik Laporan GAR ITB soal Din Syamsuddin?

Baca juga: Din Syamsuddin Dituduh Berpolitik, Refly Harun Minta GAR ITB Korek Kampusnya Sendiri: Lihat Dosennya

Tak hanya itu, Adi Prayitno mengaku sedikit banyak mengenal Din Syamsuddin karena pernah bersinggungan langsung.

Yakni pernah diajarkan oleh Din Syamsuddin di bangku kuliah.

"Yang kedua, saya pernah diajar Pak Din Syamsuddin empat semester. Pak Din kebetulan di UIN saat ini mata kuliahnya pemikiran politik Islam," ucapnya.

"Bicara banyak isu, dari Islam masa jahiliyah, peradaban yang kian maju dan bagaimana Islam berkembang di dunia demokrasi dan globalisasi," tambahnya.

Oleh karenanya, tudingan yang menyebut Din Syamsuddin menganut paham radikal jelas sangat merugikan pihak yang bersangkutan.

"Itulah yang saya kira, orang yang menyebut orang radikal ini selain naif, jahat, jelas ini pembunuhan karakter," tegasnya.

Lebih lanjut, Adi Prayitno justru menyinggung soal kasus-kasus korpsi yang belum tertangani dengan baik.

Menurutnya, pelapor yakni GAR Alumni ITB lebih baik mempersoalkan hal itu, ketimbang mengurusi Din Syamsuddin yang jelas-jelas bukan radikal.

"Yang ketiga, kalau memang GAR Alumni ITB ini memang untuk menujukkan nilai demokrasi, tuntut tuh garong-garong bansos, para koruptor yang sampai saat ini tak tersentuh," kata Adi Prayitno.

"Jangan lagi ngomong tentang radikalisme dan yang saya aneh, jangan-jangan orang yang selalu bilang tentang radikal, mereka tidak mengerti agama dan Islam," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 6.27

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Din SyamsuddinInstitut Teknologi Bandung (ITB)Gerakan Anti Radikalisme (GAR)Adi PrayitnoMuhammadiyah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved