Breaking News:

Virus Corona

Penjelasan Ketua ITAGI soal Izin Vaksinasi Lansia meski Tak Masuk dalam Uji Klinis Tahap Ketiga

Pemerintah memastikan akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap para lanjut usia (lansia).

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Youtube/KompasTV
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro dalam acara Sapa Indonesia Pagi, Selasa (9/2/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah memastikan akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap para lanjut usia (lansia).

Hal itu menyusul telah dikeluarkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun yang menjadi pertanyaan adalah izin tersebut dikeluarkan meski sebenarnya uji klinis tahap ketiga hanya dilakukan untuk usia 18-59 tahun.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Syamsurizal Djauzi merupakan satu dari sejumlah penerima vaksin Covid-19 dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) lanjut usia (lansia), Senin (8/2/2021).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Syamsurizal Djauzi merupakan satu dari sejumlah penerima vaksin Covid-19 dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) lanjut usia (lansia), Senin (8/2/2021). (Capture YouTube Kementerian Kesehatan RI)

Baca juga: Alasan Orang yang Sudah Terima Vaksin Masih Bisa Terkena Covid-19, Waspada soal Virus Varian Baru

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Sudah Mulai Dilakukan, Kapan Giliran Lansia Masyarakat Umum?

Menjawab hal itu, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengakui bahwa memang dalam uji klinis tahap ketiga di Indonesia sendiri tidak mengambil sampel dari lansia.

"Di Indonesia sendiri kita tidak melakukan uji di atas 60 tahun, tetapi 18-59," kata Sri Rezeki, dalam acara Sapa Indonesia Malam, Selasa (9/2/2021).

Untuk itu, Sri Rezeki mengatakan BPOM dalam mengeluarkan izinya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sinovac itu sendiri serta dua negara lain, yakni China dan Brasil.

"Juga dilihat keamananya dari fase ketiga di Brasil."

"Dari itu Badan POM mengeluarkan izin yang kita sebut Emergency Use Authorization (EUA)," ungkapnya.

Dirinya memastikan bahwa penyuntikan vaksin Sinovac untuk lansia aman, meskipun tidak disertakan dalam uji klinis fase ketiga.

"Dan keamanan dibuktikan di Brasil dengan baik, hingga kita yakin bahwa ini memang aman untuk lansia," jelasnya.

Baca juga: Penggunaan Vaksin Oxford-AstraZeneca Direkomendasikan Pakar Vaksin WHO, Ini Penjelasannya

Selain itu, Sri Rezeki mengatakan bahwa vaksin yang digunakan untuk lansia sama dengan yang diperuntukkan usia 18-59 tahun.

Hanya saja menurutnya ada perbedaan pada interval waktu penyuntikan, yakni dosis keduanya disuntikan dalam selang 28 hari.

"Sebetulnya vaksinnya sama, jadi dia terdiri dari inactivated hold viruses atau virus utuh yang dimatikan dengan ditambah acuvan," ujar Sri Rezeki, dalam acara Sapa Indonesia Pagi, Selasa (9/2/2021).

"Tetapi yang berbeda mungkin di dalam interval."

Simak videonya mulai menit ke-2.05:

Epidemiolog: Di Atas 70 Tahun Saya Tak Merekomendasi

Menanggapi hal itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyambut baik.

Hal itu mengingat para lansia memiliki risiko tinggi terapar Covid-19 dan bahkan berisiko hingga menyebabkan kematian.

Meski begitu, Dicky Budiman mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 kepada para lansia juga tidak kalah besar risikonya.

Sehingga menurutnya harus dilakukan dengan kehati-hatian.

"Namun harus diketahui bahwa ini kan sedang berproses fase ketiganya," ujar Dicky Budiman, dalam acara Sapa Indonesia Malam, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Berikut Ini Kriteria Kelompok Masyarakat yang Tak Bisa Divaksin Covid-19 Sinovac

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Tuai Sorotan Media Asing, Bakal Rugi Besar jika Sinovac Tak Ampuh

Ia lantas menyinggung sebuah jurnal terkemuka yang membahas soal vaksinasi terhadap lansia.

Menurutnya, satu dasar itu yang membuat merasa yakin bahwa vaksinasi untuk lansia aman.

Hanya saja, Dicky Budiman menyebut bahwa hasil menyakinkan dalam jurnal tersebut hanya kepada lansia usia 60 sampai 70 tahun saja.

"Kenapa saya relatif menyetujui keputusan pemerintah ini, karena sudah ada dimuat hasil uji vaksin satu dan duanya di The Lancet, jurnal terkemuka," kata Dicky Budiman.

"Dan hasilnya memang menyakinkan, tapi mohon diperhatikan bahwa ini untuk 60-70 tahun yang menyakinkannya," imbuhnya.

Maka dari itu, untuk usia di atas 70 tahun, Dicky Budiman meminta untuk kembali dipertimbangkan.

"Jadi di atas 70 tahun saya tidak merekomendasikan terlebih dahulu pada saat ini, sambil kita menunggu uji vaksin ketika yang saat ini dilaksanakan di China," jelasnya.

"Sampai usia 70 tahun ini pun, itu syaratnya lansia yang sehat. Saya setuju harus ada screaning lansia yang dalam kategori memang secara kondisi umum sehat," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)VaksinasiLansia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved