Breaking News:

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

KNKT Ungkap Komunikasi Captain Afwan dan Diego Mamahit ke ATC 1 Menit sebelum Sriwijaya Air Jatuh

KNKT mengungkap komunikasi terakhir pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Captain Afwan, dan kopilot Diego Mamahita dengan ATC.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tribunnews/Herudin
Puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berada di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, untuk dilakukan pemeriksaan, Sabtu (16/1/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil penyelidikan terhadap flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam rilis pers laporan awal penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

Diketahui KNKT sudah berhasil mengunduh dan menganalisis data dari FDR, meskipun sejauh ini cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan.

KNKT Rilis Laporan Awal Penyebab Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Rabu (10/2/2021). Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo memaparkan plan investigasi lanjutan.
KNKT Rilis Laporan Awal Penyebab Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Rabu (10/2/2021). Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo memaparkan plan investigasi lanjutan. (YouTube Kompastv)

Baca juga: Data Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Diunduh, Ini Pernyataan KNKT soal Kondisi Pesawat

Menurut Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo, komunikasi terakhir pilot Sriwijaya Air dengan Air Traffic Controller (ATC) terjadi pada pukul 14.39 WIB.

Saat itu pilot Kapten Afwan dan kopilot Diego Mamahit menjawab permintaan ATC untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki.

"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot ATC di Bandara Soekarno-Hatta," kata Nurcahyo Utomo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Setelah itu pesawat rute Jakarta-Pontianak ini jatuh pada 14.40 WIB di perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.

Dikutip dari Tribunnews.com, mulanya pesawat SJ 182 berangkat sesuai dengan jalur yang ditentukan sebelumnya, yakni kode ABASA 2D.

"Data FDR merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki," kata Nurcahyo.

Pesawat mencapai ketinggian 8.150 kaki ketika pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur atau tenaganya berkurang.

Baca juga: Suasana Haru Tabur Bunga bagi Korban Sriwijaya Air, Keluarga Ikhlas: Bukan Kesedihan, tapi Keteguhan

Sementara itu throttle sebelah kanan tetap.

Pada pukul 14.38 pilot meminta ATC agar diizinkan berbelok ke arah 075 derajat karena alasan cuaca, lalu diizinkan.

Namun perubahan itu diperkirakan membuat SJ-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu 25L dengan tujuan sama.

ATC lalu meminta pilot berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Pada 14.39 pesawat mulai berbelok ke kiri ketika berada di ketinggian 10.600 kaki dengan arah 046 derajat.

Throttle kiri kembali bergerak mundur.

ATC meminta SJ-182 naik ke ketinggian 13.000 kaki, yang menjadi komunikasi terakhir yang tercatat dengan pilot.

KNKT Peroleh Data Sriwijaya Air SJ-182 dari FDR

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil observasi terhadap flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan melalui situs resmi knkt.go.id, Senin (8/2/2021).

Diketahui FDR merupakan bagian pertama kotak hitam (black box) yang merekam data pesawat selama penerbangan.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Sriwijaya Air SJ 182 sebelum Jatuh Diungkap KNKT: Pesawat Mulai Miring ke Kiri

Menurut keterangan KNKT, data tersebut berhasil diunduh sejak awal FDR ditemukan sampai 15 Januari 2021.

"Flight data recorder (FDR) telah ditemukan dan diserahkan ke KNKT pada tanggal 12 Januari 2021," demikian keterangan pers KNKT.

Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). FDR Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI di perairan Kepulauan Seribu selanjutnya akan dibawa KNKT untuk dilakukan pemeriksaan.
Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). FDR Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI di perairan Kepulauan Seribu selanjutnya akan dibawa KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. (Tribunnews.com/Irwan Rismawan)

Terdapat 300 parameter tentang pesawat dan semuanya didapati dalam kondisi baik.

KNKT masih terus mempelajari data yang berhasil diunduh dari FDR.

Selain itu KNKT juga menerima Crash Survivable Memory Unit (CSMU).

"CSMU merupakan bagian dari kotak hitam yang paling tahan benturan, dan tahan panas hingga suhu 1.000 derajat celcius selama 1 jam."

Pengunduhan data dilakukan dengan metode khusus.

Setelah diangkat dari dasar laut, tim membersihkan unit memori dari kotoran dan sisa-sisa garam yang menempel karena terendam air laut.

Setelah berhasil diunduh, ditemukan fakta tentang Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) dan wreckage engine (rongsokan mesin).

Baca juga: Misteri 4 Menit sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, ATC Panggil Pilot 11 Kali tapi Tak Ada Jawaban

Kedua mesin pesawat masih beroperasi atau masih hidup sampai pesawat membentur air.

Hal ini dikomfirmasi KNKT dari data FDR yang ditemukan di ADS-B dan wreckage engine.

Bagian kedua kotak hitam, cockpit voice recorder (CVR) masih belum dapat ditemukan tim evakuasi gabungan.

CVR merupakan bagian yang penting pula dalam penyelidikan, mengingat benda tersebut merekam percakapan pilot di dalam kokpit.

Jika berhasil ditemukan data dari FDR dan CVR dapat dicocokkan sehingga diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat.

"CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam lainnya, yang digunakan untuk proses investigasi lebih lanjut." (TribunWow.com/Brigitta)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
KNKTCaptain AfwanKepulauan SeribuCopilot Diego MamahitSriwijaya AirPesawat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved