Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
KNKT Ungkap Komunikasi Captain Afwan dan Diego Mamahit ke ATC 1 Menit sebelum Sriwijaya Air Jatuh
KNKT mengungkap komunikasi terakhir pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Captain Afwan, dan kopilot Diego Mamahita dengan ATC.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil penyelidikan terhadap flight data recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam rilis pers laporan awal penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Diketahui KNKT sudah berhasil mengunduh dan menganalisis data dari FDR, meskipun sejauh ini cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan.

Baca juga: Data Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Diunduh, Ini Pernyataan KNKT soal Kondisi Pesawat
Menurut Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo, komunikasi terakhir pilot Sriwijaya Air dengan Air Traffic Controller (ATC) terjadi pada pukul 14.39 WIB.
Saat itu pilot Kapten Afwan dan kopilot Diego Mamahit menjawab permintaan ATC untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki.
"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot ATC di Bandara Soekarno-Hatta," kata Nurcahyo Utomo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/2/2021).
Setelah itu pesawat rute Jakarta-Pontianak ini jatuh pada 14.40 WIB di perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Dikutip dari Tribunnews.com, mulanya pesawat SJ 182 berangkat sesuai dengan jalur yang ditentukan sebelumnya, yakni kode ABASA 2D.
"Data FDR merekam sistem autopilot aktif (engage) di ketinggian 1.980 kaki," kata Nurcahyo.
Pesawat mencapai ketinggian 8.150 kaki ketika pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur atau tenaganya berkurang.
Baca juga: Suasana Haru Tabur Bunga bagi Korban Sriwijaya Air, Keluarga Ikhlas: Bukan Kesedihan, tapi Keteguhan
Sementara itu throttle sebelah kanan tetap.
Pada pukul 14.38 pilot meminta ATC agar diizinkan berbelok ke arah 075 derajat karena alasan cuaca, lalu diizinkan.
Namun perubahan itu diperkirakan membuat SJ-182 berpapasan dengan pesawat lain yang berangkat dari landas pacu 25L dengan tujuan sama.
ATC lalu meminta pilot berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.
Pada 14.39 pesawat mulai berbelok ke kiri ketika berada di ketinggian 10.600 kaki dengan arah 046 derajat.