Isu Kudeta Partai Demokrat
Disebut Masalah Internal, Sekjen Demokrat Tegaskan Fakta Keterlibatan Moeldoko: Nyata dan Serius
Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya merasa tak terima dengan respons dari pemerintah soal kudeta Partai yang disebut sebagai masalah internal.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya merasa tidak terima dengan respons dari pemerintah soal kudeta Partai Demokrat yang disebut sebagai masalah internal.
Dilansir TribunWow.com, Teuku Riefky menyebut bahwa gerakan kudeta partai Demokrat bukan lagi hanya merupakan persoalan internal saja.
Pasalnya menurutnya sudah melibatkan pihak eksternal, dalam ini adalah Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Baca juga: Sebut Ada Oknum yang Ingin Jual Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Kebetulan Ada yang Mau Beli
Baca juga: Soal Isu Moeldoko Dalangi Kudeta Demokrat, Pengamat: Kalau AHY Tak Teriak, Bulan Ini Diambilalih
Ia menegaskan bahwa nyata adanya keterlibatan Moeldoko dalam gerakan untuk merebut posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pimpinan partai.
"Menyangkut alasan pemerintah bahwa GPKPD (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat) tersebut adalah hanya permasalahan internal Partai Demokrat semata, kami memiliki pandangan yang berbeda," ujar Teuku Riefky, Sabtu (6/2/2021), dikutip dari KompasTV.
"Fakta menunjukkan bahwa yang melakukan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat bukan hanya segelintir kader dan eks kader Partai Demokrat, tetapi benar-benar melibatkan pihak eksternal, dalam hal ini paling tidak KSP Moeldoko."
Teuku Riefky bahkan menyebut Moeldoko bukan hanya sekadar mendukung GPKPD tetapi juga secara aktif dan akan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah itu.
"Jadi sangat jelas bahwa GPKPD bukan gerakan internal partai atau hanya permasalahan partai semata," tegasnya.
Dirinya lalu mengungkap langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Moeldoko dalam gerakan tersebut.
Menurutnya, andai gerakan tersebut tidak melibatkan kekuasaan dan tidak menyertakan uang, maka tidak akan menjadi masalah besar dan hanya menjadi masalah internal.
Baca juga: Sebut Demokrat Tak Perlu Kirim Surat ke Presiden, M Qodari: Menimbulkan Kesan Dalangnya Pak Jokowi
"Di samping mendengar langsung apa yang dijanjikan dan akan dilakukan oleh saudara Moeldoko jika kelak menjadi ketua umum Partai Demokrat."
"Menurut kesaksian sejumlah kader yang merasa dijebak, juga telah dibagikan dana awal sekitar 25 persen, sedangkan sisanya akan diberikan dan saudara Moeldoko telah menjadi pemimpin baru," ungkapnya.
"Semua ini membuktikan bahwa upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh pihak luar itu nyata dan serius."
"Karena uang telah digelontorkan dan saudara Moeldoko sudah aktif melakukan pertemuan-pertemuan serta telah berbicara langsung dengan sejumlah kader Demokrat, baik pusat maupun daerah," jelasnya menutup.
Simak videonya mulai menit awal:
Andi Mallarangeng Sebut Ada Oknum yang Ingin Jual Partai Demokrat
Politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menanggapi pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang membantah terlibat dalam upaya kudeta.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia di Kompas TV, Jumat (5/2/2021).
Diketahui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada upaya kudeta dari dalam dan luar yang hendak menggulingkan partainya.
Baca juga: 5 Partai Oposisi Diintervensi Istana, Pengamat Yakin Orang Sekitar Jokowi Punya Agenda di Demokrat
Ia kemudian berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengingat ada nama Moeldoko yang turut dituding menjadi dalang kudeta.
Dalam pernyataannya, Moeldoko mengakui dirinya bertemu beberapa kader Demokrat, tapi tidak ada perbincangan tentang kudeta.
Andi Mallarangeng mengakui adanya pertemuan tersebut.
"Memang ada kader aktif menelpon-nelpon orang, katanya mau dikirim bantuan untuk bencana dan sebagainya. Lalu (kader Demokrat) datang ke Jakarta," papar Andi Mallarangeng.
Ia menyebut oknum kader ini berniat mengacak-acak susunan partai karena ada ketidakpuasan.
Tidak hanya itu, rencana makar itu turut melibatkan pihak luar.
"Memang dalam setiap partai ada saja, ada yang kemungkinan tidak puas, mungkin ada yang mau jual-jual partai kepada pihak luar," papar Andi.
"Lalu kebetulan ada yang mau membeli. Kira-kira begitu," lanjut mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga ini.
Andi menyebut cara makar yang hendak dilakukan adalah mengumpulkan suara agar bisa mengadakan kongres luar biasa (KLB).
Nantinya melalui kongres tersebut kepemimpinan yang sekarang hendak digulingkan.
Baca juga: AHY Dianggap Gegabah, Marzuki Alie: Seperti Memberi Tahu Tetangga Anak Saya Berkhianat, Lucu
"Mereka ini kemudian bertemu dan merencanakan mengambil alih kepemimpinan melalui KLB," kata Andi.
Andi mengaku pihak Demokrat tidak masalah jika upaya itu dilakukan orang dalam partai.
Ia menyoroti hal ini menjadi ramai karena ada orang luar yang ingin terlibat.
"Kalau hanya orang internal partai, enggak ada masalah," jelas Andi.
"Kalau internal enggak ada masalah. Yang masalah itu 'kan ada elemen kekuasaan dari luar yang menggunakan pola-pola kekuasaan lama," lanjut dia.
Andi menambahkan, Ketua Umum Partai Demokrat terdahulu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah menjabat sebagai presiden tidak pernah mengintervensi partai politik di luar koalisinya.
"Kalau pemerintahan Pak SBY selama 10 tahun enggak ada intervensi-intervensi partai politik apapun, apalagi mau ambil alih partai lain," tandas Andi.
Lihat videonya mulai menit 9.00:
(TribunWow/Elfan/Brigitta)