Terkini Nasional
Sambil Terbahak, Natalius Pigai Akui Pernah Kritik Jokowi Gara-gara Jadi Timses Prabowo di Pilpres
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengungkap alasannya pernah mengkritik Presiden Joko Widodo tentang sikap terhadap masyarakat Papua.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai mengungkap alasannya pernah mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang sikap terhadap masyarakat Papua.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (4/2/2021).
Saat itu mantan anggota DPR RI Akbar Faizal menunjukkan rekam jejak kritik yang pernah disampaikan Natalius Pigai.

Baca juga: Riza Patria Sebut Anies Baswedan Sudah Bertemu dengan Prabowo Subianto: Ngobrol Hampir Dua Jam
Termasuk di antaranya kritik Pigai yang menyarankan Jokowi tidak perlu maju lagi sebagai calon presiden.
"Jokowi tak usah nyapres lagi. Kalau saya marah, maka wibawa Jokowi habis di Papua," kata Akbar Faizal membacakan kritik yang dimaksud.
Mulanya Pigai menjelaskan kritiknya terkait angka kemiskinan yang tidak banyak turun selama periode pertama pemerintahan Jokowi.
"Begini, tujuh juta penduduk (miskin) menanggung," ungkap Natalius Pigai.
Ia membandingkan hasil kerja Jokowi dengan presiden-presiden terdahulu, seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Jadi Jokowi khusus untuk kemiskinan, selama 5 tahun hanya menurunkan 1 digit. Gus Dur dalam 1 tahun (menurunkan angkat kemiskinan) 5 digit, dari 23 juta turun ke 18 juta," papar Pigai.
Mantan presiden lainnya juga sanggup menurunkan angka kemiskinan lebih besar daripada Jokowi, seperti pada periode pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Awalnya Bungkam, Ini Tanggapan Pertama Natalius Pigai ke Abu Janda: Cara Berpikirnya Belum Sampai
"Ibu Mega kurang lebih 2 digit, dari 18 juta ke 16 juta. SBY turun kurang lebih 6 digit selama 2 periode, dari 16 juta ke 10 juta," singgung Pigai.
"Jokowi dari 2014 sampai 2019 (menurunkan angka kemiskinan) dari 10 juta ke 9 juta, hanya 1 digit," ungkap dia.
Maka dari itu, Pigai melontarkan kritik terhadap angka kemiskinan yang tidak kunjung turun.
"Karena itu saya kritik orientasinya kurang. Kemudian 7 juta penduduk yang nganggur itu pada posisi saat itu," terang aktivis HAM ini.
Selanjutnya, Pigai memberi penjelasan atas kritik bagaimana pengaruh Jokowi terhadap masyarakat Papua.