Vaksin Covid
Tanya Jawab Seputar Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Distribusi, Keamanan, hingga Keampuhannya
Berikut sejumlah penjelasan Satgas Covid-19 tentang vaksin menjelang program vaksinasi bagi masyarakat umum.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Indonesia telah memulai vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan, pejabat publik, hingga kelompok yang rentan terpapar Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Satgas Covid-19 tengah menggodok rencana vaksinasi bagi masyarakat umum.
Tentu muncul banyak pertanyaan tentang vaksin Covid-19 tersebut.

Baca juga: Pantau Vaksinasi di Jakarta, Prof Wiku Jawab Kapan Covid-19 Berakhir: Sementara Belum Hilang
Berikut sejumlah penjelasan Satgas Covid-19 tentang vaksin, seperti yang dirangkum dari situs resmi covid19.go.id.
1. Apakah vaksin COVID-19 adalah obat?
Vaksin bukan obat.
Cara kerja vaksin adalah membentuk kekebalan spesifik, dalam hal ini penyakit Covid-19, sehingga mencegah tertular atau memperingan gejala sakit jika terpapar.
Setelah divaksin, individu harus tetap melakukan protokol kesehatan yakni menjaga jarak, menjauhi kerumunan, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta memakai masker.
2. Bagaimana skema penahapan pemberian vaksin di Indonesia?
Awalnya vaksin Covid-19 diprioritaskan untuk kelompok berisiko tinggi terpapar, seperti tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.
Selanjutnya vaksin dapat didistribusikan untuk masyarakat umum sesuai dengan ketersediaan dan izin, yaitu penerima BPJS Kesehatan serta kelompok masyarakat lainnya.
3. Apakah vaksin COVID-19 nanti juga tersedia untuk anak-anak dan lansia?
Sejauh ini vaksin yang aman untuk anak-anak masih dalam tahap perkembangan.
Sama halnya dengan kelompok masyarakat yang berusia di atas 60 tahun atau lansia, saat ini masih dilakukan uji klinis terhadap kelompok lansia dan yang memiliki penyakit penyerta.
Untuk saat ini vaksin diprioritaskan untuk orang dewasa usia 18-59 tahun.
Baca juga: Apakah Ada Perbedaan Kualitas Vaksin Covid-19 Jadi dan Curah yang Dikirim ke RI? Ini Kata Kemenkes
4. Bagaimana vaksin COVID-19 dikembangkan?
Penelitian vaksin terdiri dari tiga hal, yakni tahap praklinik, tahap klinis (fase 1-3), dan penetapan penggunaan vaksin.
5. Seberapa ampuh vaksin COVID-19 melindungi kita dari penularan?
Efektivitas vaksin bergantung pada beberapa faktor.
Di antaranya seberapa cepat disetujui, diproduksi, dikirim, dan target jumlah orang yang divaksin.
Pemerintah menargetkan minimal 60 persen penduduk Indonesia dapat divaksin secara bertahap untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
6. Bagaimana cara vaksin bekerja?
Vaksin merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri atau virus tertentu.
Sehingga jika individu terpapar virus, gejalanya tidak berat.
Vaksin juga dapat membantu seseorang agar terhindar dari Virus Corona.
Kemenkes Sebut Belum Ada Reaksi Serius dari Vaksin Covid-19 Sinovac
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyampaikan soal perkembangan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Hingga saat ini ia mengatakan belum ada reaksi serius dari vaksin Sinovac yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan oleh dr. Siti pada saat menyambut kedatangan Vaksin Sinovac tahap keempat, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (2/2/2021).
Baca juga: Penjelasan Pakar soal Orang yang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Masih Bisa Terinfeksi Virus Corona
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Siti menymapaikan hingga kemarin Senin (1/2/2021), total sudah ada 500 ribu tenaga kesehatan (nakes) yang sudah menerima suntikan vaksin Sinovac.
"Kedatangan vaksin ini merupakan berita baik bagi kita semua dan wajib kita syukuri," kata dr. Siti.
"Angka tersebut menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari tenaga kesehatan untuk mendukung program vaksinasi yang sekaligus juga menunjukkan optimisme mereka terhadap keamanan dan manfaat vaksin dalam memberikan perlindungan diri mereka dari Covid-19," papar dia.

Dokter Siti mengingatkan bahwa vaksin Sinovac lebih banyak manfaatnya dibandingkan risikonya.
Ia lalu menjelaskan berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), belum ada penerima vaksin Sinovac yang mendapat reaksi serius.
"Semua reaksi masih bersifat ringan dan tidak ada yang serius," kata dr. Siti.
"Melihat jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi dan pengalaman puluhan tahun melakukan imunisasi, maka kami optimis, satu setengah juta target tenaga kesehatan dapat tercapai paling lambat akhir Februari," lanjutnya.
Dokter Siti menjelaskan, 10 juta dosis vaksin yang diterima pada Selasa ini akan digunakan untuk program vaksinasi tahap kedua yang menyasar 17,4 juta petugas pelayanan publik.
Ia lalu menyinggung soal kekebalan komunitas yang akan terbentuk sebagai tujuan utama program vaksinasi Covid-19.
"Ketika kekebalan kelompok terhadap Covid-19 telah terbentuk," kata dr. Siti.
"Maka anggota masyarakat yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19 karena keterbatasan kondisi kesehatannya, akan dapat bisa terlindungi."
Terakhir dr. Siti mengingatkan bahwa selain vaksinasi diperlukan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
"Kami terus mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan baik yang sudah maupun yang belum divaksinasi," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)